Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jelang Mediasi, Pertempuran Baru di Nagorno-Karabakh Malah Terjadi

image-gnews
Sisa-sisa roket pertempuran Armenia dan Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh di Stepanakert 5 Oktober 2020. Pertempuran sengit berlangsung terus berlangsung di semua front antara Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh. David Ghahramanyan/NKR InfoCenter/PAN Photo/Handout via REUTERS
Sisa-sisa roket pertempuran Armenia dan Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh di Stepanakert 5 Oktober 2020. Pertempuran sengit berlangsung terus berlangsung di semua front antara Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh. David Ghahramanyan/NKR InfoCenter/PAN Photo/Handout via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta – Azerbaijan dan etnis Armenia melakukan pertempuran baru. Hal itu berlangsung sebelum pembicaraan dengan Amerika Serikat, Prancis, dan Rusia soal bagaimana mengamankan gencatan senjata dan mencegah perang yang lebih luas di Nagorno-Karabakh, Kaukasus Selatan

Dilansir dari Reuters, Menteri Luar Negeri Azerbaijan, Jeyhun Bayramov, diagendakan akan tetap bertemu dengan utusan AS, Rusia, dan Prancis di Jenewa, Swiss, pada hari ini, 8 Oktober 2020. Selanjutnya, Menteri Luar Negeri Armenia, Zohrab Mnatsakanyan, diharapkan untuk bertemu dengan pejabat dari tiga negara di Rusia pada hari Senin, 10 Oktober 2020.

“Posisi Amerika Serikat sudah jelas dan tidak berubah, kedua belah pihak harus segera menghentikan permusuhan dan bekerja dengan OSCE untuk kembali ke negosiasi substantif secepat mungkin, “kata juru bicara AS, di Jenewa, Swiss. 

Pembicaraan itu menandai dimulainya upaya bersama oleh tiga negara untuk menghentikan pertempuran yang berkobar sejak 27 September 2020 lalu, dan meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan jaringan pipa di Azerbaijan. Pipa itu membawa gas alam dan minyak ke Eropa.

Amerika Serikat, Prancis, dan Rusia adalah Ketua Bersama Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Grup Minsk Eropa (OSCE). Mereka telah memimpin mediasi dalam konflik atas daerah pegunungan Nagorno-Karabakh yang sudah berlangsung puluhan tahun. 

Ada kekhawatiran dari OSCE bahwa jika gencatan senjata tak kunjung tercapai, eskalasi akan terjadi dengan melibatkan sekutu Armenida dan Azerbaijan. Hal tersebut menyusul sikap Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang mendesak etnis Armenia untuk keluar dari Nagornono-Karabakh. Turki diketahui memiliki kesepakatan militer dengan Azerbaijan.

Di bawah hukum internasional, Nagorno-Karabakh adalah milik Azerbaijan. Namun, di kenyataan, wilayah itu dihuni dan diperintah oleh etnis Armenia, yang memisahkan diri dalam perang 1991-1994 silam di mana menewaskan sekitar 30.000 orang.

Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, telah mendesak Armenia untuk segera menentukan kapan mereka akan menarik diri dari Nagorno-Karabakah dan wilayah Azeri lainnya. Selain itu, Aliyev juga berkeinginan Turki dilibatkan dalam negosiasi gencatatan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kehadiran Bayramov di Jenewa untuk menunjukkan siapa yang mau bernegosiasi," ujar Aliyev, dikutip dari kantor berita Reuters.

Menanggapi pernyataan Aliyev, PM Armenia Nikol Pashinyan mengatakan bahwa pihaknya tidak akan menarik diri dari Nagorno-Karabakh. Namun, ia mendukung penyelesaian isu di sana tanpa jalur kekerasan. 

Per berita ini ditulis, otoritas Azerbaijan mengatakan 30 warga sipil telah tewas dan 143 luka-luka, sejak 27 September 2020 lalu. Namun, mereka belum mengungkapkan informasi tentang korban militer.

Sementara itu, Nagorno-Karabakh mengatakan pusat administrasi utamanya, Stepanakert, telah dibom dan menewaskan 30 prajurit. Hal tersebut menjadikan jumlah korban tewas militernya 350. Dikatakan juga ada 19 warga sipil yang tewas.

Menyusul laporan pertempuran terbaru, Armenia mengatakan telah memberhentikan Kepala Badan Keamanan Nasionalnya dengan Keputusan Presiden. Tidak ada alasan dalam keputusan itu. Selain itu, Nagorno-Karabakh juga membantah akan ada gencatan senjata menjelang mediasi dengan OSCE.

FARID NURHAKIM | REUTERS

Sumber: https://www.reuters.com/article/us-armenia-azerbaijan/azeris-and-ethnic-armenians-fight-new-clashes-before-geneva-talks-idUSKBN26T16H?il=0

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

18 jam lalu

Pesawat Sukhoi SU-57 dilengkapi dengan kemampuan multi-misi, otomatisasi, dan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan kemampuan Angkatan Udara Rusia secara dramatis. Karena peningkatan aerodinamis, Sukhoi Su-57 dapat melakukan perjalanan hingga Mach 2 tanpa afterburner yang memiliki jangkauan hingga 3.500 kilometer dengan kecepatan subsonik. Foto : Twitter
Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.


Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

19 jam lalu

Spyware pegasus. Amnesty.org
Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.


Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

20 jam lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin mengecek persenjataan saat mengunjungi pusat pelatihan Distrik Militer Barat untuk pasukan cadangan yang dimobilisasi, di Wilayah Ryazan, Rusia 20 Oktober 2022. Dihadapkan dengan serangkaian kekalahan dalam perang, Putin bulan lalu mendeklarasikan
Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.


Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

1 hari lalu

Rusia Balas Sanksi Amerika Serikat dan Uni Eropa
Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.


Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

1 hari lalu

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan berbicara kepada anggota Dewan Keamanan dalam pertemuan untuk mengatasi situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 18 April 2024. REUTERS /Eduardo Muno
Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.


Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

1 hari lalu

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Timur Ivanov memberikan penjelasan kepada Presiden Vladimir Putin, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Patriark Kirill, kepala Gereja Ortodoks Rusia, (tidak terlihat dalam gambar) yang memeriksa model Katedral Utama Angkatan Bersenjata Rusia di  jalannya pembangunannya di dekat Moskow, Rusia, 19 September 2018. Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS
Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Timur Ivanov masuk dalam daftar Majalah Forbes sebagai salah satu orang terkaya di struktur keamanan Rusia.


Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

1 hari lalu

Veronika Novoseltseva charg d'affaires (kiri) dan Maxim Lukyanov (kanan) atase pertahanan di Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia dalam acara jumpa pers di Jakarta Selatan pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

Moskow siap kerja sama dengan pemerintah baru Indonesia yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu, 24 April 2024


Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

1 hari lalu

Mantan Presiden Bill Clinton menyeka air mata tawa saat ia berbicara pada mantan Presiden Rusia Boris Yeltsin di New York, 23 Oktober 1995. [REUTERS / Rick Wilking]
Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

Presiden Boris Yeltsin meninggal di usia 76 tahun tepat pada 23 April 2007 lalu. Jasanya sebagai presiden pertama Russia dikenang oleh rakyatnya.


Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

1 hari lalu

Aktris Jun Ji Hyun. (Soompi)
Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

3 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.