ASEAN Sepakat Gunakan UNCLOS Hadapi Cina di Laut Cina Selatan

Sabtu, 27 Juni 2020 20:34 WIB

Foto satelit yang diambil, pada 8 Januari 2016, ini memperlihatkan tanggul dan dermaga yang telah selesai dibangun di Pulau Subi Reef, Kepulauan Spratly, Laut Cina Selatan. Tiongkok terus membangun infrastruktur di pulau yang masih menjadi sengketa tersebut. REUTERS/CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/Digital Globe

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin negara ASEAN bersuara bulat menyatakan Konvensi PBB tentang Hukum Laut tahun 1982 atau UNCLOS menjadi dasar hak berdaulat untuk menolak klaim Cina atas hampir seluruh perairan di Laut Cina Selatan.

Pernyataan bersama 10 pemimpin negara ASEAN disampaikan dalam Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT ASEAN secara online hari Jumat, 27 Juni 2020. Vietnam menjadi tuan rumah KTT ASEAN.

Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Xuan yang membacakan pernyataan bersama 10 pemimpin ASEAN disebut sebagai pernyataan paling keras ASEAN untuk menanggapi Cina dalam sengketa Laut Cina Selatan.

"Kami menegaskan kembali bahwa UNCLOS 1982 merupakan dasar untuk menentukan hak maritim, hak berdaulat, yuridiksi, dan kepentingan legitimasi atas zoma maritim," ujar para pemimpin ASEAN dalam pernyataan sebagaimana dilaporkan South China Morning Post.

UNCLOS 1982 mendefinisikan hak negara untuk perairan laut dunia dan zona eksklusif ekonomi di mana negara-negara yang memiliki perairan laut diberi hak untuk secara eksklusif menangkap ikan dan sumber daya bahan bakar.

Advertising
Advertising

UNCLOS juga membuat kerangka hukum untuk semua aktivitas di samudera dan laut yang harus dilaksanakan.

Pejabat Cina tidak segera menanggapi pernyataan semua pemimpin ASEAN.

Cina semakin agresif dalam beberapa tahun terakhir untuk mengklaim perairan strategis yang dinamakan nine-dash line yang tumpang tindih dengan perairan dan wilayah yang diklaim anggota ASEAN yakni Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Brunei.

Pengadilan Arbitrasi Internasional pada Juli 2016 memutuskan klaim histori Cina terhadap perairan Laut Cina Selatan ditolak.

Dalam beberapa bulan terakhir, Cina dalam tekanan atas klaim negara-negara dalam sengketa perairan Laut Cina Selatan. Vietnam, misalnya meluncurkan protes setelah kapal penjaga pantai Cina menenggelamkan delapan nelayan Vietnam di Pulau Paracel.

Filipina mendukung Vietnam dalam sengketa di Pulau Paracel di Laut Cina Selatan dengan memprotes distrik baru yang diumumkan Cina.

Berita terkait

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

1 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

2 hari lalu

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

Presiden Jokowi menerima laporan hasil lawatan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Vietnam beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Di Beijing, Blinken Sampaikan Kekhawatiran AS tentang Dukungan Cina terhadap Rusia

2 hari lalu

Di Beijing, Blinken Sampaikan Kekhawatiran AS tentang Dukungan Cina terhadap Rusia

Menlu AS, Antony Blinken, bertemu dengan timpalannya dari Cina, Wang Yi, untuk membicarakan banyak hal, termasuk hubungan Cina-Rusia.

Baca Selengkapnya

Preview Laga Irak vs Vietnam di Perempat Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

2 hari lalu

Preview Laga Irak vs Vietnam di Perempat Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

Duel Timnas U-23 Irak vs Vietnam akan tersaji pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Al Janoub pada Sabtu dinihari, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

3 hari lalu

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

Vietnam kembali melakukan tindakan keras dalam pemberantasan korupsi dengan memenjarakan konglomerat minuman ringan.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

4 hari lalu

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

Retno Marsudi di antaranya menghadiri ASEAN Future Forum di Vietnam sebagai platform tukar pandangan dan ide mengenai masa depan ASEAN

Baca Selengkapnya

Ministry of Marine Affairs and Fisheries Reopen Export of Lobsters Larvae for Vietnam

6 hari lalu

Ministry of Marine Affairs and Fisheries Reopen Export of Lobsters Larvae for Vietnam

Ministry of Marine Affairs and Fisheries has allowed the resumption of lobster larvae exports. The cultivation must be in Vietnam.

Baca Selengkapnya

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

6 hari lalu

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Demi Lobster Kawan Vietnam

7 hari lalu

Demi Lobster Kawan Vietnam

Pemerintah membuka kembali keran ekspor lobster dengan syarat para pengusaha membudidayakannya di sini atau di Vietnam-tujuan utama ekspor lobster.

Baca Selengkapnya