Penduduk setempat berlindung di ruang istirahat selama pertempuran memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri di kota Terter, Azerbaijan 30 September 2020. Nagorno-Karabakh mengatakan 51 prajuritnya telah tewas, meningkatkan total kerugiannya menjadi 198. REUTERS/Aziz Karimov
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, menyatakan bahwa dirinya sudah siap untuk melanjutkan negosiasi perihal situasi di Nagorno-Karabakh. Namun, ia menyatakan bahwa dirinya tidak akan memberikan kelonggaran terhadap Armenia perihal status Nagorno-Karabakh sebagai bagian dari Azerbaijan.
Berdasarkan hukum internasional, Nagorno-Karabkah adalah bagian dari Azerbaijan yang kemudian memisahkan diri ketika Uni Soviet runtuh. Sekarang, Nagorno-Karabkah dihuni oleh etnis Armenia, bahkan memiliki pemerintahannya sendiri.
"Mari kita tunjukkan pada pembicaraan di Moskow bahwa Nagorno-Karabakh adalah bagian kami dan kami tidak akan memberikan kelonggaran sedikitpun," ujar Aliyev, dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 9 Oktober 2020.
Aliyev melanjutkan, tidak ada satupun negara yang akan mampu mengubah pendirian Azerbaijan soal status Nagorno-Karabakh. Dan, kata ia, tidak akan ada negosiasi apapun jika Armenia bersikeras menyatakan Nagorno-Karabakh bagian mereka.
Per berita ini ditulis, pertempuran di Nagorno-Karabakh telas menewaskan lebih dari 400 orang. Adapun pertempuran di sana belum menunjukkan tanda-tanda mereda meski sejumlah negosiasi atau langkah untuk melakukan gencatan senjata sudah dilakukan.
Pertemuan di Moskow yang akan berlangsung pada hari Sabtu ini pun merupakan kelanjutan dari pembicaraan soal gencatan senjata dengan Amerika, Rusia, dan Prancis di Jenewa. Masing-masing negara, Armenia dan Azerbaijan, akan diwakili oleh menteri luar negerinya.