Dua Kapal Induk Amerika Sambangi Laut Cina Selatan

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Sabtu, 4 Juli 2020 16:01 WIB

MV-22 Osprey lepas landas dari kapl serbu amfibi USS Wasp (LHD 1) di perairan Jepang, 23 Maret 2018. Osprey merupakan pesawat angkut pasukan berbasis kapal serbu amfibi dan kapal induk Amerika Serikat. REUTERS/Issei Kato

TEMPO.CO, Washington – Dua kapal induk angkatan laut Amerika Serikat menggelar latihan militer di wilayah sengketa Laut Cina Selatan pada Sabtu, 4 Juli 2020.

Latihan ini berlangsung bersamaan dengan latihan militer Cina, yang dikritik Pentagon dan negara sekitar Laut Cina Selatan.

“Tujuan dari latihan ini merupakan sinyal jelas kepada mitra dan sekutu bahwa kami berkomitmen terhadap keamanan dan stabilitas kawasan ini,” kata Wakil Laksamana George M. Wikoff seperti dilansir Reuters pada Sabtu, 4 Juli 2020.

Dua kapal induk Amerika yang turun dalam latihan ini adalah USS Nimitz dan USS Ronald Reagan.

Kehadiran kedua kapal perang supercanggih ini adalah untuk mendukung navigasi bebas dan terbuka di kawasan laut Indo-Pacifik.

Advertising
Advertising

AL Amerika tidak menjelaskan secara detil mengenai lokasi latihan Laut Cina Selatan, yang merentang sejauh 1.500 kilometer.

Wikoff, yang menjadi komandan dalam grup tempur pimpinan USS Ronald Reagan ini mengatakan latihan ini bukan respon terhadap latihan militer yang digelar Cina.

Namun, Pentagon telah mengritik latihan militer Cina pada pekan ini sebagai kontra-produktif terhadap upaya untuk menurunkan ketegangan dan menjaga stabilitas.

Saat ini, Cina mengeklaim sekitar 90 persen wilayah Laut Cina Selatan sehingga berkonflik dengan Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei Darussalam.

“Cina menolak kritik AS terhadap latihan militernya pada Jumat dan mengatakan Amerika bertanggung jawab atas meningkatnya ketegangan di kawasan ini,” begitu dilansir Reuters.

Sekitar dua pekan lalu, AL Amerika juga mengerahkan tiga kapal perang untuk menjaga kebebasan navigasi di wilayah Laut Cina Selatan. Kehadiran tiga kapal perang ini mendapat kritik dari Cina.

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

7 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

16 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

19 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

19 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

20 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

3 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya