Cina Khawatir Eskalasi dengan Amerika Berdampak Akses ke Dolar

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Sabtu, 15 Agustus 2020 15:29 WIB

Uang Dolar Amerika dan Yuan. Xaume Olleros/Bloomberg via Getty Images

TEMPO.CO, Shanghai – Sejumlah pihak di Cina merasa khawatir eskalasi tajam ketegangan Amerika Serikat dengan negara itu bakal membuat Beijing kehilangan akses ke pasar sistem pembayaran dolar global.

Sejumlah pejabat dan ekonom Cina mendiskusikan isu ini selama beberapa bulan terakhir dan membuat skenario terburuk.

“Opsi kemungkinan lainnya adalah pemerintah Amerika menyita sebagian besar kepemilikan utang Cina dalam dolar,” begitu dilansir Reuters pada Jumat, 14 Agustus 2020.

Kekhawatiran ini membuat sebagian kalangan di Beijing meminta pemerintah memperkuat kehadiran mata uang yuan atau renminbi secara global untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar,” begitu dilansir Reuters.

Beberapa ekonom meminta agar pembayaran ekspor vaksin Covid-19 buatan Cina dilakukan dengan menggunakan mata uang yuan.

Advertising
Advertising

Mereka juga mengkaji cara untuk mengabaikan sistem pembayaran dolar dengan menggunakan mata uang digital.

“Internasionalisasi Yuan adalah hal yang bagus untuk terjadi. Sekarang, ini menjadi sebuah kebutuhan,” kata Shuang Ding, kepala riset ekonomi Cina di Standard Chartered.

Shuang juga merupakan mantan ekonom di Bank Rakyat Cina mengatakan pemisahan sistem keuangan AS dan Cina menjadi semakin jelas dan dekat.

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah mengupayakan pemisahan sebagian ekonomi negara itu dengan Cina. Ini terjadi untuk bidang perdagangan, teknologi, dan aktivitas finansial.

Ini terjadi lewat sejumlah sanksi AS terus – menerus terhadap Cina termasuk proposal melarang perusahaan Cina mencatatkan perdagangan saham di bursa AS jika tidak mengikuti standar akuntansi.

Trump juga mengultimatum perusahaan aplikasi asal Cina seperti TikTok dan WeChat agar tidak beroperasi di AS dan harus menjual kepemilikan saham unit usaha di sana ke perusahaan AS.

“Perang finansial secara luas telah terjadi. Namun, taktik paling berbahaya masih belum digunakan,” kata Yu Yongding, eknomi di Akademi Ilmu Sosial Cina atau CASS, yang didukung pemerintah Cina.

Berita terkait

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

11 jam lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

16 jam lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

18 jam lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

1 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

1 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

2 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

2 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

2 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

2 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya