Otoritas Hong Kong Bubarkan Kelompok Demokrasi Joshua Wong

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Rabu, 1 Juli 2020 11:01 WIB

Aktivis pro-demokrasi Joshua Wong menjawab pertanyaan awak media di luar Dewan Legislatif selama demonstrasi yang menuntut para pemimpin Hong Kong untuk mundur dan menarik RUU ekstradisi, di Hong Kong, Cina 17 Juni 2019. Sebelum dipenjara, Joshua Wong telah meminta pemerintah Hong Kong untuk membatalkan RUU ekstradisi. REUTERS/Thomas Peter

TEMPO.CO, Hong Kong -- Kelompok pro-demokrasi yang dipimpin aktivis Hong Kong, Joshua Wong, menjadi sasaran pembubaran otoritas setempat pada Selasa, 30 Juni 2020.

Ini terjadi beberapa jam setelah parlemen Cina mengesahkan undang-undang keamanan nasional untuk Hong Kong, yang warganya merasa khawatir akan kebebasannya di tangan otoritas Cina.

Joshua Wong, yang menjadi terkenal selama serangkaian aksi protes pada 2014, telah menggalang dukungan untuk gerakan pro-demokrasi Hong Kong di luar negeri, khususnya di Amerika Serikat.

Ini menimbulkan kemarahan Beijing, yang menuding dia sebagai "tangan hitam" dari kekuatan asing.

Wong mengatakan dia sudah menduga akan menjadi target dari UU baru tadi.

Advertising
Advertising

"Jika suara saya menjadi sulit didengar masyarakat sebentar lagi, saya berharap komunitas internasional akan terus berbicara untuk Hong Kong dan meningkatkan upaya konkret untuk mempertahankan sedikit kebebasan terakhir kami yang tersisa," kata Wong di akun Twitter-nya.

Dia juga mengumumkan telah mundur dari grupnya, yang bernama Demosisto. Beberapa saat kemudian, anggota Demosisto Nathan Law dan Agnes Chow juga mengatakan mereka juga mundur.

"Perjuangan orang-orang Hong Kong tidak akan berhenti. Itu hanya akan berlanjut dengan sikap yang lebih kokoh," kata Law dalam unggahan di akun Facebook.

Rincian isi UU keamanan nasional itu belum dipublikasikan. Namun, banyak orang di Hong Kong merasa khawatir UU itu akan digunakan untuk membungkam perbedaan pendapat.

Ini juga mengkhawatirkan pemerintah asing yang prihatin Beijing sedang mengikis tingkat otonomi tinggi yang diberikan kepada kota itu ketika dikembalikan ke pemerintahan Cina pada 1997, yang menopang perannya sebagai salah satu pusat keuangan dunia.

Cina mengatakan undang-undang keamanan nasional hanya akan menargetkan sekelompok kecil pengacau dan orang-orang yang mematuhi undang-undang tidak memiliki alasan untuk khawatir.

ADITYO NUGROHO

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

5 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

15 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

3 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya