Demonstrasi di Lebanon Memanas, Pendemo Serbu Gedung Kementerian

Minggu, 9 Agustus 2020 18:00 WIB

Seorang demonstran mengibarkan bendera Lebanon di depan polisi anti huru hara selama protes di Beirut, Lebanon, 8 Agustus 2020. [REUTERS / Goran Tomasevic]

TEMPO.CO, Jakarta - Pengunjuk rasa menyerbu gedung kementerian di ibu kota dan menghancurkan kantor Association of Lebanese Banks ketika tembakan terdengar selama demonstrasi di Lebanon pada Sabtu, beberapa hari setelah ledakan di Beirut pekan ini.

Para pengunjuk rasa mengatakan politisi harus mengundurkan diri dan dihukum karena kelalaian mereka menyebabkan ledakan dahsyat pada Selasa, ledakan terbesar yang pernah melanda Beirut, yang menewaskan 158 orang dan melukai lebih dari 6.000. Ledakan ini menambah krisis ekonomi yang sudah mengguncang Lebanon setahun terakhir.

Seorang polisi tewas dalam bentrokan itu, kata seorang juru bicara, dilaporkan Reuters, 9 Agustus 2020. Seorang polisi di tempat kejadian mengatakan petugas itu tewas ketika dia jatuh ke terowongan lift di gedung terdekat setelah dikejar oleh pengunjuk rasa.

Palang Merah mengatakan telah merawat 117 orang karena luka-luka di tempat kejadian sementara 55 lainnya dibawa ke rumah sakit. Polisi yang terluka oleh batu dirawat oleh petugas ambulans. Kebakaran terjadi di alun-alun Martyr's Square. Al Jazeera melapokrna 738 orang terluka dalam demonstrasi di ibu kota Lebanon.

Puluhan pengunjuk rasa masuk ke kementerian luar negeri di mana mereka membakar potret Presiden Michel Aoun, perwakilan dari banyak kelas politik yang telah memerintah Lebanon selama beberapa dekade dan yang mereka katakan harus disalahkan atas kekacauan saat ini.

Advertising
Advertising

"Kami tinggal di sini. Kami menyerukan rakyat Lebanon untuk menduduki semua kementerian," kata seorang demonstran dengan megafon.

Tiang gantungan palsu didirikan dalam protes 'Hari Penghakiman' Beirut untuk menuntut pertanggung jawaban pemerintah atas ledakan hari Selasa, di Beirut, Lebanon, 8 Agustus 2020.[CNN]

Sekitar 10.000 orang berkumpul di Martyr's Square, beberapa di antaranya melempar batu. Polisi menembakkan gas air mata ketika beberapa pengunjuk rasa mencoba menerobos pembatas yang memblokir jalan menuju parlemen, menurut Reuters.

Polisi memastikan hanya peluru karet yang telah ditembakkan. Tidak segera jelas siapa yang melepaskan tembakan. Polisi anti huru hara menembak puluhan tabung gas air mata ke arah pengunjuk rasa, yang membalas dengan petasan dan batu.

Rekaman TV menunjukkan pengunjuk rasa juga menerobos kompleks kementerian energi dan ekonomi.

Pendemo Lebanon meneriakkan "rakyat menginginkan jatuhnya rezim", mengulangi slogan dari pemberontakan Musim Semi Arab 2011. Mereka memegang poster bertuliskan "Pergi, kalian semua pembunuh".

"Mundur atau digantung," kata spanduk demonstrasi.

"Orang-orang menolak untuk hidup di bawah pemerintahan mereka lagi," kata Hussein El Achi dari kelompok aktivis Min Tishreen, salah satu penyelenggara protes, dikutip dari Washington Post.

Reuters melaporkan tentara dengan kendaraan yang dipasangi senapan mesin berpatroli di daerah itu. Ambulans bergegas ke tempat kejadian.

"Benarkah tentara ada di sini? Apakah Anda di sini untuk menembak kami? Bergabunglah dengan kami dan kita bisa bersama-sama melawan pemerintah," seorang perempuan berteriak.

Kedutaan Besar AS di Beirut mengatakan pemerintah AS mendukung hak para demonstran untuk melakukan protes damai dan mendesak semua yang terlibat untuk menahan diri dari kekerasan.

Kedutaan juga mengatakan di Twitter bahwa rakyat Lebanon "layak mendapatkan pemimpin yang mendengarkan mereka dan beralih menanggapi tuntutan akan transparansi dan akuntabilitas".

Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengatakan satu-satunya jalan keluar adalah pemilihan parlemen dini.

Ledakan hari Selasa adalah yang terbesar dalam sejarah Beirut. Dua puluh satu orang masih dilaporkan hilang dari ledakan, yang memusnahkan separuh kota.

Pemerintah telah berjanji untuk mengadili mereka yang bertanggung jawab atas ledakan. Tetapi hanya sedikit orang Lebanon yang yakin. Beberapa pendemo memasang tiang gantungan sebagai peringatan simbolis kepada para pemimpin Lebanon.

Presiden Prancis Emmanuel Macron memberi gestur salam ketika ia tiba di lokasi ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon 6 Agustus 2020. [Thibault Camus / Pool via REUTERS]

Ledakan besar semakin memperparah kondisi Beirut yang masih dilanda perang saudara, dan terguncang akibat krisis ekonomi serta lonjakan infeksi virus corona.

Bagi banyak orang, itu adalah pengingat yang mengerikan akan perang saudara 1975-1990 yang mencabik-cabik bangsa dan menghancurkan sebagian besar Beirut, yang sebagian besar telah dibangun kembali.

Beberapa warga, yang berjuang untuk membersihkan rumah yang hancur, mengeluh bahwa pemerintah kembali mengecewakan mereka.

"Kami tidak percaya lagi pada pemerintah kami," kata mahasiswa bernama Celine Dibo saat dia membersihkan darah dari dinding gedung apartemennya yang hancur. Saya berharap PBB akan mengambil alih Lebanon.

Banyak orang mengecam pemimpin mereka, mengatakan tidak satupun dari mereka mengunjungi lokasi ledakan untuk memberikan simpati atau menilai kerusakan, sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron terbang dari Paris dan langsung ke tempat kejadian untuk memberi penghormatan bagi korban ledakan di Beirut.

Berita terkait

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

5 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

10 hari lalu

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

Konflik antara Israel - Lebanon kian rumit. Selasa pagi, Hizbullah menembakkan 35 roket ke markas militer Israel.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

11 hari lalu

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

12 hari lalu

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

Emmanuel Macron rapat dengan Perdana Menteri Lebanon untuk mendiskusikan kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

15 hari lalu

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

Konsulat Iran di Damaskus diserang Israel. Garda Revolusi Iran beri serangan balasan dengan tembakkan ratusan rudal ke Israel akhir pakan lalu.

Baca Selengkapnya

Iran Lakukan Serangan Balasan ke Israel, Begini Tanggapan Negara-negara di Kawasan Timur Tengah

18 hari lalu

Iran Lakukan Serangan Balasan ke Israel, Begini Tanggapan Negara-negara di Kawasan Timur Tengah

Serangan balasan Iran ke Israel menuai beragam respons dari negara-negara di dunia, terutama yang berada di kawasan Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Khotbah Idul Fitri, Pemimpin Tertinggi Iran Kutuk Israel atas Serangan Berdarah di Gaza

23 hari lalu

Khotbah Idul Fitri, Pemimpin Tertinggi Iran Kutuk Israel atas Serangan Berdarah di Gaza

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengutuk Israel dan Barat atas kejahatan di Gaza selama Ramadan dan enam bulan terakhir

Baca Selengkapnya

Militer Lebanon Sebut Tiga Pengamat PBB Terluka akibat Ranjau Darat

29 hari lalu

Militer Lebanon Sebut Tiga Pengamat PBB Terluka akibat Ranjau Darat

Investigasi militer Lebanon yang sedang berlangsung menetapkan bahwa sebuah ranjau darat melukai tiga pengamat militer PBB dan seorang penerjemah

Baca Selengkapnya

Hamas: Keputusan Hentikan Perang Gaza Ada di Tangan AS

32 hari lalu

Hamas: Keputusan Hentikan Perang Gaza Ada di Tangan AS

Keputusan untuk menghentikan perang di Gaza ada di tangan Amerika Serikat, kata seorang perwakilan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, di Lebanon

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Pasukan Arab di Tepi Barat hingga Israel Disebut Langgar Hukum Internasional

32 hari lalu

Top 3 Dunia: Pasukan Arab di Tepi Barat hingga Israel Disebut Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Ahad 31 Maret 2024 masih seputar agresi Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya