Situs Nuklir Iran Diretas, AS dan Israel Diduga Sebagai Dalangnya

Sabtu, 4 Juli 2020 16:27 WIB

Ilustrasi. TEMPO/Andry Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Situs nuklir Iran, Natanz, mengalami kebakaran pada hari Kamis lalu. Hingga sekarang, penyebanya belum diketahui. Walau begitu, Pemerintah Iran menyakini bahwa situs pengayaan nuklir tersebut terbakar akibat serangan siber.

"Merespon serangan siber adalah salah satu kekuatan kami. Jika benar Iran sudah menjadi target serangan siber, kami akan membalas," ujar Kepala Pertahanan Sipil, Gholamreza Jalali, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 4 Juli 2020.

Natanz adalah satu dari sejumlah situs nuklir yang dimiliki Iran. Fungsi dari situs itu sendiri, yang sebagian besar kompleksnya berada di bawah tanah, adalah untuk menunjang program pengayaan nuklir Iran.

Iran, sebagaimana diketahui, sedang berada dalam pengawasan internasional karena memutuskan untuk tetap melanjutkan program pengayaan nuklirnya. Berdasarkan catatan Nuclear Threat Initiative (NTI), program pengayaan nuklir Iran sudah melewai batas yang disepakati bersama dengan Amerika, Prancis, dan Jerman.

International Atomic Energy Agency (IAEA) adalah pihak yang ditugaskan untuk mengawasi program pengayaan nuklir Iran. Natanz, yang terbakar pada Kamis kemarin, adalah salah satu yang diawasi oleh IAEA yang bekerja di bawah PBB.

Jumat kemarin, Iran sempat mengklaim bahwa petunjuk siapa dalang di balik kebakaran di Natanz sudah didapat. Hal itu akan ditelusuri lebih lanjut untuk disampaikan detilnya.

Artikel dari kantor berita Iran, IRNA, menyampaikan bahwa ada kemungkinan serangan ke Natanz dilakukan oleh lawan Iran. Dua nama yang diduga kuat oleh IRNA adalah Israel dan Amerika mengingat hubungan keduanya yang bermasalah dengan Iran.

"Sejauh ini, Iran telah berusaha untuk mencegah kriris serta situasi yang lebih rumit. Namun, sejumlah negara melanggar batas, seperti Zionis (Israel) dan Amerika, yang berarti strategi Iran harus diubah," ujar kantor berita IRNA, dikutip dari Reuters.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

44 menit lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

2 jam lalu

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

Kantor kejaksaan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menyerukan diakhirinya apa yang mereka sebut sebagai intimidasi terhadap stafnya.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

9 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

10 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

10 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

11 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

11 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

12 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

12 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

12 jam lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya