PM Boris Johnson Terapkan Pembatasan Sosial Selama Enam Bulan di Inggris

Rabu, 23 September 2020 15:44 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Boris Johnson meminta warga Inggris untuk mengikuti aturan pembatasan sosial yang baru di mana akan berlangsung selama enam bulan. Hal itu guna menghadapi gelombang kedua pandemi virus Corona yang tak terhindarkan.

Meski bertahan dengan keputusan tanpa lockdown, Boris Johnson tidak menutup kemungkinan tersebut. Apabila dengan kebijakan terbaru jumlah kasus juga tidak menurun, maka dirinya akan membuat kebijakan yang lebih represif.

“Kami berhak untuk mengerahkan tindakan pencegahan yang lebih kuat, dengan pembatasan yang lebih besar,” ujarnya di depan Parlemen Inggris, Selasa kemarin, 22 September 2020.

Diberitakan sebelumnya, situasi pandemi virus Corona di Inggris memburuk beberapa pekan terakhir. Per berita ini ditulis, tercatat ada lebih dari 400 ribu kasus dan 40 ribu kematian akibat pandemi virus Corona di Inggris. Pertambahan kasus harian nyaris mencapai 5000 pada 24 jam terakhir.

Situasi tersebut tak ayal mendesak Pemerintah Inggris untuk kembali mengetatkan pembatasan sosialnya. Padahal, belum lama sejak Boris Johnson memperbolehkan warga Inggris untuk kembali bekerja di kantor.

Advertising
Advertising

Berlaku mulai hari Kamis ini, Ia memerintahkan semua pub, bar, restoran, dan situs perhotelan lainnya untuk tutup pada pukul 10 malam. Sementara itu, untuk pekerja kantoran, diimbau keras untuk bekerja dari rumah saja.

“Kita harus mengambil tindakan sekarang. Dengan cara ini kita dapat membuat orang tetap bekerja, toko-toko dan sekolah masih tetap dibuka, dan kita dapat membuat negara kita terus maju di saat kita bekerja sama untuk menekan virus,” ujar Boris Johnson.

Untuk pelanggar pembatasan sosial virus Corona, Inggris menerapkan sanksi. Usaha yang melanggar aturan jarak sosial didenda hingga 10.000 pounds (Rp 188 juta) atau bahkan penutupan paksa. Sementara itu, individu dapat didenda 200 pounds (Rp 3,7 juta) karena tidak mengenakan masker saat diperlukan.

"Masker akan dibutuhkan di lebih banyak situasi, akan ada penegakan aturan yang lebih ketat, dan militer dapat dikerahkan untuk membantu pekerjaan polisi," kata Johnson.

Masih belum jelas apakah langkah-langkah tersebut cukup untuk mengekang gelombang kedua pandemi virus Corona di Inggris. Sebelumnya ilmuwan pemerintah memperingatkan bahwa jumlah kasus virus Corona di Inggris dapat mencapai 50.000 per hari pada pertengahan Oktober.

FERDINAND ANDRE | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-britain/covid-firepower-britain-imposes-six-month-curbs-against-second-wave-idUSKCN26D0LZ?il=0

Berita terkait

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

1 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

1 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

2 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

2 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

3 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

4 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

4 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

5 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

5 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya