Demonstran Turun ke Jalan Pasca Anjloknya Mata Uang Lebanon
Senin, 15 Juni 2020 06:01 WIB
TEMPO.CO, Beirut – Sejumlah demonstran turun ke jalan di Ibu Kota Beirut, Lebanon, dan kota-kota lainnya pada Sabtu, 13 Juni 2020 mendesak pengunduran diri pemerintah.
Demonstran mendesak pemerintah mundur setelah ekonomi negara semakin jatuh ke dalam resesi.
“Aksi protes jalanan ini terjadi setelah pawai selama dua hari berturut-turut yang dipicu jatuhnya nilai tukar mata uang Lebanon terhadap dolar,” begitu dilansir Aljazeera pada Sabtu, 13 Juni 2020.
Sejumlah demonstran terlihat melakukan kerusuhan dengan menyerang kantor bank swasta dan pertokoan.
Mata uang pound Lebanon terus mengalami pelemahan setelah selama ini menggunakan dolar sebagai rujukan.
“Mata uang pound Lebanon kehilangan 60 persen nilai tukarnya,” begitu dilansir Reuters.
Media Lebanon melaporkan nilai tukar pound jatuh ke 6.000 per dolar di pasar gelap pada awal Jumat pekan ini.
Nilai tukar ini jauh lebih rendah dari pada nilai tukar resmi yang ditetapkan pemerintah yaitu 1.507 per dolar, yang ditetapkan sejak 1997.
Lebanon sangat mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Mata uang pound Lebanon dan dolar digunakan secara bergantian sehari-hari selama bertahun-tahun.
“Krisis ekonomi dan keuangan ini tidak pernah terjadi sebelumnya dan menjadi tantangan besar bagi pemerintahan PM Hassan Diab,” begitu dilansir Aljazeera.
Dia baru menjabat awal tahun ini setelah pendulunya mundur setelah mengalami demonstrasi anti-pemerintah Lebanon besar-besaran karena ekonomi yang terus memburuk.