Membandel, Pembelot Lanjutkan Kampanye Anti Korea Utara di Korsel

Kamis, 11 Juni 2020 19:52 WIB

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri peresmian pabrik pupuk, di wilayah utara ibu kota, Pyongyang, dalam gambar ini dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara pada 2 Mei 2020. [KCNA / via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Dua pembelot asal Korea Utara memastikan tidak akan berhenti mengkampanyekan gerakan Anti-Pyongyang walaupun sudah diperingatkan oleh Korea Utara maupun Selatan. Menurut kedua pembelot tersebut, Park Jung-oh dan Park Sang-hak, peringatan yang diberikan tidak akan mampu mencegah aksi mereka.

"Kami tetap berniat melanjutkan pengiriam selebaran propganda dan bantuan kemanusiaan ke Korea Utara," ujar keduanya sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 11 Juni 2020.

Diberitakan sebelumnya, Korea Utara marah besar beberapa hari terakhir ketika mengetahui pembelotnya mengkampanyekan gerakan Anti-Pyongyang dari Korea Selatan. Lewat media milik negara, Pemerintah Korea Utara menyebut Park bersaudara sebagai anjing liar dan sampah masyarakat yang lebih rendah dibandingkan hewan.

Tidak berhenti di situ, mereka juga melapor ke Kementerian Unifikasi Korea Selatan. Mereka meminta aksi Park bersaudara untuk diinvestigasi dan ditindak. Korea Selatan sendiri sudah membidik organisasi milik kedua Park, Kuensaem Education Center, yang dianggap mengancam hubungan kedua Korea serta warga di perbatasan.

Park Jung-Oh, yang membelot dari Korea Utara di tahun 2000, adalah pemimpin dari Kuensaem. Dikutip dari Reuters, Ia mengatakan organisasinya akan tetap mengirim botol berisi beras, obat-obatan, dan masker ke Korea Utara. Adapun botol-botol itu akan dikirim dengan dihanyutkan di lautan dekat perbatasan.

Selain mengirimkan bantuan lewat air, kampanye via udara juga dilakukan. Park Sang-Hak, saudara dari Park-Jung-oh, menyiapkan penyebaran leaflet lewat balon udara yang diterbangkan di atas wilayah perbatasan. Hal ini sempat menimbulkan keributan di tahun 2014.

Menanggapi aksi Park Bersaudara, organisasi non-pemerintah, Human Rights Watch (HRW), berharap Pemerintah Korea Selatan tidak melarang upaya keduanya. Menurut HRW, apa yang dilakukan Park bersaudara relatif tidak berbahaya dan tidak perlu ditanggapi berlebihan.

"Justru disayangkan kenapa Presiden Korea Selatan dan pemerintahannya tidak berniat untuk memperjuangkan hak asasi warga di Korea Utara," ujar Phil Robertson, Deputi Direktur HRW di Asia.

Dukungan serupa diberikan organisasi Liberty in North Korea. Jubir organisasi itu, Sokeel Park, menyarankan Korea Selatan untuk menanggapi isu Park bersaudara dan Korea Utara dengan pendekatan demokratis.

"Mengecam kerja keras mereka dengan dalih menjaga hubungan baik antar kedua Korea memberi kesan yang buruk soal hubungan kedua negara ke depannya," ujar Sokeel Park.

Hingga berita ini ditulis, Korea Selatan belum memberikan pernyataan lengkap soal aksi Park bersaudara. Mereka hanya mengklaim warga di perbatasan mengecam aksi Park dan Park tidak mendaftarkan barang-barang bantuan yang dikirimkan ke Korea Utara.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Kasus Suap Tas Dior Istri Presiden Korsel, Jaksa Agung Perintahkan Penyelidikan

1 jam lalu

Kasus Suap Tas Dior Istri Presiden Korsel, Jaksa Agung Perintahkan Penyelidikan

Suap tas Dior istri Presiden Korsel yang mengguncang membuat jaksa agung turun tangan. Tim dibentuk untuk menyelidiki kasus ini.

Baca Selengkapnya

3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

4 jam lalu

3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

Korea Tourism Organization mencatat 902 pengaduan dari wisatawan selama tahun 2023

Baca Selengkapnya

Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju

1 hari lalu

Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju

Gregoria Mariska Tunjung terus merebut poin di Uber Cup 2024

Baca Selengkapnya

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

2 hari lalu

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

Tragedi Itaewon Hallowen 2022 merupakan tragedi kelam bagi Korea Selatan dan baru-baru ini parlemen meloloskan RUU untuk selidiki kasus tersebut

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Bawa Indonesia Unggul 1-0 atas Korea Selatan

2 hari lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Bawa Indonesia Unggul 1-0 atas Korea Selatan

Anthony Sinisuka Ginting sukses menyudahi perlawanan sengit tunggal putra Korea Selatan Jeon Heyok Jin pada babak perempat final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

3 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

3 hari lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

3 hari lalu

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

Dalam kontrak barunya di Red Sparks, Megawati Hangestri bakal mendapat kenaikan gaji menjadi US$ 150 ribu per musim.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

5 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya