Presiden Macron Bakal Hadiri 100 Tahun Lebanon
Selasa, 1 September 2020 17:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, akan menghadiri peringatan ulang tahun ke-100 Lebanon, pada Selasa, 1 September 2020, dengan menanam pohon cedar sebagai lambang negara Timur Tengah ini, yang runtuh akibat krisis ekonomi.
Dalam perjalanan untuk kedua kalinya ke Lebanon dalam waktu kurang dari sebulan, Macron diharapkan bersandar kepada para pemimpin Lebanon yang bertikai untuk melaksanakan reformasi ekonomi untuk mengeluarkan negara dari krisis dan membuka bantuan dari luar negeri.
Di tengah krisis ekonomi ini, sebagian wilayah Beirut hancur akibat ledakan besar di pelabuhan pada 4 Agustus 2020.
Lebanon mengalami ketegangan sektarian yang meningkat. Semua ini menjadi ancaman terbesar bagi stabilitas Lebanon sejak perang saudara pada tahun 1975-1990 silam.
Macron, yang segera berkunjung setelah terjadi ledakan yang menewaskan lebih dari 190 orang dan melukai 6.000 orang, itu akan menuju timur laut Beirut, yang merupakan sebuah cagar alam untuk menanam pohon.
Macron telah mengambil peran terdepan menggalang upaya internasional untuk menekan para pemimpin Lebanon agar mau memberantas korupsi dan mengambil langkah lain untuk memperbaiki negara mereka.
Macron, yang memulai perjalanan pada Senin malam, 31 Agustus 2020, telah bertemu dengan penyanyi Fairouz, yang berusia 85 tahun. Dia merupakan salah satu penyanyi paling terkenal di Arab yang karyanya melampaui perbedaan sektarian di negara itu.
Sejumlah orang berunjuk rasa saat kunjungan ini dengan memegang plakat bertuliskan “Tidak ada kabinet oleh, atau dengan pembunuh”, dan "Jangan berada di sisi yang salah dalam sejarah!”.
Macron mengatakan kepada wartawan pada Senin, 31 Agustus 2020, yaitu dia ingin memastikan pemerintah Lebanon yang terbentuk akan melaksanakan agenda reformasi.
Krisis ekonomi Lebanon berakar dari puluhan tahun korupsi dan pemborosan negara, yang membuat negara itu memiliki salah satu utang publik terberat di dunia.
Sejak Oktober, nilai mata uang pound Lebanon telah jatuh. Para penabung tidak bisa mencairkan uang mereka karena sistem perbankan ambruk. Jumlah angka kemiskinan, dan pengangguran telah melonjak.
FARID NURHAKIM | REUTERS