Kisah Magawa, Tikus Pendeteksi Ranjau Darat di Kamboja Tak Pernah Terluka

Senin, 28 September 2020 11:14 WIB

Tikus Magawa Dianugerahi Medali Emas Sebagai Pahlawan Selamatkan Nyawa Manusia dari Ranjau Darat di Kamboja [CNN]

TEMPO.CO, Jakarta - Magawa, tikus berkantong besar asal Afrika mendapat penghargaan medali emas dari People’s Dispensary for Sick Animals (PDSA) atas tugasnya mendeteksi ranjau darat yang belum meledak di Kamboja.

Dilansir dari CNN, Magawa dilatih oleh organisasi non-pemerintah APOPO asal Belanda. Badan tersebut ahli dalam melatih tikus dan anjing pencari ranjau. Organisasi yang berpusat di Tanzania ini melatih hewan untuk mendeteksi bau bahan kimia peledak dan menunjukkan ke penjinak ranjau.

Dalam tujuh tahun, tikus Magawa telah menemukan 39 ranjau darat dan 28 bahan persenjataan yang belum meledak. Magawa membantu membersihkan lebih dari 141.000 meter persegi (hampir 35 hektar) tanah, menurut PDSA. Magawa disebut tikus dengan kinerja terbaik.

"Magawa adalah tikus pahlawan. Kami sangat senang merayakan pengabdiannya yang menyelamatkan hidupnya dengan memberinya medali emas PDSA," kata Jan McLouglin, Direktur Jenderal PDSA dalam presentasi virtual medali tersebut yang dirancang khusus sesuai ikat leher Magawa.

APOPO menjelaskan di situsnya, Magawa mampu mendeteksi ranjau darat dalam radius 200 meter persegi dalam 20 menit. Magawa tidak pernah terluka karena tubuhnya yang ringan sehingga tidak memicu ranjau darat untuk meledak.

Advertising
Advertising

Kamboja merupakan negara yang paling terdampak oleh ranjau darat di dunia setelah Afganistan.

Konflik selama puluhan tahun telah membuat Kamboja dipenuhi dengan jutaan ranjau darat, persenjataan yang belum meledak (UXO), dan sisa-sisa bahan peledak perang lainnya yang berpotensi membunuh atau melukai puluhan orang setiap tahun.

Kamboja dengan bantuan dari negara lain telah menghabiskan bertahun-tahun membersihkan lahan dari bahan peledak. Tetapi pekerjaan itu sangat sulit dan berbahaya.

Kamboja adalah negara dengan jumlah amputasi per kapita tertinggi di dunia. Sebanyak 25.000 orang diamputasi akibat ledakan ranjau.

Sejak jatuhnya rezim brutal Khmer Merah pada 1979, Kamboja telah mencatat 64.840 korban jiwa yang disebabkan oleh ranjau darat atau bahan peledak lainnya.

PDSA memperkirakan masih ada tiga juta ranjau darat yang belum meledak di Kamboja. Beberapa laporan dari kongres memperkirakan bahwa hanya setengah dari tanah negara yang telah dibuka sejauh ini.

FERDINAND ANDRE | CNN

Sumber:
https://edition.cnn.com/2020/09/25/asia/hero-rat-landmines-award-intl-hnk-scli/index.html
https://www.apopo.org/en/adopt/magawa

Berita terkait

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

3 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

Jaksa New York mengembalikan barang antik yang dicuri dari Kamboja dan Indonesia. Dari Indonesia, ada peninggalan Kerajaan Majapahit.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

4 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

21 hari lalu

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

Selama ini, penyiksaan terhadap kera di Angkor tidak mencolok, tapi lama kelamaan kasusnya semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Militer Lebanon Sebut Tiga Pengamat PBB Terluka akibat Ranjau Darat

28 hari lalu

Militer Lebanon Sebut Tiga Pengamat PBB Terluka akibat Ranjau Darat

Investigasi militer Lebanon yang sedang berlangsung menetapkan bahwa sebuah ranjau darat melukai tiga pengamat militer PBB dan seorang penerjemah

Baca Selengkapnya

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

33 hari lalu

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengatakan jika disahkan oleh parlemen, undang-undang kasino akan menghasilkan lebih banyak lapangan kerja

Baca Selengkapnya

Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

44 hari lalu

Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

LPM FEB UI meneliti dampak ekonomi dari konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura. Perhelatan konser dua bintang dunia tersebut tembus Rp 11 T.

Baca Selengkapnya

Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

44 hari lalu

Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

Pemerintah mengimpor 22.500 ton beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H, selain mengandalkan produk nasional

Baca Selengkapnya

Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

49 hari lalu

Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

Sebuah perusahaan riset mengungkap tingkat pemulihan industri pariwisata Asia Tenggara dilihat dari kunjungan wisatawan asing, Kamboja paling tinggi.

Baca Selengkapnya

Uniknya Kuil Bayon di Angkor Wat yang Menampilkan 200 Wajah Tersenyum Damai

50 hari lalu

Uniknya Kuil Bayon di Angkor Wat yang Menampilkan 200 Wajah Tersenyum Damai

Identitas sosok yang sedang tersenyum ini menjadi perdebatan sejak penemuan kembali Bayon di Angkor Wat pada abad ke-19.

Baca Selengkapnya

Kembali ke Panggung Politik, Eks PM Kamboja Hun Sen Terpilih Jadi Senator

25 Februari 2024

Kembali ke Panggung Politik, Eks PM Kamboja Hun Sen Terpilih Jadi Senator

Partai berkuasa di Kamboja mengklaim kemenangan telak dalam pemilihan Senat, membuka peluang bagi mantan Perdana Menteri Hun Sen kembali ke politik

Baca Selengkapnya