Unjuk Rasa, Ahli Khawatir Eropa Bakal Hadapi Gelombang Dua Corona

Jumat, 12 Juni 2020 09:41 WIB

Patung pedagang budak abad ke-17, Edward Colston jatuh ke dalam air setelah pengunjuk rasa menariknya turun dan mendorongnya ke dermaga, selama protes terhadap ketidaksetaraan rasial setelah kematian di tahanan polisi Minneapolis di George Floyd, di Bristol, Inggris, 7 Juni 2020. Sejumlah patung tokoh abad pertengahan di sejumlah negara mengalami vandalisme terkait gerakan Black Lives Matter. Keir Gravil via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Eropa terancam menghadapi gelombang kedua infeksi virus corona dalam beberapa pekan ke depan yang disebabkan unjuk rasa solidaritas anti-rasisme atas kematian warga kulit hitam Amerika Serikat keturunan Afrika, George Floyd. Unjuk rasa tersebut dilakukan selama beberapa hari terakhir dan telah membuat para ahli, politikus serta pejabat tinggi di Uni Eropa waswas.

“Jika Anda meminta setiap orang melakukan jaga jarak aman satu meter dan yang terjadi semua orang berdiri saling bersebelahan, saya punya firasat tak bagus soal itu. Saya berharap saya salah (kasus baru infeksi virus corona),” kata Jozef Kesecioglu, Kepala Komunitas Eropa bidang perawatan kesehatan, Kamis, 11 Juni 2020, seperti dikutip reuters.com.

Ribuan pengunjuk rasa di taman Piazza del Popolo atau Plaza Rakyat di Roma, Italia kemarin menuntut keadilan bagi George Floyd yang tewas akibat polisi rasis di AS. [CHANNEL NEWS ASIA]

Total sekitar 10 ribu demonstran melakukan unjuk rasa di kota-kota besar di Eropa dalam beberapa hari terakhir. Unjuk rasa untuk menentang rasisme terkait kematian Floyd di tangan polisi kulit putih Amerika Serikat.

Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengimbau masyarakat agar tidak berkumpul lebih dari enam orang, termasuk unjuk rasa pun dilarang.

Advertising
Advertising

“Saya mengerti masyarakat ingin memperlihatkan kepedulian mereka atas apa yang terjadi, tapi ini adalah sebuah virus yang bisa menyebar lewat kontak sosial,” kata Hancock.

Banyak negara-negara Eropa sudah melewati puncak penyebaran virus corona atau Covid-19. Secara bertahap mulai membuka aktivitas ekonomi dan wilayah perbatasan menyusul kasus baru virus corona yang mulai turun dalam beberapa pekan terakhir.

Sebelum adanya unjuk rasa anti-rasisme dalam beberapa pekan terakhir, para ilmuan sudah memprediksi kemungkinan gelombang kedua kasus baru infeksi Covid-19 setelah musim panas. Akan tetapi, adanya gelombang unjuk rasa ini dikhawatirkan proyeksi para ilmuwan tersebut benar terjadi.

Saat ini masih belum diketahui apakah Covid-19 menular karena faktor musiman dan berapa banyak waktu idealnya yang bisa dihabiskan seseorang di ruang terbuka, di mana partikel berbahaya ini menyebar dengan cepat dan bagaimana membatasi penyebarannya. Martin Seychell, pegawai bidang kesehatan di Komisi Uni Eropa, mengatakan sama seperti penyakit pernafasan lainnya, acara-acara yang mengundang banyak orang bisa menjadi penyebaran terbesar.

Berita terkait

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

2 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

2 hari lalu

Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

Ribuan pengunjuk rasa ikut protes yang dimpimpin kelompok-kelompok Yahudi untuk perdamaian di Brooklyn, New York, mendesak AS berhenti kirim senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

2 hari lalu

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?

Baca Selengkapnya

Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

3 hari lalu

Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

Sleeper train L'Observatoire Venice Simplon-Orient-Express mulai beroperasi tahun 202

Baca Selengkapnya

Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

3 hari lalu

Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

Venice Simplon-Orient-Express pertama kalinya menghadirkan sleeper train yang dirancang khusus oleh seniman

Baca Selengkapnya

Kampus-kampus AS Diguncang Unjuk Rasa Pro - Palestina, Mahasiswa Ditangkapi

4 hari lalu

Kampus-kampus AS Diguncang Unjuk Rasa Pro - Palestina, Mahasiswa Ditangkapi

Polisi menangkapi mahasiswa di New York University yang berunjuk rasa mendukung Palestina.

Baca Selengkapnya

Tunggu Jawaban BRIN, Ratusan Warga Tangsel dan Kabupaten Bogor Kembali Gelar Unjuk Rasa

4 hari lalu

Tunggu Jawaban BRIN, Ratusan Warga Tangsel dan Kabupaten Bogor Kembali Gelar Unjuk Rasa

Warga berencana tetap menggelar unjuk rasa, bila BRIN tak memenuhi permintaan mereka.

Baca Selengkapnya

Penutupan Jalan BRIN, Ratusan Petugas Gabungan Dikerahkan Antisipasi Unjuk Rasa Warga

4 hari lalu

Penutupan Jalan BRIN, Ratusan Petugas Gabungan Dikerahkan Antisipasi Unjuk Rasa Warga

Perwakilan warga yang menolak penutupan jalan BRIN, Rojit mengatakan unjuk rasa ketiga kalinya ini akan digelar di depan kantor BRIN.

Baca Selengkapnya

Lokasi Patung Kuda Arjuna Wijaya Jakarta Kerap Jadi Pusat Unjuk Rasa, Begini Sejarah Pendiriannya

6 hari lalu

Lokasi Patung Kuda Arjuna Wijaya Jakarta Kerap Jadi Pusat Unjuk Rasa, Begini Sejarah Pendiriannya

Patung Kuda Arjuna Wijaya di Jalan Medan Merdeka Jakarta kerap jadi sentral unjuk rasa. Terakhir demo pendukung 01 dan 02 terhadap sengketa pilpres.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

8 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya