Situasi Laut Cina Selatan Memanas, 24 Perusahaan Cina Masuk Daftar Hitam Amerika

Kamis, 27 Agustus 2020 10:14 WIB

Kapal tempur USS Ronald Reagan dan kapal pertahanan Jepang JS Izumo, sedang beroperasi di Laut Cina Selatan. Sumber: JMSDF/US Navy/Handout via Reuters/aljazeera.com

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat memasukkan 24 perusahaan Cina ke dalam daftar hitam pada Rabu, 26 Agustus. AS juga menargetkan beberapa individu yang diduga terlibat membangun fasilitas dan aksi militer di Laut Cina Selatan.

Ini adalah sanksi pertama Washington ke Beijing atas sengketa lalu lintas pelayaran di Laut Cina Selatan.

Departemen Perdagangan AS mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan Cina berperan dalam membantu militer Cina membangun dan memiliterisasi pulau-pulau buatan yang dikutuk secara internasional di Laut Cina Selatan.

Departemen Luar Negeri Amerika akan memberlakukan pembatasan visa pada para individu Cina yang bertanggung jawab atau terlibat, dan yang berhubungan dengan tindakan tersebut.

Sebagian perusahaan yang masuk daftar hitam termasuk Guangzhou Haige Communications Group, beberapa perusahaan yang tampaknya terkait dengan China Communications Construction, serta Beijing Huanjia Telecommunication, Changzhou Guoguang Data Communications, China Electronics Technology Group dan China Shipbuilding Group.

Advertising
Advertising

Departemen Perdagangan Amerika mengatakan pihaknya akan membatasi penjualan barang Amerika kepada perusahaan Cina yang ada dalam daftar hitam, lebih terbatas lagi pada barang yang memiliki konten dan teknologi. Perusahaan tersebut masih bisa mengajukan izin lisensi berjualan, tapi ada syarat yang berat agar bisa disetujui.

Pejabat senior Departemen Perdagangan Amerika mengatakan bahwa ekspor ke perusahaan Cina ditargetkan relatif kecil, sekitar US$ 5 juta dalam lima tahun terakhir.

Amerika menuduh Cina melakukan militerisasi Laut Cina Selatan dan mencoba mengintimidasi tetangga Asia yang mungkin ingin mengeksploitasi cadangan minyak dan gasnya yang besar.

China mengklaim hampir semua Laut China Selatan yang berpotensi kaya energi. Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga mengklaim sebagian wilayah yang dilalui perdagangan sekitar US $ 3 triliun setiap tahun.

Kapal perang Amerika telah melewati perairan Laut Cina Selatan untuk menegaskan kebebasan akses ke perairan internasional, menimbulkan kekhawatiran akan terjadi konflik terbuka.

Juru bicara kedutaan besar Cina di Washington mengutuk tindakan tersebut dan mendesak Amerika untuk membatalkannya.

FERDINAND ANDRE

Sumber:
https://www.channelnewsasia.com/news/world/south-china-sea-us-targets-chinese-individuals-companies-13056044

Berita terkait

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

4 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

8 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Di Beijing, Blinken Sampaikan Kekhawatiran AS tentang Dukungan Cina terhadap Rusia

9 hari lalu

Di Beijing, Blinken Sampaikan Kekhawatiran AS tentang Dukungan Cina terhadap Rusia

Menlu AS, Antony Blinken, bertemu dengan timpalannya dari Cina, Wang Yi, untuk membicarakan banyak hal, termasuk hubungan Cina-Rusia.

Baca Selengkapnya

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

13 hari lalu

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Menhan AS Telepon Menhan Cina untuk Pertama Kalinya

18 hari lalu

Menhan AS Telepon Menhan Cina untuk Pertama Kalinya

Menhan AS, Lloyd Austin, berbicara dengan Menhan Cina ketika kedua negara berupaya memulihkan hubungan militer.

Baca Selengkapnya

Fumio Kishida Rapat dengan Joe Biden bahas Hadapi Agresivitas Beijing

25 hari lalu

Fumio Kishida Rapat dengan Joe Biden bahas Hadapi Agresivitas Beijing

Fumio Kishida ke Gedung Putih guna memfokuskan pada kerja sama bidang pertahanan untuk mengahalangi Beijing yang agresif

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

26 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

AS akan Kerahkan Peluncur Rudal Tomahawk di Indo-Pasifik, Hadapi Ancaman Cina?

27 hari lalu

AS akan Kerahkan Peluncur Rudal Tomahawk di Indo-Pasifik, Hadapi Ancaman Cina?

Amerika Serikat akan mengerahkan peluncur rudal darat yang mampu menembakkan rudal SM-6 dan Tomahawk di kawasan Indo-Pasifik

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat, Jepang dan Filipina Latihan Militer Bersama

29 hari lalu

Amerika Serikat, Jepang dan Filipina Latihan Militer Bersama

Amerika Serikat, Jepang dan Filipina akan melakukan latihan militer bersama untuk mendukung kawasan Indo-pasifik yang bebas dan terbuka.

Baca Selengkapnya

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

30 hari lalu

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

Pembahasan di KTT trilateral antara Amerika Serikat, Filipina dan Jepang pekan depan akan mencakup Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya