Buntut Ledakan Misterius, Rudal Pertahanan Udara Iran Siap Tembak

Sabtu, 18 Juli 2020 13:30 WIB

Suasana uji coba rudal misil generasi terbaru dalam latihan militer di Teluk Oman, Iran, 17 Juni 2020. Latihan ini merupakan yang pertama setelah 19 tentaranya tewas tertembak rudal saat latihan perang pada Mei lalu. WANA (West Asia News Agency) via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Intelijen Amerika Serikat mengatakan Iran menyiagakan sistem rudal pertahanan udara dalam beberapa hari terakhir setelah ledakan di sejumlah situs militer dan nuklir penting, menurut pejabat AS yang memantau masalah ini.

Perubahan status siaga tinggi ini membuat baterai rudal darat-ke-udara siap tembak terhadap segala ancaman, menurut sumber kepada CNN, 16 Juli 2020.

Namun, pejabat itu tidak mengatakan dari mana AS menentukan indikator perubahan status ini, tetapi mengatakan data ini diperoleh dari pantauan satelit, pesawat mata-mata, dan kapal perang, yang beroperasi di langit dan perairan internasional dekat Iran.

Sejumlah pejabat AS yang dimintai konfirmasi tentang laporan intelijen peningkatan status Iran, menolak memaparkan lebih jauh.

Amerika telah menilai status siaga Iran bukan bagian dari latihan tetapi merupakan respon terhadap peristiwa baru-baru ini dan kegelisahan setelah beberapa ledakan misterius di berbagai fasilitas Iran bulan ini.

Advertising
Advertising

Kerusakan bangunan setelah kebakaran yang melanda fasilitas nuklir Iran, Natanz, di Isfahan, Iran, 2 Juli 2020.[Organisasi Energi Atom Iran/WANA/REUTERS]

Pertama kali dilaporkan pada akhir Juni, serangkaian ledakan di situs nuklir Iran dan infrastruktur strategis telah mengguncang Republik Islam Iran. Ledakan misterius telah berlangsung selama tiga minggu, mengklaim 21 korban Jiwa pada Selasa, menurut laporan Al Jazeera.

Ledakan di Iran secara tidak resmi dikaitkan dengan serangan siber Israel dan serangan rahasia oleh pasukan AS dan Israel. Rezim Iran telah bersumpah untuk membalas insiden tersebut, yang awalnya mengklaim ledakan-ledakan itu terkait dengan kecelakaan, kegagalan fungsi sistem dan alasan non-invasif lainnya.

Iran berupaya menjelaskan penyebab insiden-insiden itu, termasuk kebakaran yang menyebabkan kerusakan besar pada sebuah situs yang menjadi kunci program pengayaan uranium, yang memicu spekulasi adanya sabotase.

Spekulasi internasional berpusat pada teori bahwa Israel mungkin berada di belakang beberapa ledakan, meskipun para pejabat AS awalnya mengatakan Israel telah meyakinkan mereka bahwa mereka tidak bertanggung jawab.

Pejabat intelijen Timur Tengah mengatakan kepada New York Times bahwa kebakaran yang terjadi di situs nuklir Natanz di Iran dipicu oleh bom yang ditanam oleh Israel.

Namun, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz tidak mengesampingkan tuduhan itu ketika membahas masalah tersebut pada 5 Juli. "Tidak setiap insiden yang terjadi di Iran pasti ada hubungannya dengan kita...Semua sistem itu kompleks, mereka memiliki kendala keamanan sangat tinggi dan saya tidak yakin mereka selalu tahu cara menanganinya," kata Gantz.

Secara terbuka, AS belum mengomentari adanya koneksi Israel atas ledakan di Iran. Para pejabat tinggi AS berusaha untuk mempelajari lebih lanjut tentang ledakan dan siapa, atau apa, yang mungkin bertanggung jawab atas ledakan misterius di Iran, kata pejabat itu.

Berita terkait

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

1 hari lalu

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel

Baca Selengkapnya

Divonis 8 Tahun Penjara, Sutradara Mohammad Rasoulof Kabur dari Iran

4 hari lalu

Divonis 8 Tahun Penjara, Sutradara Mohammad Rasoulof Kabur dari Iran

Sutradara film Iran Mohammad Rasoulof mengatakan telah meninggalkan Iran setelah dijatuhi hukuman penjara atas tuduhan keamanan nasional

Baca Selengkapnya

Garda Revolusi: Iran Tak Takut Hancurkan Arogansi Global

5 hari lalu

Garda Revolusi: Iran Tak Takut Hancurkan Arogansi Global

Panglima Garda Revolusi Iran menyatakan Iran tak pernah terhambat dengan sanksi-sanksi Barat.

Baca Selengkapnya

Iran akan Ubah Doktrin Nuklir Jika Israel Ancam Keberadaannya

9 hari lalu

Iran akan Ubah Doktrin Nuklir Jika Israel Ancam Keberadaannya

Iran sekali lagi memperingatkan Israel agar tidak mengancam eksistensinya atau mereka akan mengubah doktrin nuklir yang telah diumumkannya.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

15 hari lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

16 hari lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

18 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

18 hari lalu

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

Iran akan mendorong pertukaran ekspor impor pada subsektor hortikultura khususnya yang berkaitan dengan buah-buahan

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

21 hari lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

21 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya