Kremlin Tuduh Alexei Navalny Bekerja Sama dengan CIA

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Jumat, 2 Oktober 2020 05:31 WIB

Alexei Navalny terlihat menuruni anak tangga. DW

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Rusia menuduh politikus oposisi Alexei Navalny bekerja sama dengan lembaga intelijen Amerika Serikat, CIA.

Pernyataan ini muncul setelah Navalny mengatakan dia meyakini Presiden Vladimir Putin adalah orang di belakang serangan racun, yang sempat membuatnya koma dan menjalani perawatan medis di Jerman.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan tuduhan Navalny itu sebagai tidak bisa diterima, tidak berdasar dan menghina.

“Bukan pasien yang bekerja sama dengan lembaga intelijen Barat. Tapi, intelijen Barat yang bekerja sama dengannya,” kata Peskov seperti dilansir Reuters pada Kamis, 1 Oktober 2020.

Peskov mengatakan,”Itu adalah penjelasan yang lebih akurat. Ada informasi. Saya bahkan bisa mengatakan dengan pasti ada spesialis dari CIA yang sedang bekerja sama dengannya.”

Advertising
Advertising

Menanggapi ini, Navalny mencuit di akun Twitternya dan mengatakan,”Pertama, saya akan menuntut Peskov.”

Dia menambahkan,”Kedua, saya menuntut publikasi atas bukti dan fakta yang menunjukkan kerja saya dengan spesialis CIA. Tunjukkan itu di acara televisi pada jam siaran utama. Saya izinkan Anda.”

Alexei Navalny mengalami sakit mendadak pada Agustus dalam penerbangan dari Siberia menuju Moskow. Dokter di rumah sakit Rusia mengatakan tidak menemukan bukti bahwa dia terkena serangan racun.

Namun, dokter di rumah sakit Jerman dan dua laboratorium lainnya di Eropa menyatakan Alexei Navalny terkena racun Novichok, yang membuatnya sempat menjalani perawatan intensif. Saat ini, Navalny sudah mulai pulih dan bisa berjalan serta berkomunikasi.

Sumber

https://www.reuters.com/article/us-russia-politics-navalny/kremlin-says-navalny-works-with-cia-after-he-accuses-putin-of-poisoning-idUSKBN26M4JB?il=0

Berita terkait

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

5 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

8 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya

Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

8 hari lalu

Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Timur Ivanov masuk dalam daftar Majalah Forbes sebagai salah satu orang terkaya di struktur keamanan Rusia.

Baca Selengkapnya

Putin Buka Suara Soal Serangan Israel, Iran Sebut Terpaksa

14 hari lalu

Putin Buka Suara Soal Serangan Israel, Iran Sebut Terpaksa

Putin menelepon Ebrahim Raisi untuk membahas serangan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan di Kairo pada Hari Ini

26 hari lalu

Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan di Kairo pada Hari Ini

Negosiasi gencatan senjata di Gaza, setelah sekitar setengah tahun pertempuran antara tentara Israel dan Hamas, akan berlangsung hari ini di Kairo

Baca Selengkapnya

Intelijen Militer Rusia Disebut Terkait 'Sindrom Havana', Penyakit Apakah itu?

31 hari lalu

Intelijen Militer Rusia Disebut Terkait 'Sindrom Havana', Penyakit Apakah itu?

Laporan Insider menyebutkan anggota unit intelijen militer Rusia (GRU) kemungkinan terlibat dalam penyebaran Sindrom Havana.

Baca Selengkapnya

Putin Tak Serang Anggota NATO, Tapi Ancam Tembak Jet F-16

35 hari lalu

Putin Tak Serang Anggota NATO, Tapi Ancam Tembak Jet F-16

Putin mengatakan pesawat F-16 mampu mengangkut senjata nuklir. Ia menyatakan tak akan menyerang anggota NATO, tapi tembak jatuh F-16.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

37 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

37 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Putin Sebut Kelompok Islam Radikal di Balik Serangan Moskow

38 hari lalu

Putin Sebut Kelompok Islam Radikal di Balik Serangan Moskow

Putin menyatakan penembakan massal di Moskow dilakukan oleh kelompok Islam radikal, namun tetap ada hubungannya dengan Ukraina.

Baca Selengkapnya