Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Situasi Nagorno-Karabakh Belum Mereda, Gencatan Senjata Dipertanyakan

image-gnews
Seorang tentara etnis Armenia menembakkan artileri selama pertempuran dengan pasukan Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri, 29 September 2020. [Kementerian Pertahanan Armenia / via REUTERS]
Seorang tentara etnis Armenia menembakkan artileri selama pertempuran dengan pasukan Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri, 29 September 2020. [Kementerian Pertahanan Armenia / via REUTERS]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kesepakatan gencatan senjata gagal terwujud di Nagorno-Karabakh. Tak lama setelah gencatan senjata disepakati di Moscow pada Sabtu pekan lalu, Armenia dan Azerbaijan kembali bertempur dan saling tuding perihal siapa yang memprovokasi lebih dulu.

Situasi tersebut menimbulkan kekhawatiran dari negara-negara tetangga dan organisasi internasional. Mereka khawatir gencatan senjata akan sulit terwujud jika situasi di Nagorno-Karabakh tak kunjung terkendali. Apalagi, baik Armenia dan Azerbaijan sama-sama sudah mengerahkan militernya. 

"Ada kekhawatiran di Uni Eropa soal peningkatan aktivitas militer (di Nagorno-Karabakh), termasuk warga yang dijadikan target serangan atau menjadi korban," ujar Kepala Diplomatik Uni Eropa, Josep Borell, dikutip dari Channel News Asia, Senin, 12 Oktober 2020.

Borell mendesak baik Armenia maupun Azerbaijan untuk sama-sama menjunjung hasil kesepakatan gencatan senjata. Apalagi, kesepakatan gencatan senjata itu akan menjadi fondasi untuk menciptakan perdamaian di Nagorno-Karabakh.

Desakan serupa datang dari Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov yang memediasi gencatan senjata Armenia dan Azerbaija. Ia meminta kedua negara untuk menghormati hasil keputusan dan patuh terhadap tata cara yang telah ditetapkan.

Per berita ini ditulis, jumlah korban pertempuran di Nagorno Karabakh sudah mencapai ratusan. Angka terbaru, dari kedua pihak, 450 orang meninggal dan ribuan kabur.

Dari pihak Azerbaijan, mereka mengklaim Armenia lebih dulu menyerang. Mereka bahkan mengatakan bahwa sepanjang malam kemarin, Armenia memborbardir kota Ganja yang mengakibatkan 9 orang meninggal dan 33 luka-luka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemerintah di Nagorno-Karabakh dan Armenia jelas membantah tuduhan Azerbaijan. Mereka menyebut klaim Azerbaijan sebagai kebohongan dan balik menyebut Azerbaijan lah yang lebih dulu memborbardir Armenia dengan kendaraang perang serta misil.

"Serangan semalam adalah penghinaan terhadap kesepakatan di Moskow," ujar jubir Pemerintah Nagorno-Karabakh, Vahram Poghosyan yang menginginkan Nagorno-Karabakh merdeka.

Menteri Luar Negeri Armenia, Zohrab Mnatsakanyan, dikabarkan akan berkunjung ke Moskow hari ini untuk membahas situasi di Nagorno-Karabakh. Di saat bersama, Presiden Rusia, Vladimir Putin, memperingatkan sekutu kedua negara untuk tidak memperkeruh keadaan. Hal ini menyusul berangkatnya kombatan pro-Turki dari Suriah dan Libya ke Azerbaijan.

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

https://www.channelnewsasia.com/news/world/heavy-shelling-and-civilian-casualties-dash-hopes-for-karabakh-ceasefire-13254968

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


UNICEF Minta Gencatan Senjata di Gaza Bukan Simbolik

2 menit lalu

Warga Palestina berkumpul untuk menerima makanan gratis saat penduduk Gaza menghadapi krisis kelaparan, selama bulan suci Ramadhan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jabalia di Jalur Gaza utara 19 Maret 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
UNICEF Minta Gencatan Senjata di Gaza Bukan Simbolik

UNICEF memperingatkan gencatan senjata di Jalur Gaza harus bersifat substantif, bukan simbolik dan harus bisa mengakhiri bencana kemanusiaan


Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

6 jam lalu

Duta Besar RI untuk Federasi Rusia, Jose Tavares. ANTARA/HO-KBRI Moskow.
Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia


Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

8 jam lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."


Ragam Respons Atas Resolusi DK PBB Agar Gencatan Senjata di Gaza Selama Ramadan

18 jam lalu

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) akhirnya menyetujui resolusi gencatan senjata segera antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas.
Ragam Respons Atas Resolusi DK PBB Agar Gencatan Senjata di Gaza Selama Ramadan

Resolusi DK PBB ini disahkan dengan skor 14-0 usai Amerika Serikat abstain, tidak menggunakan hak vetonya.


Bos Mata-mata Rusia Datangi Korea Utara, Bahas Apa?

20 jam lalu

Kim Jong Un bersalaman dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov di Pyongyang, Korea Utara, 19 Oktober 2023. Kemenlu Rusia/Handout via REUTERS
Bos Mata-mata Rusia Datangi Korea Utara, Bahas Apa?

Kepala Intelijen Rusia mendatangi Korea Utara untuk membahas berbagai hal.


4 Rumah di Rafah Dibom Israel

23 jam lalu

Warga Palestina memeriksa  lokasi serangan Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 27 Maret 2024. REUTERS/Ahmed Zakot
4 Rumah di Rafah Dibom Israel

Warga Gaza di Rafah mulai waswas ancaman Benjamin Netanyahu soal serangan darat di Rafah akan segera dilakukan.


Putin Tak Serang Anggota NATO, Tapi Ancam Tembak Jet F-16

1 hari lalu

F-16 Fighting Falcon yang ditugaskan di Sayap Tempur ke-8 mengalami 'darurat dalam penerbangan', jatuh di Laut Kuning [File: Ints Kalnins/Reuters]
Putin Tak Serang Anggota NATO, Tapi Ancam Tembak Jet F-16

Putin mengatakan pesawat F-16 mampu mengangkut senjata nuklir. Ia menyatakan tak akan menyerang anggota NATO, tapi tembak jatuh F-16.


Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

1 hari lalu

Petugas pemadam kebakaran Rusia memadamkan api di tempat konser Balai Kota Crocus menyusul penembakan di Krasnogorsk, di luar Moskow, Rusia, 22 Maret 2024. Sekelompok hingga lima pria bersenjata menyerang Balai Kota Crocus di wilayah Moskow, kata layanan darurat Rusia . Setidaknya 40 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka dalam serangan teroris itu, kata badan intelijen Rusia, FSB. EPA-EFE/VASILY PRUDNIKOV
Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.


Alasan Amerika Serikat Abstain yang Berujung Jatuhnya Resolusi DK PBB di Jalur Gaza

1 hari lalu

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bertemu setelah Rusia mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur sebagai entitas independen, di New York City, AS 21 Februari 2022. REUTERS/Carlo Allegri
Alasan Amerika Serikat Abstain yang Berujung Jatuhnya Resolusi DK PBB di Jalur Gaza

Amerika Serikat baru pertama kali memilih abstain yang membuat resolusi DK PBB gencatan senjata di Gaza terwujud. Apa yang membuat AS abstain?


Iran Bebaskan Semua Awak Kapal Tanker Minyak asal Filipina yang Disita di Teluk Oman

1 hari lalu

Teluk Oman telah melihat serangan drone lapis baja sebelumnya - pada tahun 2021 serangan Iran yang diduga menghantam kapal tanker Mercer Street. REUTERS
Iran Bebaskan Semua Awak Kapal Tanker Minyak asal Filipina yang Disita di Teluk Oman

Filipina mengatakan pada Rabu 27 Maret 2024 bahwa Iran telah membebaskan 18 awak kapal tanker minyak warga Filipina yang disita di Teluk Oman