Virus Corona Tembus 4 Juta, 150 Pakar Minta Amerika Serikat Lockdown Lagi

Senin, 27 Juli 2020 13:00 WIB

Presiden AS Donald Trump mengenakan masker saat mengunjungi Pusat Kesehatan Militer Nasional Walter Reed di Bethesda, Maryland, AS, 11 Juli 2020. Dalam kunjungan tersebut, Trump akan menemui tentara dan pekerja kesehatan di sana. REUTERS/Tasos Katopodis

TEMPO.CO, Jakarta - 150 lebih pakar medis, peneliti, guru, perawat, dan tenaga profesional Amerika Serikat lainnya, menandatangani surat yang memohon pemimpin politik untuk memberlakukan kembali lockdown dan mengulang upaya pengendalian pandemi virus corona.

"Pilihan terbaik bagi bangsa ini adalah tidak membuka kembali terlalu cepat, dan itu untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa," tulis mereka dalam dokumen yang dilaporkan CNN, 24 Juli 2020.

Surat itu dikirim pada Kamis ke pemerintahan Donald Trump, anggota terkemuka Kongres dan gubernur negara bagian.

"Saat ini, kita sedang kehilangan 200.000 lebih nyawa orang Amerika pada tanggal 1 November. Namun, di banyak negara bagian orang dapat minum di bar, memotong rambut, makan di dalam restoran, tato, pijat, dan melakukan segudang kegiatan normal. Memang menyenangkan, tetapi itu bukanlah kegiatan yang penting."

Rekomendasi mereka datang ketika Amerika Serikat melewati angka 4 juta pada hari Kamis, dengan setidaknya 4.028.741 kasus virus corona dan 144.072 kematian, menurut hitungan Universitas Johns Hopkins.

Advertising
Advertising

Puluhan pengunjung berjemur di pantai California di tengah tingginya kasus Covid-19 di Del Mar, California, 15 Juli 2020. REUTERS/Mike Blake

Desakan itu datang karena banyak negara bagian yang kewalahan karena lonjakan jumlah kasus baru dan rumah sakit yang kelebihan beban, tingkat pengangguran yang tinggi, dan tekanan untuk membuka tahun ajaran sekolah.

Satu-satunya cara untuk membuka kembali ekonomi dan negara dengan aman adalah dengan mengikuti seperangkat protokol yang dianggap perlu oleh para pakar kesehatan masyarakat untuk mengendalikan penyebaran Covid-19, menurut surat itu.

Protokol yang dianggap perlu di antaranya: tes harian yang cukup untuk menguji semua orang dengan gejala seperti flu; tenaga kerja pelacak kontak yang cukup besar untuk melacak semua kasus saat ini; dan lebih banyak alat pelindung diri untuk menjaga pekerja penting tetap aman.

Selain itu, mereka mengatakan semua bisnis yang tidak penting harus ditutup dan restoran nasional hanya akan menyediakan layanan bungkus. Orang-orang hanya boleh meninggalkan rumah mereka untuk mendapatkan makanan dan obat-obatan atau udara segar dan olahraga, dan masker harus wajib dalam semua situasi, kata surat itu. Para pemimpin juga harus melarang perjalanan antarnegara bagian untuk membantu mengendalikan virus.

"Jika Anda tidak mengambil tindakan ini, konsekuensinya adalah penyakit dan kematian yang meluas," surat itu memperingatkan.

"Para pembuat keputusan kami perlu menekan tombol reset," kata Matt Wellington, Direktur Advokasi Kesehatan Masyarakat US PIRG, seperti dikutip dari situs webnya.

"Jika terus seperti sekarang, maka akan menyebabkan penderitaan dan kematian yang lebih luas. Dan untuk apa? Pakar kesehatan menetapkan kriteria untuk cara membuka aktivitas kembali dengan aman. Sudah waktunya untuk mendengarkan mereka," ujar Matt Wellington, yang ikut menyusun surat itu.

Ezekiel Emanuel dari Universitas Pennsylvania, William Hanage dari Harvard T.H. Chan School of Public Health; Dr. Seth Trueger dari Universitas Northwestern; dan Dr. Reshma Ramachandran dari Sekolah Kedokteran Yale, adalah di antara banyak pakar yang menandatangani surat itu.

Pada Ahad, 26 Juli 2020, Universitas John Hopkins mencatat kasus virus corona di seluruh dunia melewati angka 16 juta, di mana seperempat total kasus dunia atau 4 juta kasus virus corona ada di Amerika Serikat.

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

5 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

16 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

1 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

14 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya