Buat Buku Tentang Dirinya, Trump Tuntut Mantan Pensehat Keamanan

Rabu, 17 Juni 2020 16:30 WIB

Penasihat Keamanan Nasional John Bolton mendengarkan ketika Presiden AS Donald Trump mengadakan rapat kabinet di Gedung Putih di Washington, AS, 9 April 2018. [REUTERS / Kevin Lamarque]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika menuntut mantan penasehat keamanan nasional, John Bolton. Dikutip dari kantor berita Reuters, penuntutan tersebut untuk mencegah John Bolton menerbitkan bukunya yang diklaim memuat skandal Presiden Donald Trump di Ukraina. Buku itu berjudul The Room Where It Happened: A White House Memoir.

"Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih telah menegaskan bahwa manuskrip buku Bolton memuat sejumlah hal terkait rahasia keamanan negara," ujar dewan tersebut dalam pernyataan persnya, Rabu, 17 Juni 2020.

Diberitakan sebelumnya, ketika Donald Trump hendak dimakzulkan, buku John Bolton menjadi salah satu amunisi kubu Demokrat untuk melengserkannya. Buku tersebut diketahui memuat perintah Trump soal penahanan bantuan militer ke Ukraina.

Dalam proses pemakzulan, Trump disebut telah menahan bantuan militer tersebut untuk kepentingan politiknya. Ia meminta Ukraina mematai-matai dan menginvestigasi peran Joe Biden di perusahaan gas Burisma. Trump menyakini calon presiden dari Demokrat tersebut telah melakukan praktik korupsi. Jika Ukraina melakukannya, maka bantuan diaktifkan kembali.

Demokrat sempat mencoba menghadirkan John Bolton sebagai saksi di sidang pemakzulan Trump. Namun, jumlah Republikan yang dominan di Kongres Amerika menghalangi hal tersebut. Padahal, John Bolton sudah bersedia menjadi saksi untuk mengungkap peran Trump di Ukraina.

Dewan Keamanan Nasional berkata, jika sampai keterangan John Bolton di buku tersebut tersebar luas, dampaknya bisa berbahaya bagi keamanan Amerika. Itu lah kenapa, kata mereka, penuntutan dilakukan agar Bolton tak semakin membahayakan Amerika.

Jaksa Agung William Barr menambahkan bahwa Kementerian Hukum tengah mencoba membujuk John Bolton untuk merevisi bukunya. Ia berharap John Bolton kooperatif dan mau menghapus bagian-bagian yang dirasa sensitif.

Menanggapi tuntutan Dewan Keamanan Nasional, pengacara John Bolton, Charles Cooper, mengkonfirmasi telah menerima pemberitahuannya. Respon, kata ia, akan diambil sesegera mungkin.

Secara terpisah, penerbit buku John Bolton, Simon and Schuster, menyebut tuntutan Dewan Keamanan Nasional adalah langkah pembungkaman dari Trump. Padahal, menurut mereka, buku yang akan terbit 23 Juni itu sudah memenuhi semua tahap pre-publikasi.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

12 jam lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

2 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

2 hari lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

3 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

3 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

4 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

5 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

5 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

5 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya