Korea Utara Kecewa dengan Pernyataan Antonio Guterres

Jumat, 12 Juni 2020 11:30 WIB

Sekjen PBB Antonio Guterres menjadi pembicara dalam sesi Mitigating Famine Risks dalam rangkaian Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali, Sabtu 13 Oktober 2018. ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Afriadi Hikmal

TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara menyerang Sekjen PBB Antonio Guterres dengan menyebutnya sedang berpura-pura mabuk. Pernyataan itu dilontarkan setelah Juru bicara PBB Stephane Dujarric menyinggung keputusan Pyongyang yang memutuskan jalur komunikasi langsung (hotlines) dengan Korea Selatan.

“Kami sangat heran dengan pernyataan sembrono seperti itu, tanpa penilaian akal sehat, apalagi pengetahuan dasar hubungan Korea Utara – Korea Selatan. Ini keluar dari PBB pusat,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara seperti diwartakan kantor berita KCNA.

File Foto, Warga Korea Selatan menonton televisi yang menampilkan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Seoul, Korea Selatan, 21 April 2020. Dilaporkan KCNA, Kim menginspeksi pabrik tersebut dan dijelaskan mengenai proses produksi REUTERS/Heo Ran/File Photo

Sebelumnya pada Rabu, 10 Juni 2020, Dujarric mengatakan Guterres menyayangkan keputusan Korea Utara soal pemutusan jalur komunikasi langsung dengan Korea Selatan. Guterres pun memperingatkan memiliki kontak langsung seperti itu (hotlines) sangat penting untuk menghindari salah faham atau salah perhitungan.

“Apakah hanya Sekjen PBB yang tahu apakah dia pura-pura menutup mata pada pasal-pasal dalam kesepakatan inter-Korea soal menghentikan semua permusuhan terhadap pihak lain atau dia (Guterres) pura-pura mabuk,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara.

Advertising
Advertising

Pyongyang dalam keterangannya menyebut mereka tidak dapat mengesampingkan ucapan juru bicara PBB itu dan menuding Guterres sudah berpihak pada Amerika Serikat dengan mengutarakan pandangan yang tak pantas dan bias. Dujarric menolak mengomentari pernyataan Korea Utara itu.

Keputusan Pemerintah Korea Utara pada Selasa, 10 Juni 2020, adalah sebuah kemunduran dalam upaya membujuk negara itu agar menghentikan program senjata nuklirnya. Dalam beberapa hari terakhir, Korea Utara mengecam Korea Selatan karena tidak bisa menghentikan para pembelot yang berlindung ke negara itu, yang terus membagikan selebaran atau materi lainnya ke Korea Utara.

Berita terkait

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

42 menit lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

5 jam lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

13 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

14 jam lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

15 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

15 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

1 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

1 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

2 hari lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalani Operasi Militer di Rafah

2 hari lalu

Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalani Operasi Militer di Rafah

Sekjen PBB Antonio Guterres menyeru kepada "mereka yang memiliki pengaruh atas Israel" untuk mencegah jatuhnya korban sipil di Rafah

Baca Selengkapnya