Armenia Tuding Turki Panas-panasi Situasi di Nagorno-Karabakh

Rabu, 14 Oktober 2020 11:29 WIB

Petugas mengecek roket BM-30 Smerch yang diduga milik pasukan Armenia dalam pertempuran di wilayah Nagorno-Karabakh di dekat Pembangkit Listrik Tenaga Air Mingachevir di kota Mingachevir, Azerbaijan 5 Oktober 2020. Konflik Azerbaijan dan Armenia saat ini telah memasuki hari ketujuh dan merupakan konflik terbesar sejak 1991, yang menewaskan sekitar 30 ribu orang. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, menuding Turki mencoba memanas-manasi situasi di Nagorno-Karabakh. Hal tersebut menyusul perdebatan antara Turki dan Armenia soal siapa yang lebih dulu memicu krisis dan siapa yang berhak atas Nagorno-Karabakh. Turki menganggap Armenia yang bertanggung jawab dan meminta mereka segera angkat kaki.

Menurut Pashinyan, pandangan Turki tersebut adalah gambaran bahwa mereka ingin memperluas pengaruhnya di Eurasia, terutama di Kaukasus Selatan yang dilalui jalur pipa gas internasional. Problemnya, kata Pashinyan, ada Nagorno-Karabakh dan etnis Armenia di sana.

"Problemnya, masih ada Armenia di Kaukasus Selatan yang bisa menjadi penghalang dalam kebijakan ekspansi mereka," ujar Pashinyan pada Selasa kemarin, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters.

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglo, membantah pernyataan Armenia. Ia berkata, Turki tidak mencoba memanas-manasi situasi di Nagono-Karabakah, malah mendukung ada gencatan senjata di sana.

Meski mendukung gencatan senjata, kata Cavusoglu, hal itu tidak mengubah pandangan Turki soal status Nagorno-Karabakh. Cavusoglu berkata, Turki masing memandang Nagorno-Karabakh sebagai bagian dari Azeribaijan, sekutunya.

"Gencatan senjata adalah langkah yang masuk akal. Namun, komunitas internasional sebaiknya membujuk Armenia untuk menarik diri dari wilayah Azerbaijan (Nagorno-Karabakh). Sayangnya, langkah itu tidak ada," ujar Cavusoglu.

Secara terpisah, Capres Amerika Joe Biden menyayangkan situasi di Nagorno-Karabakh yang tak kunjung membaik. Ia mendesak Presiden Amerika Donald Trump untuk lebih aktif mencegah pertempuran di sana. Apalagi, situasi makin panas dan mulai melibatkan negara-negara lain.

"Dibanding mendelegasikan diplomasi ke Moskow (Rusia), administrasi (Donald Trump) sebaik terlibat (upaya gencatan senjata) dalam level tertinggi," ujar Biden.

Secara hukum internasional, Nagorno-Karabakh adalah bagian dari Azerbaijan. Namun, sejak bubarnya Uni Soviet, etnis Armenia menghuni Nagorno-Karabakh, bahkan membentuk pemerintahannya sendiri di sana.

Selama bertahun-tahun, Armenia dan Azerbaijan saling serang perihal siapa yang berhak 'memiliki' Nagorno-Karabakh. Salah satu peristiwa terburuknya terjadi pada periode 1991-1994, setelah Uni Soviet bubar. Dalam pertempuran di periode itu, 30 ribu orang menjadi korban. Dalam konflik saat ini, 500 lebih orang menjadi korban.

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-armenia-azerbaijan/humanitarian-crisis-feared-as-nagorno-karabakh-ceasefire-buckles-idUSKBN26Y11R?il=0

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

2 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

3 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

3 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

3 hari lalu

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

11 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Sejarah Persia Jadi Iran, Bagaimana Syiah jadi Aliran Mayoritas di Negara Itu?

17 hari lalu

Sejarah Persia Jadi Iran, Bagaimana Syiah jadi Aliran Mayoritas di Negara Itu?

Iran dulunya merupakan bagian dari kekaisaran Persia. Lalu berganti nama. Salah satu paham aliran Syiah tumbuh paling subur di negara tersebut.

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

18 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

20 hari lalu

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?

Baca Selengkapnya

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

20 hari lalu

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional.

Baca Selengkapnya