Upaya Boikot Menguat Di Tengah Pertemuan India - Cina di Galwan

Senin, 22 Juni 2020 19:05 WIB

Garis perbatasan status quo Cina dan India yang disebut Line of Actual Control (LAC) di Ladakh timur.[The Indian Express]

TEMPO.CO, Jakarta - Komandan militer India dan Cina akhirnya bertemu untuk meredakan tensi usai peristiwa berdarah di lembah Galwan. Dikutip dari Reuters, pertemuan berlangsung pada hari ini di Moldo, bagian dari wilayah kedaulatan Cina.

Pertemuan tersebut menjadi yang kesekian bagi militer kedua negara. Kamis pekan lalu, pejabat eselon rendah sudah bertemu terlebih dahulu untuk membahas berbagai cara meredakan ketegangan. Namun, di tengah pertemuan itu, desakan boykot produk Cina menguat di India.

"Seluruh warga India sangat-sangat marah dan mendorong adanya pembalasan yang pantas kepada Cina, baik dalam hal militer maupun ekonomi," ujar Sekretaris Jenderal Konfederasi Seluruh Pedagang India (CAIT), Praveen Khandelwal, sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin, 22 Juni 2020.

Diberitakan sebelumnya, tentara India dan Cina kembali berkelahi pekan lalu di lembah Galwan. Galwan adalah daerah perbatasan yang memisahkan Ladakh (India) dan Aksai Chin (Cina).

Perkelahian antar tentara yang berjaga di sana sesungguhnya bukan hal baru. Tahun ini, hal tersebut terjadi beberapa kali. Namun, perkelahian terbaru pada Senin kemarin menewaskan 20 personil Militer India, menjadikannya yang terparah dalam 4 dekade terakhir.



Baik India dan Cina sama-sama tidak mau disalahkan atas insiden tersebut. Mereka saling klaim bahwa pihak lawan yang bertanggung jawab karena memprovokasi. Bahkan, kedua negara mengancam akan memberikan reaksi keras jika situasi memburuk. Walau begitu, keduanya sepakat untuk mengupayakan deeskalasi.

Banyak warga India tidak sepakat dengan pendekatan damai yang diambil. Mereka menuntut balasan keras. Salah satunya, mereka mendesak Perdana Menteri Narendra Modi untuk memboikot produk asal Cina. Karena tak kunjung direspon, CAIT akhirnya ikut mendesak.

Khandelwal melanjutkan, CAIT tidak ingin India hanya memboikot produk Cina yang diperdagangkan di pasar fisik. Ia berkata, boikot juga harus dilakukan pada produk Cina yang diperdagangkan secara online. Untuk mengetahui mana saja barang dari Cina, Khandelwal mengaku sudah meminta Kementerian Perdagangan untuk mewajibkan label asal barang.

"Kebanyakan produk e-commerce berasal dari Cina," ujar Khandelwal. Sebagai catatan, India adalah rekan dagang terbesar kedua Cina. Nilai transaksi mereka mencapai US$ 87 miliar. Defisit dagang dengan Cina adalah US$53,7 miliar, defisit terlebar yang dihadapi India.

Cina merespon desakan boikot lewat media mereka, Global Times. Dalam pernyataan sikap redaksinya, Global Times memperingatkan warga India untuk tetap tenang dan tidak memanas-manasi suasana. "PDB Cina lima kali dari India. Pengeluaran militer Cina juga tiga kali lebih besar," ujar Global Times di Twitter.

Mantan Perdana Menteri India, Manmohan Singh, memperingatkan Modi untuk pikir panjang sebelum mengambil keputusan. "Aksi dan keputusan pemerintah akan menentukan citra pemerintah ke depannya," ujarnya.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

2 jam lalu

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

India digegerkan oleh beredarnya video seks oleh seorang politisi yang merupakan sekutu PM Narendra Modi.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

7 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

16 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

20 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

20 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

21 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

1 hari lalu

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

Menariknya tidak hanya ibu kota India yang megah tapi juga beberapa daerah terpencil yang memikat hati wisatawan mancanegara

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

1 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya