Aktivis Pro-Demokrasi Thailand Lapor Plakat Tuntutan Reformasi Raib

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Senin, 21 September 2020 12:31 WIB

Pemimpin gerakan mahasiswa Panusaya Sithijirawattankul dikelilingi oleh polisi selama unjuk rasa untuk menuntut mundurnya pemerintahan Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha dan reformasi Kerajaan Thailand di Bangkok, Thailand, 20 September 2020. [REUTERS / Athit Perawongmetha]

TEMPO.CO, Jakarta - Peserta demonstrasi besar Thailand, yang menuntut reformasi, mengatakan pengunjuk rasa sudah tahu plakat berisi tuntutan reformasi itu akan hilang.

Ini terkait plakat pro-demokrasi yang dipasang pada demonstrasi pada Sabtu dan Ahad pekan lalu. Plakat itu berisi seruan bahwa Thailand adalah milik rakyat dan bukan milik raja.

“Semua orang tahu plakat itu akan segera hilang tapi kesuksesan membuat plakat itu adalah hal yang akan terus diingat. Ini simbol penting,” kata Craig Kunakorn, 33 tahun, seorang pencukur rambut yang hadir dalam demonstrasi pekan lalu, seperti dilansir Reuters pada Senin, 21 September 2020.

Soal ini, salah satu tokoh demonstrasi Thailand, Anon Nampa, yang juta pengacara HAM, mengatakan plakat itu harus dikembalikan kepada rakyat.

“Kami akan pergi dan mengajukan pengaduan ke polisi hari ini agar mencari orang yang mengambil milik rakyat dan siapa yang mengambilnya,” kata Nampa.

Advertising
Advertising

Salah satu tokoh sayap kanan pendukung pemerintah dan Kerajaan Thailand, Warong Dechgitvigrom, mengatakan plakat itu tidak pantas dan raja berada di atas politik.

“Itu tidak mencapai apapun,” kata Warong. “Aksi-aksi ini hanyalah simbol melawan raja, tapi raja bukanlah musuh.”

Saat ini, para demonstran semakin berani melawan Kerajaan Thailand dan pemerintahan yang didominasi militer.

Selama dua bulan terakhir, mereka semakin berani melanggar tabu dengan mengritik Kerajaan Thailand, yang sebenarnya dilarang oleh undang-undang lese majeste.

Demonstran menilai Konstitusi saat ini, yang dibuat oleh militer, memberi raja kekuasaan terlalu besar. Itu memberi kesempatan bagi PM Prayuth chan-o-cha untuk memenangkan pemilu 2020.

Demonstrasi Thailand akan kembali digelar pada Kamis pekan ini. Mereka juga meminta masyarakat tidak bekerja pada 14 Oktober 2020 untuk menyuarakan perubahan.

Sumber:

https://www.reuters.com/article/us-thailand-protests/thai-protesters-plaque-challenging-monarchy-removed-from-near-palace-idUSKCN26C00T?il=0

Berita terkait

Bandara Suvarnabhumi Thailand Targetkan Masuk Peringkat Teratas Dunia pada 2025

1 hari lalu

Bandara Suvarnabhumi Thailand Targetkan Masuk Peringkat Teratas Dunia pada 2025

Setahun ini, pengembangan Bandara Suvarnabhumi fokus peningkatan layanan penumpang dan mengurangi waktu tunggu di pos imigrasi dan pemeriksaan bagasi.

Baca Selengkapnya

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

1 hari lalu

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

ASEAN didirikan oleh lima negara di kawasan Asia Tenggara pada 1967. Ini lima negara pendiri ASEAN serta tokohnya yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

3 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

Cuaca yang terik membuat warga Thailand, terutama warga lanjut usia, enggan bepergian.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

3 hari lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

5 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

5 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

5 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

7 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

8 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Piala Thomas 2024: Fajar / Rian Akui Tak Bisa Bermain dengan Nyaman saat Dikalahkan Wakil Thailand

9 hari lalu

Piala Thomas 2024: Fajar / Rian Akui Tak Bisa Bermain dengan Nyaman saat Dikalahkan Wakil Thailand

Kekalahan Fajar / Rian dari Peeratchai Sukphun / Pakkapon Teeraratsakul membuat skor Indonesia vs Thailand di fase grup Piala Thomas 2024 sementara imbang 1-1.

Baca Selengkapnya