Intelijen Amerika Peringatkan Ancaman Ekstrimis Domestik di Pilpres 2020

Rabu, 30 September 2020 07:25 WIB

Para pemilih mengantre untuk memberikan suara dalam pemungutan suara awal (early voting) secara langsung untuk pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) di Fairfax, Negara Bagian Virginia, AS, Jumat, 18 September 2020. Pemungutan suara awal secara langsung untuk pilpres AS tersebut dimulai pada Jumat di Virginia. (Xinhua/Liu Jie)

TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat intelijen Amerika Serikat mengeluarkan peringatan tentang ekstrimis domestik yang mengancam pemilihan presiden 3 November mendatang.

Ancaman ekstrimis dalam negeri ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan politik, kerusuhan sipil dan kampanye disinformasi asing.

Peringatan yang dikeluarkan FBI dan Kementerian Keamanan Dalam Negeri Amerika ini baru disebarkan di internal mereka. Namun kantor keamanan dalam negeri di New Jersey telah mengambil langkah tidak biasa dengan mengumumkan tentang ancaman itu dalam laporan singkatnya di situs resmi kantor itu pekan lalu.

"Ada ramuan penyihir yang sungguh belum pernah terjadi dalam sejarah Amerika. Daan jika ya, tentu sudah beberapa dekade jika tidak berabad-abad," kata Jared Maples, direktur Kantor Keamanan dan Kesiagaan Dalam Negeri New Jersey dalam pernyataannya seperti dikutip dari Reuters, 29 September 2020.

Pekan lalu, Presiden Donald Trump menolak berkomitmen untuk melakukan peralihan kekuasaan secara damai jika dia gagal dalam pemilihan presiden 3 November 2020.

Advertising
Advertising

Trump yang bertarung dengan Joe Biden dalam pemilihan presiden November mendatang meragukan legitimasi pemilu karena dia mengkhawatirkan pemungutan suara yang dilakukan lewat surat sehubungan pandemi virus corona.

Kasus penipuan surat suara yang terdokumentasi disebut para ahli sangat jarang terjadi. Selain itu, menurut beberapa ahli, hampir tidak mungkin bagi aktor asing mengganggu pemilu dengan mengirimkan surat suara palsu.

Memo internal FBI bertanggal 17 Agustus itu mengatakan ideologi mendorong ekstrimis dan aktor lainnya mampu memobilisasi secara cepat untuk terjadi kekerasan dalam pemilu.

Memo ini juga menyebutkan pelaku tunggal supremasi kulit putih dan pelaku tunggal lainnya dengan ideologi yang dipersonalisasikan merupakan ancaman terbesar terhadap kekerasan yang mematikan.

Menurut data yang dikompilasi Anti-Defamation League berkantor di New York, sebanyak 77 persen dari 454 kasus pembunuhan ekstrimis domestik Amerika dalam satu dekade terakhir, pelakunya adalah supremasi kulit putih, anti-semit, anti-pemerintah dan ideologi terkait.

Berita terkait

Intelijen Militer Rusia Disebut Terkait 'Sindrom Havana', Penyakit Apakah itu?

34 hari lalu

Intelijen Militer Rusia Disebut Terkait 'Sindrom Havana', Penyakit Apakah itu?

Laporan Insider menyebutkan anggota unit intelijen militer Rusia (GRU) kemungkinan terlibat dalam penyebaran Sindrom Havana.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

35 hari lalu

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.

Baca Selengkapnya

Sah, Biden Vs Trump di Pilpres AS Bakal Terulang Lagi!

52 hari lalu

Sah, Biden Vs Trump di Pilpres AS Bakal Terulang Lagi!

Dalam pilpres AS tahun ini, Biden vs Trump akan kembali terulang dalam memperebutkan suara rakyat Amerika.

Baca Selengkapnya

Laporan Intel AS: Kepemimpinan Netanyahu dalam Bahaya, Mengapa?

53 hari lalu

Laporan Intel AS: Kepemimpinan Netanyahu dalam Bahaya, Mengapa?

Penilaian intel AS yang telah dideklasifikasi baru-baru ini telah memunculkan keraguan terhadap masa depan politik PM Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Dijatuhi Denda US$355 Juta dalam Kasus Penipuan Bisnis di New York

17 Februari 2024

Donald Trump Dijatuhi Denda US$355 Juta dalam Kasus Penipuan Bisnis di New York

Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump dan organisasi bisnisnya diperintahkan untuk membayar denda sebesar US$355 juta

Baca Selengkapnya

Donald Trump Tak Tertandingi di Pemilu New Hampshire, Calon Kuat Melawan Biden?

24 Januari 2024

Donald Trump Tak Tertandingi di Pemilu New Hampshire, Calon Kuat Melawan Biden?

Donald Trump meraih kemenangan dalam pemilihan presiden dari Partai Republik Amerika Serikat di New Hampshire pada Selasa.

Baca Selengkapnya

Putin Tawarkan Kewarganegaraan Rusia untuk Orang Asing, Ini Syaratnya

5 Januari 2024

Putin Tawarkan Kewarganegaraan Rusia untuk Orang Asing, Ini Syaratnya

Putin mengeluarkan dekrit yang mengizinkan warga asing mendapatkan kewarganegaraan Rusia bagi mereka dan keluarga dengan satu syarat.

Baca Selengkapnya

Mantan Pengacara Donald Trump Diminta Kompensasi Rp2,2 T setelah Fitnah Petugas Pilpres AS 2020

16 Desember 2023

Mantan Pengacara Donald Trump Diminta Kompensasi Rp2,2 T setelah Fitnah Petugas Pilpres AS 2020

Juri pengadilan AS memerintahkan mantan pengacara Donald Trump membayar kompensasi kepada dua petugas pemilu yang dia fitnah atas kecurangan dalam pilpres 2020.

Baca Selengkapnya

AS Minta Israel Lebih Akurat dalam Menargetkan Sasaran di Gaza

14 Desember 2023

AS Minta Israel Lebih Akurat dalam Menargetkan Sasaran di Gaza

Hingga 45% dari 29.000 amunisi udara yang dijatuhkan Israel di Gaza sejak 7 Oktober adalah "bom bodoh" yang tidak terarah, menurut intelijen AS.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih: AS Tak Akan Membagi Informasi Intelijen tentang Hamas dan Al Shifa

17 November 2023

Gedung Putih: AS Tak Akan Membagi Informasi Intelijen tentang Hamas dan Al Shifa

Amerika Serikat yakin dengan penilaian badan intelijennya sendiri mengenai aktivitas Hamas di al Shifa Gaza.

Baca Selengkapnya