Presiden Lebanon Tahu Bahaya Amonium Nitrat Tiga Pekan Sebelum Ledakan di Beirut

Sabtu, 8 Agustus 2020 18:00 WIB

Presiden Lebanon Michel Aoun bertemu dengan para pemimpin politik Lebanon untuk mempresentasikan rencana yang ditujukan untuk membawa negara keluar dari krisis keuangan, di istana presiden di Baabda, Lebanon 6 Mei 2020. [Dalati Nohra / Handout via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Michel Aoun mengatakan dia sudah tahu ada timbunan amonium nitrat yang mudah meledak tiga minggu sebelum ledakan di Beirut terjadi.

Michel Aoun diberitahu tentang 2.750 ton amonium nitrat pada tanggal 20 Juli dan dia mengklaim telah memerintahkan para pejabat untuk "melakukan apa yang diperlukan".

Timbunan itu sudah ada sejak 2013 setelah disita dari kapal kargo, tetapi Aoun mengatakan dia tidak memiliki wewenang untuk berurusan langsung dengan pelabuhan dan tidak tahu di mana kargo itu ditempatkan, dikutip dari Sky News, 8 Agustus 2020.

"Tahukah Anda berapa banyak masalah yang telah terakumulasi?" kata Aoun ketika ditanya bukankah seharusnya dia menindaklanjuti perintahnya.

"Ada pangkat yang harus mengetahui tugas mereka, dan mereka semua diinformasikan. Ketika Anda merujuk sebuah dokumen dan berkata 'Lakukan apa yang dibutuhkan' - bukankah itu perintah?" tegas Aoun.

Advertising
Advertising

Dokumen menunjukkan pihak berwenang Lebanon di bea cukai, militer, keamanan, dan pengadilan, membunyikan peringatan sebanyak 10 kali dalam tujuh tahun bahwa ada bahan peledak di sana.

Michel Aoun menjabat pada 2016 setelah Lebanon dua tahun tanpa presiden, sementara faksi-faksi politik berselisih.

Namun, Aoun menyalahkan pemerintahan sebelumnya atas ledakan tersebut. "Material tersebut telah ada di sana selama tujuh tahun, sejak 2013. Sudah ada di sana, dan mereka mengatakan itu berbahaya dan saya tidak bertanggung jawab.

"Saya tidak tahu di mana tempatnya. Saya bahkan tidak tahu tingkat bahayanya. Saya tidak punya kewenangan untuk berurusan langsung dengan pelabuhan," ujar Aoun.

Deretan puing kendaraan di lokasi ledakan bom mobil di Beirut, Lebanon, 14 Februari 2005. Serangkaian pemboman dan pembunuhan tokoh melanda Lebanon, kebanyakan terjadi di dalam dan sekitar ibu kota, Beirut sejak 2004 hingga 2018. REUTERS/Mohamed Azakir

Michel Aoun mengatakan pada Jumat mengatakan ada kemungkinan ledakan di Beirut disebabkan pihak luar.

"Penyebabnya belum ditentukan. Ada kemungkinan gangguan eksternal melalui roket atau bom atau tindakan lain," kata Presiden Michel Aoun, dikutip dari Jerusalem Post.

Sementara Amerika Serikat mengatakan tidak mengesampingkan serangan. Israel, yang telah berperang beberapa kali dengan Lebanon, telah membantah terlibat. Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan penyebabnya tidak jelas, tetapi membandingkan ledakan itu dengan pengeboman tahun 2005 yang menewaskan mantan Perdana Menteri Rafik al-Hariri.

Sayyid Hassan Nasrallah, pemimpin kelompok Syiah Lebanon yang kuat, Hizbullah, membantah menyebabkan ledakan atau menyimpan senjata di dekat gudang amonium nitrat.

Bahan kimia amonium nitrat, yang digunakan untuk bahan peledak dan pupuk, menewaskan sedikitnya 154 orang ketika terbakar pada Selasa, menurut menteri kesehatan Lebanon.

Sejauh ini, setidaknya 16 pegawai pelabuhan telah ditahan dan lainnya diperiksa.

Banyak yang ingin tahu mengapa bahan semacam itu disimpan begitu lama dengan cara yang tidak aman dan begitu dekat dengan daerah padat penduduk.

Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab telah meluncurkan penyelidikan, mengatakan dia akan meminta hukuman maksimum bagi mereka yang bertanggung jawab. Namun, banyak warga Lebanon yang marah bukan hanya kepada pegawai pelabuhan.

"Ini adalah kelalaian dari elit penguasa. Sebuah bom atom ada di sana selama bertahun-tahun, dan tidak seorang pun pemimpin atau penguasa melakukan apa-apa," kata seorang pria penduduk Beirut kepada Euronews.

Protes pecah di seluruh Beirut pada Kamis ketika warga menyalahkan elit politik Lebanon yang mereka klaim korup.

Berita terkait

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

5 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

9 hari lalu

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

Konflik antara Israel - Lebanon kian rumit. Selasa pagi, Hizbullah menembakkan 35 roket ke markas militer Israel.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

10 hari lalu

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

11 hari lalu

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

Emmanuel Macron rapat dengan Perdana Menteri Lebanon untuk mendiskusikan kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

14 hari lalu

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

Konsulat Iran di Damaskus diserang Israel. Garda Revolusi Iran beri serangan balasan dengan tembakkan ratusan rudal ke Israel akhir pakan lalu.

Baca Selengkapnya

Iran Lakukan Serangan Balasan ke Israel, Begini Tanggapan Negara-negara di Kawasan Timur Tengah

17 hari lalu

Iran Lakukan Serangan Balasan ke Israel, Begini Tanggapan Negara-negara di Kawasan Timur Tengah

Serangan balasan Iran ke Israel menuai beragam respons dari negara-negara di dunia, terutama yang berada di kawasan Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Khotbah Idul Fitri, Pemimpin Tertinggi Iran Kutuk Israel atas Serangan Berdarah di Gaza

22 hari lalu

Khotbah Idul Fitri, Pemimpin Tertinggi Iran Kutuk Israel atas Serangan Berdarah di Gaza

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengutuk Israel dan Barat atas kejahatan di Gaza selama Ramadan dan enam bulan terakhir

Baca Selengkapnya

Militer Lebanon Sebut Tiga Pengamat PBB Terluka akibat Ranjau Darat

29 hari lalu

Militer Lebanon Sebut Tiga Pengamat PBB Terluka akibat Ranjau Darat

Investigasi militer Lebanon yang sedang berlangsung menetapkan bahwa sebuah ranjau darat melukai tiga pengamat militer PBB dan seorang penerjemah

Baca Selengkapnya

Hamas: Keputusan Hentikan Perang Gaza Ada di Tangan AS

31 hari lalu

Hamas: Keputusan Hentikan Perang Gaza Ada di Tangan AS

Keputusan untuk menghentikan perang di Gaza ada di tangan Amerika Serikat, kata seorang perwakilan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, di Lebanon

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Pasukan Arab di Tepi Barat hingga Israel Disebut Langgar Hukum Internasional

32 hari lalu

Top 3 Dunia: Pasukan Arab di Tepi Barat hingga Israel Disebut Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Ahad 31 Maret 2024 masih seputar agresi Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya