TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Iran mengandalkan produksi senjata dalam negeri untuk memperkuat pertahanan dan tidak akan membeli banyak senjata dari negara lain terkait berakhirnya embargo senjata Iran oleh PPB pada Ahad, 18 Oktober 2020.
Amerika Serikat menolak keras berakhirnya masa embargo senjata ini.
“Doktrin pertahanan Iran mengandalkan rakyat dan kemampuan dalam negeri. Sistem senjata tidak konvensional, senjata pemusnah massal, dan memborong senjata dalam jumlah besar tidak ada tempat dalam doktrin pertahanan kami,” begitu pernyataan kementerian Luar Negeri Iran seperti dilansir media lokal dan dikutip Reuters pada Ahad, 18 Oktober 2020.
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi embargo senjata Iran pada 2007 dan akan berakhir pada Ahad ini seperti diatur dalam Perjanjian Nuklir Iran 2015.
Perjanjian nuklir itu didukung sejumlah negara besar seperti Rusia, Cina, Jerman, Inggris, Prancis dan AS. Belakangan AS menarik diri dari perjanjian ini dengan alasan perjanjian nuklir ini merugikan.
Ini membuat ketegangan antara Washington dan Teheran meningkat. Presiden AS, Donald Trump, juga memerintahkan sejumlah sanksi ekonomi kepada Iran termasuk larangan bertransaksi minyak menggunakan dolar.
Sumber