Netanyahu Tetap Mau Aneksasi Tepi Barat Meski Israel Berdamai dengan UEA

Jumat, 14 Agustus 2020 07:00 WIB

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberi isyarat saat ia menyampaikan pernyataan selama kunjungannya di hotline nasional Kementerian Kesehatan, di Kiryat Malachi, Israel 1 Maret 2020. [REUTERS / Amir Cohen]

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel masih berkomitmen untuk aneksasi Tepi Barat meski kesepakatan damai dengan Uni Emirat Arab (UEA) tercapai.

Sebagai bagian dari kesepakatan damai tersebut, Israel setuju untuk menangguhkan aneksasi Tepi Barat.

Pernyataan itu dibuat oleh Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi pada Kamis, dikutip dari RT, 14 Agustus 2020.

"Tidak ada perubahan dalam rencana saya untuk menerapkan kedaulatan atas Yudea dan Samaria, dengan koordinasi penuh dengan AS," kata Netanyahu, merujuk ke bagian wilayah Tepi Barat dengan nama Alkitab area itu.

Pernyataan Bibi, panggilan Netanyahu, muncul tak lama setelah kesepakatan damai antara Uni Emirat Arab dan Israel diumumkan.
Kesepakatan keduanya di antaranya Israel setuju untuk menangguhkan rencana pencaplokan Tepi Barat.

Advertising
Advertising

Netanyahu tidak memberikan kerangka waktu kapan tepatnya rencana merebut tanah Tepi Barat akan dilakukan, tetapi dia tampak berusaha meyakinkan pendukung garis kerasnya, kecewa dengan perubahan mendadak pada rencana aneksasi yang dia janjikan sewaktu kampanye.

Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan tersenyum ketika dia duduk dengan Presiden AS Donald Trump ketika mereka bertemu di Kantor Oval di Gedung Putih di Washington. [Yeni Safak]

Kesepakatan Israel-UEA pertama kali diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump di Twitter sehari sebelumnya. Trump menyebut perjanjian itu sebagai terobosan besar dan menyebut seluruh kesepakatan itu sebagai pencapaian bersejarah.

Sebagian besar dunia Arab tidak secara resmi mengakui negara Yahudi, tetapi negara-negara seperti Arab Saudi telah menikmati hubungan yang cukup dekat dengan Israel selama bertahun-tahun.

Tetapi Uni Emirat Arab menjadi negara Teluk Arab pertama yang secara resmi memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Pernyataan bersama mengatakan Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed telah menyetujui normalisasi penuh hubungan antara Israel dan Uni Emirat Arab, Reuters melaporkan.

Kesepakatan damai akan berpotensi membuka investasi, pariwisata, penerbangan langsung, keamanan, telekomunikasi dan bidang lainnya.

Sementara Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam kesepakatan Israel dengan Uni Emirat Arab dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicaranya pada Kamis malam.

"Kepemimpinan Palestina menolak dan mencela pengumuman trilateral UEA, Israel dan AS, yang mengejutkan," kata Nabil Abu Rudeineh, penasihat senior Abbas.

Abu Rudeineh, membaca pernyataan di luar markas besar Abbas di Ramallah di Tepi Barat, mengatakan kesepakatan UEA dengan Israel adalah "pengkhianatan terhadap Yerusalem, Al Aqsa, dan perjuangan Palestina."

Berita terkait

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

5 menit lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

35 menit lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

1 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

1 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

2 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

2 jam lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

3 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

3 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

3 jam lalu

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

Menurut media asal AS, Arab Saudi menangkap warganya karena mengkritik Israel di media sosial terkait perang di Gaza.

Baca Selengkapnya