Buku John Bolton Berisiko pada Keamanan Nasional AS, Mengapa?

Kamis, 18 Juni 2020 14:19 WIB

Penasehat keamanan nasional Gedung Putih, John Bolton, memegang buku catatan yang berisi tulisan "5000 tentara ke Kolombia" pada Selasa, 29 Januari 2019. Sky News

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan penasehat keamanan Amerika Serikat, John Bolton menuliskan dalam buku terbarunya tentang Presiden Donald Trump yang meminta Presiden Cina, Xi Jinping membantunya untuk memenangkan kembali pemilihan presiden 2020.

Bolton juga mengungkapkan peristiwa ketika Presiden Xi memberitahu Presiden Trump tahun lalu mengenai Cina membangun kamp konsentrasi untuk tahanan massal Muslim Uighur, dan Presiden Trump merestui pembangunan kamp itu yang dia kira itu sesuatu tindakan benar.

Di satu pertemuan selama KTT G-20 tahun lalu di Osaka, Jepang, Bolton menuliskan tentang Presiden Trump dengan cara yang di luar dugaan mengubah pembicaraan tentang pemilu 2020.

Menurut pejabat top kebijakan luar negeri AS yang dipecat Presiden Trump September lalu, dalam pembicaraan di sela KTT G-20 itu Presiden Trump menekankan pentingnya petani dan meminta pembelian kedelai dan gandum ditingkatkan oleh Cina sebagai hasil dari pemilu nantinya.

Bolton juga menuliskan tentang memo Mike Pompeo tentang Presiden Trump saat mengadakan pertemuan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tahun 2018. Kutipan memo itu dimuat di Washington Post.

Advertising
Advertising

"Dia penuh omong kosong," tulis Pompeo dalam memonya.

Di bukunya, Bolton juga mengangkat isu ketidaksukaan Presiden Trump terhadap jurnalis. Di satu pertemuan di musim panas 2019 di New Jersey, Presiden Trump mengatakan jurnalis seharusnya dipenjarakan sehingga mereka membocorkan narasumber mereka.

"Orang-orang ini seharusnya dieksekusi. Mereka sampah," Washington Post mengutip isi buku itu.

Presiden Trump kepada Wall Street Journal menuding John Bolton penipu soal buku barunya yang bertajuk The Room Where It Happened: A White House Memoir.

"Dia penipu," kata Presiden Trump.

"Semua orang di Gedung Putih membenci John Bolton," ujar Presiden Trump.

Presiden Trump juga mengatakan Bolton tidak memiliki bukti atas pernyataannya itu.

Buku yang ditulis John Bolton telah semakin menajamkan permusuhan dan perlawanan Gedung Putih dan Bolton.

Permusuhan memanas Selasa kemarin setelah pemerintahan Trump melakukan perlawanan ke pengadilan untuk menghentikan penerbitan buku itu. Gedung Putih beralasan, Bolton melanggar kesepakatan untuk merahasiakan informasi dan beresiko pada keamanan nasional dengan menerbitkan informasi rahasia.

Beberapa pejabat top intelijen dan keamanan nasional AS membuat pernyataan tertulis kepada hakim bahwa buku John Bolton memuat informasi rahasia.

Namun pengacara John Bolton, Charles Cooper menuding Gedung Putih berniat menghalangi penerbitan buku ini semata-mata alasan politik.

Penerbit buku, Simon & Schuster mengatakan, ratusan ribu buku yang ditulis John Bolton telah diedarkan.

Berita terkait

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

4 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Berpulang Sehari sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

5 hari lalu

Berpulang Sehari sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

Nama Joko Pinurbo mulai dikenal luas saat menerbitkan buku antologi puisi Celana pada 1999.

Baca Selengkapnya

Intelijen Militer Rusia Disebut Terkait 'Sindrom Havana', Penyakit Apakah itu?

32 hari lalu

Intelijen Militer Rusia Disebut Terkait 'Sindrom Havana', Penyakit Apakah itu?

Laporan Insider menyebutkan anggota unit intelijen militer Rusia (GRU) kemungkinan terlibat dalam penyebaran Sindrom Havana.

Baca Selengkapnya

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

35 hari lalu

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard

Baca Selengkapnya

PBB Luncurkan Buku Kisah Nyata Upaya Mencapai SDGs.

42 hari lalu

PBB Luncurkan Buku Kisah Nyata Upaya Mencapai SDGs.

PBB meluncurkan "Those Not Left Behind", buku berisi 22 kisah nyata tentang upaya mencapai SDGs.

Baca Selengkapnya

7 Ide Bisnis Barang yang Laris di Bulan Ramadan

46 hari lalu

7 Ide Bisnis Barang yang Laris di Bulan Ramadan

Apa saja bisnis barang yang laris di bulan Ramadan? Berikut ide bisnisnya yang berpeluang untung yang bisa dicoba. Mulai dari pakaian hingga buku.

Baca Selengkapnya

Laporan Intel AS: Kepemimpinan Netanyahu dalam Bahaya, Mengapa?

52 hari lalu

Laporan Intel AS: Kepemimpinan Netanyahu dalam Bahaya, Mengapa?

Penilaian intel AS yang telah dideklasifikasi baru-baru ini telah memunculkan keraguan terhadap masa depan politik PM Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Perpustakaan Katedral Ikonik London Buka Pintu untuk Kutu Buku yang Ingin Menginap

57 hari lalu

Perpustakaan Katedral Ikonik London Buka Pintu untuk Kutu Buku yang Ingin Menginap

Bagi yang ingin menginap di perpustakaan katedral London, Airbnb memasang tarif Rp140 ribu untuk satu malam. Syaratnya, tamu harus kutu buku.

Baca Selengkapnya

5 Manfaat Membaca Buku Bacaan Literasi untuk Perkembangan Anak

3 Maret 2024

5 Manfaat Membaca Buku Bacaan Literasi untuk Perkembangan Anak

Buku bacaan literasi memiliki beragam manfaat untuk perkembangan anak. Simak lima manfaat membaca buku jenis ini.

Baca Selengkapnya

Paket Obat dan Buku untuk Pilot Susi Air yang Disandera KKB OPM Diantar Pakai Helikopter

16 Februari 2024

Paket Obat dan Buku untuk Pilot Susi Air yang Disandera KKB OPM Diantar Pakai Helikopter

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan mengatakan permintaan obat-obatan oleh Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens telah disampaikan.

Baca Selengkapnya