Palestina Merasa Dikhianati negara-negara Arab karena Normalisasi Israel

Jumat, 11 September 2020 12:00 WIB

Presiden Palestina Mahmoud Abbas berbicara selama pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, AS, 11 Februari 2020. Abbas memegang salinan peta yang direncanakan AS untuk solusi dua negara dalam proposal perdamaian Israel dan Palestina. REUTERS / Shannon Stapleton

TEMPO.CO, Jakarta - Palestina mengaku kecewa kepada Liga Arab yang menolak mengecam kesepakatan normalisasi Uni Emirat Aran dengan Israel dalam pertemuan Liga Arab Rabu kemarin.

Pejabat Palestina mengatakan penolakan menteri luar negeri Liga Arab untuk mendukung rancangan resolusi Palestina terhadap perjanjian Israel-UEA akan membuka jalan bagi negara-negara Arab lainnya untuk menjalin hubungan dengan Israel.

Selama pertemuan Liga Arab, negara-negara anggotanya enggan menyetujui draf dari Palestina yang mengecam normalisasi hubungan Uni Emirat Arab dengan Israel.

"Diskusi tentang hal ini serius. Itu komprehensif dan membutuhkan waktu. Tapi pada akhirnya tidak mengarah pada kesepakatan tentang rancangan komunike yang diusulkan oleh pihak Palestina," kata Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab Hossam Zaki, dikutip dari Reuters, 11 September 2020.

Palestina kecewa dengan langkah UEA karena khawatir akan melemahkan posisi pan-Arab atau yang dikenal sebagai inisiatif perdamaian Arab, yang menyerukan penarikan Israel dari wilayah pendudukan, dan mengakui Palestina sebagai negara merdeka dengan imbalan normalisasi hubungan dengan negara-negara Arab.

Advertising
Advertising

"Pertama kami mengira bahwa Uni Emirat Arab adalah satu-satunya negara yang telah menikam kami dari belakang," kata seorang pejabat senior Palestina di Ramallah kepada The Jerusalem Post.

"Pada hari Rabu, kami melihat bagaimana beberapa negara Arab lainnya telah mengkhianati rakyat Palestina dan perjuangan Palestina. Ini adalah hari hitam dalam sejarah Palestina dan Arab," kata pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonimitas.

Liga Arab menolak untuk mendukung rancangan resolusi Palestina yang menolak kesepakatan Israel-UEA setelah beberapa negara Arab, termasuk UEA, Bahrain, Mesir, Yordania dan Maroko, dan Sudan keberatan dengan pernyataan penolakan yang diusulkan Palestina.

"Setiap negara berdaulat memiliki hak untuk menjalankan kebijakan luar negerinya dengan cara yang diinginkannya, dan ini adalah sesuatu yang dihormati dan didukung oleh dewan ini (Liga Arab)," kata Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmad Aboul Gheit dalam pertemuan tersebut.

Dikutip dari kantor berita Anadolu, pada Kamis kelompok perlawanan Jihad Islam memaksa Palestina mundur dari Liga Arab setelah forum tersebut menolak untuk mengutuk kesepakatan normalisasi UEA-Israel.

"Kami meminta Otoritas Palestina untuk menarik diri dari Liga Arab karena dewan ini termasuk negara-negara yang meninggalkan Palestina dan merangkul Israel dan menolak mengutuk normalisasi (dengan Israel)," kata Mohammed al-Hindi, anggota biro politik Jihad Islam, sebuah kelompok perlawanan Palestina.

Dia mengatakan rezim Arab saat ini tidak mewakili rakyat mereka yang tulus mendukung Palestina. Sementara Komite Eksekutif PLO mengatakan kegagalan Palestina meyakinkan semua negara Arab untuk mengutuk keputusan UEA adalah hal yang berbahaya.

"Desakan UEA untuk melanjutkan penandatanganan perjanjian damai dengan pendudukan Israel merupakan penyangkalan yang mencolok terhadap rakyat Palestina dan hak-hak mereka," kata PLO.

Anggota Komite Eksekutif PLO Ahmed Majdalani mengatakan, "Saudara-saudara Arab telah meninggalkan masalah Palestina pada saat seluruh dunia mendukungnya."

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan al-Saud, tidak menyinggung secara langsung tentang kesepakatan normalisasi UEA-Israel.

Tetapi Pangeran Faisal mengatakan Riyadh mendukung pembentukan negara Palestina berdasarkan perbatasan yang ada sebelum perang Timur Tengah 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Amerika Serikat, Israel, dan UEA telah mendesak para pemimpin Palestina untuk terlibat kembali dalam negosiasi dengan Israel. Dalam perjalanan ke Uni Emirat Arab, menantu dan penasihat senior Presiden AS Donald Trump Jared Kushner mengatakan bahwa warga Palestina tidak boleh terjebak di masa lalu.

Sumber:

https://www.jpost.com/middle-east/palestinians-our-arab-brothers-have-abandoned-us-641843

https://uk.reuters.com/article/uk-israel-palestinians-arabs-saudi/palestinians-fail-to-persuade-arab-ministers-to-condemn-uae-israel-deal-idUKKBN2601PF

https://www.aa.com.tr/en/middle-east/abandoned-palestine-should-leave-arab-league/1969282

Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

11 menit lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

28 menit lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

50 menit lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pembungkaman Al Jazeera oleh Israel: Pembunuhan Jurnalis hingga Penutupan Kantor

2 jam lalu

Pembungkaman Al Jazeera oleh Israel: Pembunuhan Jurnalis hingga Penutupan Kantor

Setelah berkali-kali diancam akan ditutup, Al Jazeera akhirnya benar-benar ditutup di Israel dengan alasan menyebarkan hasutan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

4 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

5 jam lalu

Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

Selain berulang kali menyerukan penutupan Al Jazeera, Israel tercatat berulang kali menyerang wartawan Aljazeera dan keluarganya.

Baca Selengkapnya

Israel Bombardir Rafah Balas Tembakan Roket Hamas, Belasan Orang Tewas

6 jam lalu

Israel Bombardir Rafah Balas Tembakan Roket Hamas, Belasan Orang Tewas

Israel membalas serangan roket Hamas terhadap penyeberangan Kerem Shalom dengan serangan udara yang menewaskan belasan warga di Rafah.

Baca Selengkapnya

Israel Gerebek Kantor Al Jazeera di Yerusalem Usai Pemberedelan

7 jam lalu

Israel Gerebek Kantor Al Jazeera di Yerusalem Usai Pemberedelan

Israel menggerebek kamar hotel di Yerusalem yang dijadikan kantor oleh media Al Jazeera, setelah menutup operasi lokal stasiun televisi tersebut.

Baca Selengkapnya

Hamas Serang Pangkalan Militer Israel di Rafah, Tiga Tentara IDF Tewas

10 jam lalu

Hamas Serang Pangkalan Militer Israel di Rafah, Tiga Tentara IDF Tewas

Bentrokan antara Hamas Israel terjadi di Rafah kemarin. Hamas menyerang pangkalan militer Israel dengan roket yang dibalas oleh Israel.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

12 jam lalu

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Pemerintah Israel yang bersikukuh akan menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya