Sayembara Rusia untuk Taliban Diklaim Tewaskan Banyak Tentara AS

Senin, 29 Juni 2020 20:00 WIB

Presiden Donald Trump menyampaikan pidato kepada pasukan AS, dengan Presiden Afganistan Ashraf Ghani berdiri di belakangnya, selama kunjungan mendadak ke Pangkalan Udara Bagram, Afganistan, 28 November 2019. [REUTERS / Tom Brenner]

TEMPO.CO, Jakarta - Intelijen Amerika Serikat mengatakan imbalan Rusia kepada Taliban untuk membunuh tentara AS atau Inggris di Afganistan telah menyebabkan banyak kematian tentara AS dalam Perang Afganistan.

Sejumlah sumber yang mengetahui informasi ini mengatakan kepada The Washington Post, namun tidak diketahui berapa banyak tentara AS atau Inggris yang tewas akibat imbalan Rusia, dikutip dari CNN, 29 Juni 2020. Informasi intelijen ini, menurut sumber, diperoleh dari interogasi militer.

Sebelumnya dilaporkan bahwa perwira intelijen Rusia untuk lembaga intelijen militer GRU baru-baru ini menawarkan uang kepada militan Taliban di Afganistan jika mereka membunuh tentara AS atau Inggris di sana, menurut seorang pejabat intelijen Eropa.

Pejabat itu mengatakan bahwa sayembara yang ditawarkan Rusia, menurut penilaian mereka, menyebabkan korban pasukan koalisi, yang akan menjadi kematian atau cedera personel. Pejabat itu tidak merinci tanggal, jumlah atau kebangsaan mereka, atau apakah ini korban jiwa atau cedera.

Ada diskusi selama Februari dan Maret di komunitas intelijen AS dan di antara komandan militer tinggi tentang operasi Rusia, kata seorang pejabat AS pada hari Minggu. Ada beberapa upaya untuk melindungi pasukan AS karena intelijen, kata sumber itu.

Advertising
Advertising

Adalah The New York Times yang pertama kali melaporkan pada hari Jumat bahwa intelijen AS menyimpulkan bulan lalu bahwa intelijen militer Rusia menawarkan hadiah kepada Taliban. Presiden Donald Trump diberi pengarahan tentang temuan intelijen dan Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengadakan pertemuan tentang hal itu pada akhir Maret, menurut New York Times, mengutip pejabat yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut.

Trump, bagaimanapun, telah berulang kali membantah menerima pengarahan intelijen bahwa Rusia telah mencoba untuk menyuap milisi Taliban untuk membunuh pasukan AS.

"Intel baru saja melaporkan kepada saya bahwa mereka tidak menemukan info ini kredibel, dan karenanya tidak melaporkannya kepada saya atau @VP," katanya dalam twit Minggu malam.

Namun John L. Ullyot, juru bicara Dewan Keamanan Nasional, mengatakan kepada New York Times pada Minggu malam, "Benar atau tidaknya tuduhan yang mendasari laporan ini terus dievaluasi."

Sebelumnya pada Ahad, Presiden Trump men-twit bahwa tidak banyak serangan pada pasukan AS oleh milisi Taliban sebagai bukti bahwa intelijen yang dilaporkan mungkin "palsu".

Dalam laporan kantor berita Rusia, TASS, pada 29 Juni, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengecam laporan Rusia diduga menawarkan hadiah kepada militan Afganistan untuk membunuh personel militer AS sebagai kebohongan dan tipuan. Menurutnya, topik itu tidak dibahas antara kedua pemimpin.

"Klaim-klaim ini hanyalah kebohongan," kata juru bicara Kremlin, mengomentari publikasi The New York Times. "Sekali lagi, kami hanya dapat menyatakan penyesalan bahwa media dunia yang terbesar, terkemuka, dan berkualitas tinggi semakin sering menerbitkan tipuan rumit dalam beberapa tahun terakhir, yang jelas tidak menjadi pertanda baik untuk menjaga reputasi dan prestise mereka," ujar Peskov.

Peskov meminta orang-orang fokus pada pernyataan relevan Presiden Trump yang sudah menanggapi tuduhan ini. Ketika ditanya apakah Putin dan Trump pernah terlibat percakapakn telepon untuk membahas tuduhan ini, Peskov menjawab, "Tidak."

Kedutaan Besar Rusia di Washington DC pada hari Jumat juga telah mengecam laporan New York Times sebagai tuduhan tidak berdasar, yang telah menyebabkan ancaman pembunuhan terhadap diplomat Rusia di Washington dan London. Taliban juga menolak laporan itu.

Sejauh ini sudah lebih dari 2.400 personel AS yang tewas sejak dimulainya Perang Afganistan pada 2001. Tahun lalu adalah yang paling mematikan dalam lima tahun bagi AS di Afganistan, di mana 23 personel AS tewas dalam operasi sepanjang 2019.

Berita terkait

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

5 jam lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

1 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

1 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

1 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

2 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

3 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

3 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

4 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

4 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

5 hari lalu

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.

Baca Selengkapnya