Gencatan Nagorno-Karabakh Bubar, Palang Merah Kesulitan Amankan Korban

Rabu, 14 Oktober 2020 11:01 WIB

Seorang tentara etnis Armenia menembakkan artileri selama pertempuran dengan pasukan Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri, 29 September 2020. [Kementerian Pertahanan Armenia / via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Bubarnya kesepakatan gencatan senjata antara Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh mempersulit kerja Palang Merah di sana. Karena kedua negara masih saling memborbardir satu sama lain dengan artileri, Palang Merah tidak bisa memfasilitasi pertukaran jenazah dan tahanan yang sudah disepakati.

"Organisasi kami sudah berupaya memfasilitasi pertukaran tahanan dan jenazah, tapi situasinya memang tidak aman," ujar Direktur Regional Eurasia dari Komite Internasional Palang Merah, Martin Schuepp, dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 14 Oktober 2020.

Schuepp belum tahu bagaimana pertukaran jenazah dan tahanan akan dilakukan nantinya. Di saat bersamaan, jumlah korban akibat pertempuran di Nagorno-Karabakh terus meningkat, lebih dari 500 orang.

Per berita ini ditulis, Nagorno-Karabakh, yang dihuni Armenia, mencatatkan 532 personil militer meninggal. Sementara itu, Azerbaijan mencatatkan 42 warga tewas dan 206 luka-luka sejak 27 September lalu. Data lengkap dari semua pihak yang terlibat belum terungkap.

Angka tersebut kemungkinan akan bertambah akibat faktor eksternal, COVID-19. Dalam dua pekan terakhir, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka kasus COVID-19 di Armenia naik dua kali lipat sementara di Azerbaijan 80 persen.

"Kami sudah mengajukan penambahan anggaran US$10 juta untuk mendukung bantuan kemanusiaan (di Nagorno-Karabakh)," ujar Schuepp menambahkan.

Diberitakan sebelumnya, pertempuran di Nagorno-Karabakh dipicu saling klaim atas wilayah tersebut oleh Armenia dan Azerbaijan. Secara hukum internasional, Nagorno-Karabakh adalah bagian dari Azerbaijan. Namun, sejak bubarnya Uni Soviet, etnis Armenia menghuni Nagorno-Karabakh, bahkan membentuk pemerintahannya sendiri di sana.

Selama bertahun-tahun, Armenia dan Azerbaijan saling serang perihal Nagorno-Karabakh. Salah satu peristiwa terburuknya terjadi pada periode 1991-1994, kala Uni Soviet bubar. Dalam pertempuran di periode itu, 30 ribu orang menjadi korban.

Negara tetangga tidak ingin situasi serupa terulang, apalagi jika Turki (sekutu Azerbaijan) dan Rusia (sekutu Armenia) sampai ikut masuk ke dalam petempuran. Upaya gencatan senjata Sabtu lalu di Moskow, yang melibatkan Rusia, Prancis, dan Amerika, bertujuan untuk mencegah eskalasi namun malah gagal usai disepakati.

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-armenia-azerbaijan/humanitarian-crisis-feared-as-nagorno-karabakh-ceasefire-buckles-idUSKBN26Y11R?il=0




Berita terkait

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

1 hari lalu

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

Banjir bandang ini telah berdampak pada negara tetangga Kenya yakni Burundi dan Tanzania

Baca Selengkapnya

Sejarah Persia Jadi Iran, Bagaimana Syiah jadi Aliran Mayoritas di Negara Itu?

14 hari lalu

Sejarah Persia Jadi Iran, Bagaimana Syiah jadi Aliran Mayoritas di Negara Itu?

Iran dulunya merupakan bagian dari kekaisaran Persia. Lalu berganti nama. Salah satu paham aliran Syiah tumbuh paling subur di negara tersebut.

Baca Selengkapnya

Traveling ke Eropa Tak Melulu Prancis dan Italia, Ada Armenia yang Menarik Dikunjungi

32 hari lalu

Traveling ke Eropa Tak Melulu Prancis dan Italia, Ada Armenia yang Menarik Dikunjungi

Beberapa blogger perjalanan yang mengunjungi Armenia mengaku selalu ingin kembali mengunjungi negara tersebut

Baca Selengkapnya

Mbak Cicha Ditunjuk Sebagai Ketua Dewan Kehormatan PMI Kabupaten Kediri

34 hari lalu

Mbak Cicha Ditunjuk Sebagai Ketua Dewan Kehormatan PMI Kabupaten Kediri

Eriani Annisa Hanindhito atau Mbak Cicha ditunjuk sebagai Ketua Dewan Kehormatan PMI Kabupaten Kediri Periode 2024-2029

Baca Selengkapnya

Sekjen Palang Merah: Risiko Kelaparan Meningkat Setiap Hari di Gaza

28 Februari 2024

Sekjen Palang Merah: Risiko Kelaparan Meningkat Setiap Hari di Gaza

Sekretaris Jenderal Palang Merah mengatakan sekitar 80 persen penduduk Gaza mengalami kondisi kerawanan pangan akut.

Baca Selengkapnya

Profil Ilias Alhaft, Penyerang FC Noah yang Bersedia Memperkuat Timnas Indonesia

18 Februari 2024

Profil Ilias Alhaft, Penyerang FC Noah yang Bersedia Memperkuat Timnas Indonesia

Ilias Alhaft bisa menjadi salah satu pilihan bagi Shin Tae-yong untuk memperkuat penyerangan.

Baca Selengkapnya

PMI Kirim Bantuan Kemanusiaan untuk Pengungsi Palestina di Gaza dan Mesir

8 Februari 2024

PMI Kirim Bantuan Kemanusiaan untuk Pengungsi Palestina di Gaza dan Mesir

Palang Merah Indonesia (PMI) mempersiapkan penyaluran dan pengiriman bantuan kemanusiaan kepada pengungsi Palestina di Gaza dan El Arish, Mesir

Baca Selengkapnya

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev Terpilih Kembali, Lima Kali Berturut-berturut

8 Februari 2024

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev Terpilih Kembali, Lima Kali Berturut-berturut

Penghitungan menunjukkan bahwa Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev memenangkan pemilu dengan 92 persen suara

Baca Selengkapnya

Hamas Minta Penjelasan Dugaan Pencurian Organ pada Jasad Warga Palestina

29 Desember 2023

Hamas Minta Penjelasan Dugaan Pencurian Organ pada Jasad Warga Palestina

Perwakilan Hamas di Lebanon mendesak Komite Palang Merah Internasional memberikan penjelasan soal organ tubuh jasad warga Palestina yang diduga dicuri oleh Israel.

Baca Selengkapnya

Buka Puasa Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

9 Desember 2023

Buka Puasa Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Permohonan buka puasa sebagai warisan budaya tak benda UNESCO dilakukan negara Iran, Azerbaijan dan Uzbekistan

Baca Selengkapnya