Tumpukan senjata di kapal penangkap ikan yang akan dikirim ke Somalia di perairan Oman, pada 26 Februari 2016. Senjata-senjata tersebut akan dikirim ke Somalia disita oleh Angkatan Laut Australia, karena melanggar embargo senjta kepada Somalia yang telah ditetapkan Dewan Keamanan PBB. REUTERS/ABIS Sarah Ebsworth/Australian Defence Force
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Iran mengabaikan peringatan Amerika untuk tidak melakukan transaksi perdagangan senjata menyusul berakhirnya embargo. Menurut Kementerian Luar Negeri Iran, tidak ada alasan untuk takut mengingat berkakhirnya embargo saja sudah menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Amerika sia-sia.
"Peringatan (Menlu Amerika) Pompeo adalah tanda bahwa dia sendiri pun ragu akan keberhasilan sanksi AS ataupun soal kemungkinan sanksi PBB diberlakukan lagi," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, Senin waktu setempat, 19 Oktober 2020.
Diberitakan sebelumnya, sanksi PBB ke Iran berupa embargo perdagangan senjata akhirnya berakhir. Dengan begitu, Iran kembali bisa melakukan jual-beli persenjataan dengan negara lain. Jika mengikuti tren-tren sebelumnya, Iran cenderung gemar membeli senjata luar negeri untuk kemudian dikembangkan ulang alias reverse engineering.
Berakhirnya embargo tersebut membuat Amerika gerah. Mereka termasuk pihak yang vokal meminta embargo diperpanjang namun gagal. Menurut mereka, dengan membiarkan Iran melakukan perdagangan senjata, maka sama saja mendukung terorisme dan merusak kestabilan di Timur Tengah.
Dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Khatibzadeh menjamin bahwa negaranya tidak akan melakukan perdagangan senjata dengan serampangan. Ia berkata, Iran akan tetap mengacu pada hukum internasional dalam melakukan jual beli senjata. Salah satu contohnya, ujar Khatibzadeh, Iran hanya akan menjual senjata kepada negara yang memerlukannya murni untuk urusan pertahanan.
Pernyataan tersebut didukung oleh Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami. Ia berkata, Iran akan selektif dalam menjual senjata untuk memastikannya tidak jatuh ke negara yang salah. Hatami tidak ingin senjata dari Iran disalahgunakan negara tetangga.
"Berbeda dari Amerika, kami tidak melakukan apapun untuk uang," ujar Hatami. Hatami menambahkan, Amerika mencetak miliaran Dollar AS tiap tahunnya dengan menjual senjata ke negara-negara Arab yang justru malah memperkeruh situasi di Timur Tengah.
Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz
2 hari lalu
Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz
Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.
5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta
6 hari lalu
5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta
Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah