Calon presiden dari Partai Demokrat yang juga mantan Wakil Presiden, Joe Biden bersama istrinya Jill Biden ikut menghadiri Upacara Peringatan 19 tahun serangan 11 September 2001 di World Trade Center di 911 Memorial & Museum di New York City, New York, AS, 11 September 2020. REUTERS/Eduardo Munoz
TEMPO.CO, Jakarta - Jelang Pilpres Amerika, yang berlangsung November nanti, Joe Biden dan inkumben Donald Trump saling berebut suara komunitas kulit hitam. Hal ini menyusul masih ramainya isu SARA di Amerika, apalagi usai sejumlah insiden penembakan terhadap warga kulit hitam.
Dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Ahad, 13 September 2020, sejauh ini Joe Biden masih memimpin dalam hal dukungan warga kulit hitam. Hal itu mengacu pada survei terbaru dari The Economist dan YouGov yang mendapati 78 persen warga kulit hitam mendukung Joe Biden.
"Kebanyakan warga kulit hitam akan mendukung Joe Biden kala Pilpres Amerika nanti," ujar professor ilmu politik dari Howard University, Ravi Perry.
Meski Joe Biden memimpin dalam hal dukungan dari warga kulit hitam, Ravi Perry mengatakan hal itu belum tentu bisa dikonversi menjadi suara kala Pilpres Amerika nanti. Sebab, kata ia, antusiasme warga kulit hitam terhadap Pilpres Amerika relatif rendah.
Sebagai contoh, Perry mengatakan warga kulit hitam perempuan lebih antusias untuk memilih Joe Biden dalam Pilpres Amerika nanti. Hal serupa tidak berlaku untuk warga kulit hitam muda yang relatif tidak antusias untuk mengikuti pemilu dan memilih Joe Biden.
Rendahnya antusiasme tersebut tidak lepas dari minimnya keikutsertaan warga kulit hitam dalam rangkaian proses Pilpres Amerika tahun ini. Menurut Perry, antusiasme itu mulai turun sejak Barack Obama tidak lagi menjadi presiden dan kandidat penerusnya adalah Hillary Clinton yang kaukasian.
Demi mengamankan suara komunitas kulit hitam yang dirasa krusial, Joe Biden dan Donald Trump lebih giat melibatkan representasi komunitas itu dalam kampanye mereka. Joe Biden, misalnya, memilih Kamala Harris, keturunan Afrika-India, untuk menjadi cawapresnya. Sementara itu, Donald Trump melibatkan senator Tim Scott dalam kampanyenya.
Analis dari kubu Demokrat, Terrence Woodbury, menyatakan Demokrat tidak boleh lengah akan masalah antusiasme warga kulit hitam. Sebab, kemungkinan mereka berpindah ke kubu Trump tidaklah mustahil. Apalagi, kata ia, tim kampanye Donald Trump mulai menyasar isu-isu yang penting untuk komunitas kulit hitam seperti lapangan pekerjaan dan reformasi penegakan hukum.
"Sepertinya Partai Demokrat terlalu yakin bahwa pemilih dari komunitas kulit hitam sudah pasti akan memilih mereka," ujar Woodbury sambil menambahkan bahwa 13 persen warga kulit hitam akan memilih Donald Trump berdasarkan survei terbaru.
Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR
4 hari lalu
Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR
Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.
Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape
8 hari lalu
Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape
Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan negaranya tidak pantas dicap kanibal setelah Presiden AS Joe Biden bercerita tentang pamannya yang tewas di sana pada Mei 1944.