Meksiko Bakal Jual Pesawat Kepresidenan Rp 1,7 Triliun

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 14 Juli 2020 12:01 WIB

Ruangan kokpit pesawat kepersiadenan Meksiko Boeing 787-8 Dreamliner saat tur media di Bandara Internasional Benito Juarez di Mexico City, Meksiko, 2 Desember 2018. Pesawat kepersidenan ini akan dilelang oleh Presiden baru Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador. REUTERS/Daniel Becerril

TEMPO.CO, Mexico City -- Pemerintah Meksiko mempertimbangkan tawaran pembelian senilai US$120 juta ( sekitar Rp1,74 Triliun) untuk pesawat jet kepresidenan mewah.

“Seorang calon pembeli yang tidak diumumkan identitasnya menawarkan pembelian dilakukan dengan uang tunai dan perlengkapan medis,” begitu dilansir Reuters mengutip seorang pejabat pemerintah pada Senin, 13 Juli 2020.

Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, menjadikan rencana penjualan Boeing 787 Dreamliner, yang dibeli Presiden sebelumnya, sebagai landasan pemerintahan yang lebih hemat.

Pada pekan lalu, dia melakukan perjalanan pesawat penumpang komersil di kelas ekonomi saat akan melakukan pertemuan puncak dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Jorge Mendoza, kepala bank pembangunan milik negara yang terlibat dalam proses penjualan pesawat kepresidenan ini, mengatakan pada konferensi pers reguler bahwa Presiden telah memerintahkannya menjual pesawat jet itu.

Advertising
Advertising

Presiden juga memintanya menjual pesawat lain dan helikopter, tapi tidak dengan harga lebih rendah dari nilainya saat ini.

"Tawaran ini dalam bentuk tunai dan juga bagian dalam peralatan medis," kata Mendoza sambil menambahkan dia belum bisa memberikan rincian lebih lanjut atau mengidentifikasi pembeli karena alasan kerahasiaan.

Seperti banyak negara, Meksiko berusaha keras mendapatkan pasokan perlengkapan medis termasuk oksigen, ventilator dan masker selama pandemi virus Corona atau Covid-19. Ini terjadi meski Meksiko telah mendapat bantuan dari pemerintah Amerika Serikat dan Cina.

Penjualan jet, yang dibeli mantan Presiden Enrique Pena Nieto pada 2012 itu dilengkapi dengan kamar mandi berlapis marmer, ternyata sulit dilakukan.

Pada Januari, Lopez Obrador mengatakan satu pembeli potensial menawarkan US$125 juta atau sekitar Rp1,8 triliun. Tetapi pemerintah Meksiko tidak bisa menjualnya di bawah valuasi pasar sebesar US$130 juta atau sekitar Rp19 triliun.

Belum jelas mengapa Meksiko sekarang mempertimbangkan tawaran lebih rendah meskipun pesawat mungkin mengalami penurunan nilainya saat disimpan. Pemerintah secara terpisah telah meluncurkan undian yang bertujuan untuk meningkatkan nilai pesawat dengan imbalan hadiah uang tunai.

ADITYO NUGROHO

Berita terkait

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

9 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

12 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

23 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

2 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi Komplain Pesawat Kepresidenan Tak Bisa Masuk Bandara Baru di Pohuwato

11 hari lalu

Kala Jokowi Komplain Pesawat Kepresidenan Tak Bisa Masuk Bandara Baru di Pohuwato

Presiden Jokowi mengeluhkan pesawat kepresidenan tidak dapat masuk Bandara Panua Pohuwato, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya