Politikus Filipina dan Tokoh Katolik Menolak UU Anti-Terorisme

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 9 Juni 2020 12:47 WIB

Presiden Filipina Rodrigo Duterte melihat ratusan senjata yang berhasil disita oleh militer Filipina selama bentrokan di Marawi, 20 Juli 2017. Kunjungan Duterte ini didampingi sejumlah menteri. Dalam kunjungannya tersebut, ia juga menyampaikan ucapan terima kasih atas perjuangan para tentara Filipina untuk memberantas kelompok Maute. Ace Morandante/Presidential Photographers Division, Malacanang Palace via AP

TEMPO.CO, Manila - Sejumlah politikus DPR Filipina meminta penghentian proses pengesahan dan penerapan UU Anti-Terorisme 2020.

Politikus Carlos Isagani Zarate dari daerah Bayan Muna meminta Ketua DPR Alan Peter Cayetano untuk menghentikan proses pengiriman naskah UU itu kembali ke Senat.

Ini terjadi setelah sejumlah anggota DPR mencabut dukungannya atas UU itu atau ingin meminta penjelasan lebih detil.

Anggota DPR lainnya Edcel Lagman juga mendesak Cayetano dengan permintaan sama.

“Dia menyebut ada protes besar terhadap pengesahan dan penerapan UU ini,” begitu dilansir Manila Times pada Senin, 7 Juni 2020.

Advertising
Advertising

Lagman juga menyebut DPR Filipina gagal merancang sendiri beleid soal ini sehingga mengadopsi penuh naskah dari RUU Anti-Terorisme buatan Senat.

Salah satu penggagas RUU ini juga telah mengundurkan diri yaitu anggota Kongres Rozzano Rufino Biazon.

“Zarate meminta Cayetano memberi anggota Dewan lebih banyak waktu untuk memikirkan pilihan mereka soal undang-undang ini,” begitu dilansir Manila Times.

Secara terpisah, pemimpin Katolik dan Protestan mengecam proses pembuatan undang-undang ini sejak awal. Namun, militer Filipina mendukung pembuatan UU ini dengan alasan aturan lama tidak lagi mencukupi.

Mereka menilai orang-orang yang kritis terhadap pemerintah bisa dibungkam menggunakan undang-undang ini dengan alasan memerangi terorisme.

“Kami meyakini legislasi anti-terorisme ini akan menanggalkan Hak Asasi Manusia dan kebebasan sipil lainnya,” kata kelompok bernama One Faith, One Nation, One Voice, yang menaungi sejumlah pemimpin Kristen dan Katolik.

Dalam pernyataannya, seperti dilansir Rappler, organisasi yang menyuarakan aspirasi rakyat Filipina ini menambahkan,”Kami bicara bahkan dengan menyadari bahwa melakukan ini berbahaya. Pada saat seperti ini, bersikap diam hanya akan memastikan kerusakan dan pelanggaran hak tak terelakkan dari rakyat kami.”

Berita terkait

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

3 hari lalu

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

Pelatih Timnas Filipina, Tom Saintfiet, berburu amunisi tambahan untuk menghadapi dua laga pamungkas Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

4 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

4 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

6 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

6 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

8 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

15 hari lalu

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

26 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

29 hari lalu

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

29 hari lalu

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

Dua bangunan yang rusak paling parah akibat gempa Taiwan masih utuh, memungkinkan penghuninya untuk memanjat ke tempat yang aman melalui jendela.

Baca Selengkapnya