TEMPO.CO, Jakarta -Sekjen PBB Antonio Guterres memberi peringatan mengenai kelompok ekstrimis memanfaatkan lockdown wabah Corona untuk intensif menyebarkan kebencian dan merekrut anak muda yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk online di media sosial.
Bahkan sebelum wabah virus Corona, Guterres menjelaskan, satu dari setiap lima anak muda tidak mengecap pendidikan, pelatihan atau bekerja, dan satu dari setiap lima anak dipengaruhi kekerasan atau konflik.
Guterres menyesalkan bahwa setiap tahun 12 juta anak perempuan menjadi ibu ketika mereka masih anak-anak.
"Frustasi ini dan terus terang kegagalan mereka yang berkuasa untuk mengatasinya hari ini, memicu penurunan kepercayaan pada lembaga politik," kata Guterrs dalam sidang Dewan Keamanan PBB tentang pemuda, perdamaian, dan keamanan hari Senin, 27 April 2020, sebagaimana dilaporkan Arab News.
"Ketika siklus seperti itu berlangsung, maka teramat mudah bagi kelompok ekstrimis untuk mengeksploitasi kemarahan dan keputusasaan, dan resiko radikalisasi meningkat," ujar Guterres.
Meski tantangan ini muncul, Guterres mengatakan orang-orang muda masih mencari cara untuk terlibat, saling mendukung, dan mendorong perubahan.