Militan Suriah Mengaku Dikontrak untuk Bertempur di Nagorno-Karabakh

Sabtu, 3 Oktober 2020 08:00 WIB

Seorang tentara etnis Armenia menembakkan artileri selama pertempuran dengan pasukan Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri, 29 September 2020. [Kementerian Pertahanan Armenia / via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Militan Suriah diduga direkrut sebagai tentara bayaran dalam konflik Nagorno-Karabakh antara Azerbaijan dan Armenia, menurut sumber CNN.

Seorang warga Suriah mengaku telah mendaftar untuk melakukan perjalanan dari Suriah utara ke Azerbaijan.

Pria itu, yang menolak memberikan nama aslinya, mengatakan dia tinggal di daerah Afrin di Suriah utara tetapi berasal dari Damaskus, menurut laporan CNN, 2 Oktober 2020.

Dia mengatakan bahwa dia adalah anggota faksi pemberontak Tentara Nasional Suriah, yang didukung oleh Turki. Pemimpinnya telah meminta mereka yang siap pergi ke Azerbaijan untuk mendaftar. "Saya secara sukarela melakukan itu dan 90% unit saya mendaftar. Mereka memberi tahu kami bahwa mereka akan memberi kami US$ 1.500 (Rp 22 juta) sebulan," katanya kepada CNN.

"Kontrak kami selama tiga bulan, dan setiap bulan kami akan dibayar oleh komandan unit," katanya, seraya menambahkan bahwa dia tidak tahu siapa yang mendanai operasi tersebut.

Advertising
Advertising

Sisa-sisa cangkang roket terlihat di dekat kuburan di kota Ivanyan (Khojaly) di wilayah memisahkan diri Nagorno-Karabakh 1 Oktober. [Vahram Baghdasaryan / Photolure via REUTERS]

Militan mengatakan relawan berkumpul di daerah Hawar Kilis dekat perbatasan Suriah-Turki menunggu transportasi. Penyeberangan dikendalikan oleh faksi Tentara Nasional Suriah.

Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan tuduhan itu tidak berdasar setelah ditanya tentang dugaan Turki memfasilitasi perjalanan militan itu.

Kementerian Luar Negeri Azerbaijan juga membantah militan Suriah berada di tanah Azeri. Mereka mengatakan impor militan dari Suriah ke Azerbaijan sebagai fitnah yang dibuat oleh Armenia.

Salah satu militan yang dihubungi, ayah tiga anak, mengatakan keluarganya hidup di bawah garis kemiskinan. Dia siap pergi ke Azerbaijan demi uang.

Pada awalnya, pria itu mengira para sukarelawan akan terlibat dalam tugas jaga tetapi setelah gelombang pertama militan pergi ke Azerbaijan, mereka akhirnya mengetahui kalau mereka bertempur seperti di Libya atau Suriah.

"Kami mengetahui ini perang dan bukan bekerja untuk perusahaan keamanan," katanya.

Pria itu mengatakan dia telah mendengar bahwa sekitar 1.000 militan atau lebih telah mendaftar. Pria yang dulunya tukang kayu ini mengatakan ingin hidup kembali normal dan hanya pergi ke Azerbaijan demi uang.

"Saya berharap perang akan berhenti di Azerbaijan dan Armenia tetapi satu-satunya pekerjaan adalah pekerjaan keamanan dan dengan cara itu saya masih dapat menyediakan makanan dan kehidupan untuk anak-anak saya," katanya.

Kementerian luar negeri Armenia mengatakan pada Jumat bahwa pihaknya siap untuk terlibat dengan Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) untuk mendirikan kembali gencatan senjata di Nagorno-Karabakh, tempat pertempuran berkecamuk sejak Minggu, menurut laporan Reuters.

Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat, ketua bersama Grup Minsk OSCE, yang dibentuk pada 1992 untuk menengahi konflik antara Azerbaijan dan etnis Armenia di daerah kantong pegunungan di Kaukasus Selatan, menyerukan gencatan senjata segera pada Kamis. Tetapi Turki mengatakan tiga kekuatan besar itu seharusnya tidak memiliki peran dalam gerakan perdamaian.

Awal tahun ini CNN melaporkan puluhan pemberontak Suriah telah direkrut oleh kontraktor militer Turki untuk berperang atas nama pemerintah transisi di Libya.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada bulan Februari bahwa anggota militan Suriah telah pergi ke Libya untuk mendukung pemerintah.

Sumber:

https://edition.cnn.com/2020/10/01/middleeast/azerbaijan-armenia-syrian-rebels-intl/index.html

https://uk.reuters.com/article/uk-armenia-azerbaijan-ceasefire/armenia-says-ready-to-engage-with-osce-to-re-establish-nagorno-karabakh-ceasefire-idUKKBN26N10V

Berita terkait

Sejarah Persia Jadi Iran, Bagaimana Syiah jadi Aliran Mayoritas di Negara Itu?

13 hari lalu

Sejarah Persia Jadi Iran, Bagaimana Syiah jadi Aliran Mayoritas di Negara Itu?

Iran dulunya merupakan bagian dari kekaisaran Persia. Lalu berganti nama. Salah satu paham aliran Syiah tumbuh paling subur di negara tersebut.

Baca Selengkapnya

Traveling ke Eropa Tak Melulu Prancis dan Italia, Ada Armenia yang Menarik Dikunjungi

31 hari lalu

Traveling ke Eropa Tak Melulu Prancis dan Italia, Ada Armenia yang Menarik Dikunjungi

Beberapa blogger perjalanan yang mengunjungi Armenia mengaku selalu ingin kembali mengunjungi negara tersebut

Baca Selengkapnya

Profil Ilias Alhaft, Penyerang FC Noah yang Bersedia Memperkuat Timnas Indonesia

18 Februari 2024

Profil Ilias Alhaft, Penyerang FC Noah yang Bersedia Memperkuat Timnas Indonesia

Ilias Alhaft bisa menjadi salah satu pilihan bagi Shin Tae-yong untuk memperkuat penyerangan.

Baca Selengkapnya

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev Terpilih Kembali, Lima Kali Berturut-berturut

8 Februari 2024

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev Terpilih Kembali, Lima Kali Berturut-berturut

Penghitungan menunjukkan bahwa Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev memenangkan pemilu dengan 92 persen suara

Baca Selengkapnya

Buka Puasa Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

9 Desember 2023

Buka Puasa Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Permohonan buka puasa sebagai warisan budaya tak benda UNESCO dilakukan negara Iran, Azerbaijan dan Uzbekistan

Baca Selengkapnya

Kualifikasi Euro 2024: Borong 4 Gol Saat Belgia Kalahkan Azerbaijan 5-0, Romelu Lukaku Cetak Rekor

20 November 2023

Kualifikasi Euro 2024: Borong 4 Gol Saat Belgia Kalahkan Azerbaijan 5-0, Romelu Lukaku Cetak Rekor

Romelu Lukaku telah mencetak 14 gol dalam delapan pertandingan kualifikasi Euro 2024.

Baca Selengkapnya

Wisatawan Indonesia Bisa Traveling ke Empat Negara Eropa Ini Tanpa Visa

3 November 2023

Wisatawan Indonesia Bisa Traveling ke Empat Negara Eropa Ini Tanpa Visa

Beberapa negara Eropa ini membebaskan visa untuk wisatawan Indonesia, beserta wisata yang menarik dari negara tersebut

Baca Selengkapnya

PM Armenia Berharap Bisa Berdamai dengan Azerbaijan

26 Oktober 2023

PM Armenia Berharap Bisa Berdamai dengan Azerbaijan

Setelah eksodus massal etnis Armenia dari Nagorno-Karabakh, Armenia dan Azerbaijan mendeklarasikan keinginan untuk menandatangani pakta perdamaian.

Baca Selengkapnya

Pusat Retret Kesehatan di Azerbaijan Ini Berada di 350 Meter di Bawah Tanah

20 Oktober 2023

Pusat Retret Kesehatan di Azerbaijan Ini Berada di 350 Meter di Bawah Tanah

Situs bekas tambang garam Soviet yang kini masuk wilayah Azerbaijan hanya berfungsi sebagai sanatorium untuk pengobatan berbagai penyakit pernapasan

Baca Selengkapnya

Ilham Aliyev Kibarkan Bendera Azerbaijan di Bekas Wilayah Nagorno-Karabakh

16 Oktober 2023

Ilham Aliyev Kibarkan Bendera Azerbaijan di Bekas Wilayah Nagorno-Karabakh

Wilayah Nagorno-Karabakh yang pernah memisahkan diri direbut kembali oleh Azerbaijan setelah operasi militer kilat bulan lalu.

Baca Selengkapnya