Aoun: Lebanon "Seperti Neraka" Jika Reformasi Kabinet Masih Tidak Disetujui

Selasa, 22 September 2020 10:52 WIB

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, tiba di Bandara Beirut pasca ledakan di Beirut dan ditemui Presiden Michel Aoun pada Kamis, 6 Agustus 2020. Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Michel Aoun, Senin kemarin, memperingatkan bahwa Lebanon akan “seperti neraka” apabila pemerintahan baru tidak kunjung dibentuk. Namun, di sisi lain, Ia juga berkata bahwa sebuah keajaiban apabila reformasi segera disetujui, karena faksi yang bersaing masih bersikeras atas posisinya masing-masing.

"Saat kita sedang menghadapi krisis pembentukan pemerintahan yang seharusnya tidak perlu terjadi karena tantangan yang menanti Lebanon tidak mengizinkan kita menyia-nyiakan waktu sedikitpun," ujar Aoun, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 22 September 2020.

Saat ini, proses reformasi pemerintahan Lebanon menemui jalan buntu karena permintaan dua partai dominan Syiah di Lebanon, Partai Hizbullah yang didukung Iran dan sekutunya Gerakan Amal. Keduanya meminta menteri-menteri Syiah termasuk menteri keuangan.

Michel Aoun berkata, ia sudah menawarkan kompromi, namun belum diterima. Ia mendeskripsikan masalah tersebut sebagai perselisihan antara partai-partai Syiah di satu sisi, dengan Perdana Menteri Sunni Mustapha Adib dan mantan PM yang mendukungnya di sisi lain.

Michel Aoun mengatakan perdana menteri tidak ingin berkonsultasi dengan blok parlemen, yang seharusnya tidak boleh dikecualikan. Pada saat yang sama, ia mengatakan bahwa partai tidak boleh mendesak alokasi kementerian ke sekte tertentu.

“Dengan posisi yang kian mengeras, tampaknya tidak ada solusi di cakrawala karena semua solusi yang diusulkan adalah untuk para 'pemenang dan yang kalah',” ujar Michel Aoun.

Sebagai catatan, situasi di Lebanon terus memburuk beberapa tahun terakhir, diperparah dengan ledakan di Beirut beberapa pekan lalu. Perekonomian runtuh setelah puluhan tahun dibuang percuma, dikorupsi, dengan utang yang terus menggunung. Bank telah membekukan orang-orang dari tabungan mereka dan mata uang telah jatuh. Inflasi dan kemiskinan terus melonjak.

Dengan negara kehabisan dolar, bank sentral telah membantu mensubsidi impor bahan bakar, gandum dan obat-obatan. Saat ditanya tentang berkurangnya cadangan devisa setelah pidatonya pada hari Senin, Michel Aoun menjawab, “Uang akan habis. Apa yang bisa kami katakan? (Kepada) mereka yang bertanggung jawab mengelola uang, mengapa hal ini bisa terjadi?”

FERDINAND ANDRE | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-lebanon-crisis-government/aoun-warns-lebanon-will-go-to-hell-unless-government-agreed-idUSKCN26C161

Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

6 jam lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

12 jam lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

1 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

5 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

7 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

10 hari lalu

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

Konflik antara Israel - Lebanon kian rumit. Selasa pagi, Hizbullah menembakkan 35 roket ke markas militer Israel.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

11 hari lalu

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

12 hari lalu

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

Emmanuel Macron rapat dengan Perdana Menteri Lebanon untuk mendiskusikan kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

12 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

15 hari lalu

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

Konsulat Iran di Damaskus diserang Israel. Garda Revolusi Iran beri serangan balasan dengan tembakkan ratusan rudal ke Israel akhir pakan lalu.

Baca Selengkapnya