Kicauan Donald Trump Kembali Melanggar Pedoman Twitter

Rabu, 24 Juni 2020 11:00 WIB

Presiden AS Donald Trump menyentuh layar ponsel selama diskusi meja bundar tentang pembukaan kembali usaha kecil State Dining Room di Gedung Putih di Gedung Putih di Washington, AS, 18 Juni , 2020. [REUTERS / Leah Millis]

TEMPO.CO, Jakarta - Twitter pada hari Selasa kembali menandai twit Presiden AS Donald Trump yang mengancam demonstran di ibu kota AS karena melanggar kebijakan perusahaan terkait perilaku kasar.

"Tidak akan pernah ada 'Zona Otonomi' di Washington, D.C., selama saya adalah Presiden kalian. Jika mereka melakukan itu mereka akan berhadapan dengan kekuatan serius! twit Trump, dikutip dari Reuters, 24 Juni 2020.

Twitter mengatakan telah menyembunyikan twit Trump dengan tanda pemberitahuan "kepentingan publik" karena ada ancaman terhadap kelompok yang dapat diidentifikasi.

Peringatan ini adalah kedua kalinya dari Twitter yang telah memasang label peringatan publik pada kicauan Trump. Kepala Eksekutif Twitter, Jack Dorsey, telah diberitahu tentang keputusan itu sebelum pelabelan itu diberlakukan, kata seorang juru bicara Twitter.

Advertising
Advertising

Para pengunjuk rasa anti-rasisme pada hari Senin mendeklarasikan Zona Otonomi Gedung Hitam, merujuk pada wilayah Seattle yang dikenal sebagai zona Protes Terorganisir Capitol Hill (CHOP) atau Zona Otonomi Capitol Hill, dekat Gedung Putih di depan Gereja St. John.

Twitter pertama kali memasang pemberitahuan peringatan publiknya ke salah satu twit Trump bulan lalu, ketika ia menggunakan frasa "ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai" untuk mengancam penggunaan kekuatan penuh terhadap pengunjuk rasa di Minneapolis.

Twitter mengatakan bahwa pesan tersebut melanggar aturannya karena mengagungkan kekerasan. Twitter juga menambahkan pengecekan fakta dan memanipulasi label media untuk twit Trump bulan lalu, yang mengklaim ada kecurangan selama pemilu tanpa memberikan fakta atau bukti.

Pekan lalu, Twitter juga menyebut video yang diunggah Trump tentang dua balita sebagai video rekayasa. Unggahan itu kemudian dihapus karena klaim hak cipta, menurut laporan CNN.

Pelabelan twit telah membuat marah Presiden Trump dan pendukungnya dan bahkan mendorong Trump untuk menandatangani perintah eksekutif yang menargetkan perusahaan media sosial.

Pekan lalu Facebook juga menghapus iklan kampanye Trump karena memasukkan simbol Nazi.

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

3 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

4 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

5 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

9 hari lalu

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

Jauh sebelum wacana kereta cepat Jakarta-Surabaya, ada komikus yang pernah sindir Indonesia lebih pilih Cina dari pada Jepang.

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

13 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

14 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

16 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Elon Musk Usulkan Biaya Langgan bagi Pengguna X Baru, Ini Alasannya

20 hari lalu

Elon Musk Usulkan Biaya Langgan bagi Pengguna X Baru, Ini Alasannya

Elon Musk, CEO platform media sosial X, pada Senin mengusulkan biaya langganan bagi pengguna baru

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

21 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

25 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya