Misi di Balik Kunjungan Mike Pompeo ke Jakarta

Jumat, 23 Oktober 2020 08:00 WIB

Mike Pompeo . REUTERS/Tom Brenne

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengkonfirmasi kunjungan kerja Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo ke Jakarta. Retno mengaku sudah melakukan pertemuan dengan Duta Besar Amerika Serikat yang baru untuk Indonesia, Sung Kim, guna membicarakan perihal kunjungan ini, yang akan dilakukan pekan depan.

“Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Pompeo) nanti akan bertemu dengan Gerakan Pemuda Anshor (organisasi nirlaba),” kata Retno, dalam sebuah jumpa pers Kamis, 22 Oktober 2020.

Menurut Retno, Amerika Serikat adalah mitra penting dan Indonesia ingin membangun kemitraan yang saling menghargai dan kokoh dengan Amerika Serikat. Hal ini sebelumnya sudah terlihat dari sikap saling kunjung pejabat antar kedua negara, termasuk dalam kondisi pandemi.

Sebelumnya pada 15 – 19 Oktober 2020, Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat.

“Saya yakin pembicaraan saya dengan Pompeo akan berjalan baik dan memperkokoh hubungan Indonesia – Amerika Serikat,” kata Retno.

Advertising
Advertising

Menlu Retno Marsudi dalam jumpa pers virtual pada Kamis, 17 September 2020. Kemenlu

Selain Indonesia, Pompeo juga dalam lawatannya 25 – 30 Oktober 2020, akan melakukan kunjungan kerja ke India, Sri Lanka dan Maldives. Dalam situs state.gov dijelaskan kunjungan Pompeo ke Indonesia untuk menegaskan visi kedua negara tentang Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Sementara itu, Suzie Sudarma, dosen studi Amerika dari Universitas Indonesia, mengatakan kunjungan Pompeo ke Indonesia bisa jadi membawa misi untuk memperlihatkan ke publik kalau Presiden Amerika Serikat Donald Trump masih anti-Cina. Sebelumnya, ASEAN dan negara-negara lain telah diminta agar tidak bergantung ke Cina.

“Trump masih teguh anti-Cina. Cina dianggap sebagai penyebab kemiskinan di Amerika Serikat. Trump membutuhkan dorongan,” kata Suzie kepada Tempo.

Menurut Suzie, kunjungan kerja Pompeo ini juga lebih karena momen pemilu. Rencananya pemilu Presiden Amerika Serikat akan dilakukan pada 3 November 2020 mendatang.

“Tidak ada yang krusial (kunjungan Pompeo). Tujuannya untuk memberi kesan konsisten anti-Cina. Pompeo memanfaatkan momen yang terbatas ini,” kata Suzie.

Hampir sama dengan Suzie, Hikmahanto Juwana, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, menilai kemungkinan besar (kunjungan Pompeo) ini terkait kekhawatiran Amerika Serikat terhadap Indonesia yang dianggap terlalu dekat dengan Cina.

Menurut Hikmahanto, (kunjungan Pompeo) itu menjadi pertanyaan di masa pandemi Covid-19 ini dan mendekatnya pelaksanaan Pemilihan Presiden Amerika Serikat. Mengapa para pejabat Amerika Serikat intens berhubungan dengan para mitranya di Indonesia.

Belakangan ini Cina sangat agresif di Laut China Selatan, bahkan dengan kekuatan ekonominya dan penemuan vaksin telah mengembangkan pengaruh di negara-negara kawasan.

Agresivitas ekonomi Cina bahkan menurut buku putih Departemen Pertahanan Amerika Serikat memungkinkan Cina meminta sejumlah negara untuk membangun pangkalan militer, termasuk Indonesia.

“Amerika Serikat tentunya berharap Indonesia berada di belakangnya. Permintaan Amerika Serikat untuk mendaratkan pesawat tempur mata- mata dapat diartikan demikian,” kata Hikmahanto dalam keterangan tertulis.

Pada bagian lain, Gracia Hilman, CEO dari G.M. Hillman & Associates, Inc dan Direktur Smartmatic di Amerika Serikat, mengatakan dalam pemilu Amerika Serikat ini semua pihak ingin memenangkannya. Bagi masyarakat Amerika Serikat, pemilu ini pun sangat penting dan mereka bisa memberikan hak suara mereka.

“Ini tanggung jawab seluruh masyarakat Amerika Serikat. Banyak emosi yang bakal terlibat dalam pemilu nanti,” kata Hilman, Kamis malam, 22 Oktober 2020.

Dia menegaskan nasib pemerintahan Trump ada di tangan masyarakat Amerika Serikat, yang punya hak memberikan suara.

Berita terkait

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

2 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

3 hari lalu

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

Pakar Hukum Universitas Andalas atau Unand memberikan tanggapan soal putusan MK dan dissenting opinion.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

3 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

8 hari lalu

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

Ketua Umum PSI yang juga putra Jokowi, Kaesang Pangarep usulkan pemilu selanjutnya dengan sistem proporsional tertutup karena marak politik uang.

Baca Selengkapnya

Menkominfo Ungkap Kesan Pertemuan Tim Cook Apple dan Prabowo

9 hari lalu

Menkominfo Ungkap Kesan Pertemuan Tim Cook Apple dan Prabowo

Budi Arie Setiadi mengatakan Tim Cook mengapresiasi hasil pemilu presiden Indonesia atas terpilihnya Prabowo.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Pelaksanaan Pemilu 2019, Pertama Kalinya Pilpres dan Pileg Serentak

11 hari lalu

Kilas Balik Pelaksanaan Pemilu 2019, Pertama Kalinya Pilpres dan Pileg Serentak

Hari ini, 17 April 2019 atau Pemilu 2019 pertama kali Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) dilakukan secara serentak.

Baca Selengkapnya

Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

18 hari lalu

Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

Sekitar 44 juta warga Korea Selatan akan memberikan suaranya dalam pemilu yang akan menentukan sisa masa kepemimpinan Presiden Yoon Suk yeol.

Baca Selengkapnya

Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

18 hari lalu

Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

Presiden Cina Xi Jinping mengatakan kepada mantan presiden Taiwan Ma Ying-jeou bahwa tidak ada yang dapat menghentikan reuni kedua sisi Selat Taiwan

Baca Selengkapnya

Oposisi Korea Selatan Diprediksi Menang dalam Pemilu Legislatif, Jadi Ganjalan untuk Presiden Yoon

18 hari lalu

Oposisi Korea Selatan Diprediksi Menang dalam Pemilu Legislatif, Jadi Ganjalan untuk Presiden Yoon

Partai oposisi utama Korea Selatan dan sekutu-sekutunya diperkirakan akan memenangkan mayoritas dalam pemilihan legislatif

Baca Selengkapnya