Amerika Ancam Cina dan Rusia Soal Larangan Dagang Senjata di Iran

Kamis, 25 Juni 2020 09:00 WIB

Anggota Dewan Keamanan PBB mengheningkan cipa pada awal pertemuan tentang Afganistan di Markas Besar PBB di wilayah Manhattan di New York City, New York, AS, 10 Maret 2020. [REUTERS / Carlo Allegri]

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika mengancam akan mengisolir Cina dan Rusia di pertemuan Dewan Keamanan PBB. Hal itu berkaitan dengan langkah keduanya mencoba menghalangi perpanjangan larangan transaksi senjata di Iran.

Amerika berencana akan membawa isu tersebut ke pertemuan Dewan Keamanan PBB. Menurut Amerika, sikap perihal perpanjangan harus segera ditentukan karena larangan dagang senjata Iran hampir usai.

"Rusia dan Cina sudah 'diasingkan' dalam pertemuan International Atomic Energy Agency pekan lalu. Mereka bisa didiamkan lagi apabila terus mendukung rencana dystopia Iran," ujar utusan Amerika untuk Iran, Brian Hook, sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu, 24 Juni 2020.

Larangan transaksi senjata untuk Iran sudah berlangsung selama kurang lebih 13 tahun. Pada Oktober nanti, masa larangan tersebut akan habis kecuali Amerika berhasil mendorong perpanjangan larangan.

Dari sekian banyak anggota PBB, Cina dan Rusia aktif menolak rencana perpanjangan tersebut. Hal tersebut mengingat keduanya adalah sekutu Iran.

Pertemuan Dewan Keamanan PBB adalah momen di mana Cina dan Rusia bisa menghalangi rencana Amerika. Sebab, mereka memiliki hak veto. Untuk mengegolkan perpanjangan larangan transaksi senjata, Amerika harus berhasil mengumpulkan minimal 9 suara (dari 15 anggota DK PBB) dan tak ada veto dari Cina, Rusia, Inggris, dan Prancis.

Pemerintah Iran telah meminta Rusia dan Cina untuk sebisa mungkin menghalangi Amerika. Menurut mereka, berhentinya larangan transaksi dagang senjata akan mempermudah langkah Iran untuk memperkuat pertahanannya.

Hook mengaku sudah mengantisipasi langkah Rusia dan Cina pada Dewan Keamanan PBB. Ia optimistis draft resolusi yang ia siapkan akan mampu menyakinkan 15 anggota Dewan Keamanan PBB untuk mendukung perpanjangan embargo terhadap Iran.

"Perpanjangan embargo adalah hal yang benar dan penting dilakukan...Hal itu memang tidak akan mencegah penguatan pertahanan Iran. Tetapi, larangan impor dan ekspor akan membatasi langkah Iran," ujar Hook menegaskan.

Menanggapi rencana Amerika, Presiden Iran Hassan Rouhani berkata bahwa pihaknya bersedia untuk bernegosiasi dengan negeri Paman Sam itu. Namun, dengan syarat, Amerika meminta maaf telah keluar dari kesepakatan Nuklir dan memberikan kompensasi ke Iran.

Menteri Luar Negeri Amerika, Mike Pompeo, mengapresiasi tawaran Iran. Walau begitu, ia ogah memberikan kompensasi ke Iran. "Syarat yang mengindikasikan kami harus memberikan uang ke Iran itu tidak masuk akal," ujar Pompeo mengakhiri.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

5 jam lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

7 jam lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

7 jam lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

11 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

21 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

22 jam lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

1 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

1 hari lalu

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

Pemerintah Indonesia akan mengusulkan penetapan Hari Danau Sedunia dalam acara World Water Forum ke-10 yang dihelat di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

1 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

1 hari lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya