Mike Pompeo Ingatkan Dampak UU Keamanan Nasional Hong Kong

Kamis, 28 Mei 2020 09:00 WIB

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, mengkritik sikap Inggris terhadap Cina dan perusahaan telekomunikasi raksasa Huawei terkait pembangunan jaringan 5G pada Rabu, 8 Mei 2019. Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo pada Rabu, 27 Mei 2020, memperingatkan bawah Hong Kong tidak lagi memenuhi syarat untuk mendapat status khusus di bawah undang-undang Amerika Serikat. Ucapan Pompeo itu berpotensi membawa pergolakan pada Hong Kong yang sekarang telah menjadi sebuah pusat keuangan.

Menurut Pompeo, Cina telah merusak status daerah otonomi yang dimiliki Hong Kong sehingga Amerika Serikat tidak bisa lagi mendorong sertifikasi ulang status perdagangan khusus Hong Kong pra-1997. Saat ini keputusan tinggal tergantung pada Presiden Amerika Serikat Donald Trump apakah akan mengakhiri beberapa keistimewaan ekonomi yang diberikan negaranya kepada Hong Kong atau tetap memberlakukannya.

Demonstran anti-pemerintah berlarian saat melakukan aksi unjuk rasa di Hong Kong, 24 Mei 2020. REUTERS/Tyrone Siu

Pompeo tidak mau memberikan rekomendasi keputusan apa yang harusnya diambil oleh Presiden Trump. Sedangkan Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat wilayah Asia Timur, David Stilwell mengatakan diantara daftar panjang yang bakal menjadi pertimbangan Trump adalah visa dan sanksi ekonomi.

Cina berencana memberlakukan rancangan undang-undang keamanan baru yang telah memicu gelombang unjuk rasa di Hong Kong.

Advertising
Advertising

Sejumlah sumber mengatakan kepada Reuters pemerintahan Trump mungkin mempertimbangkan membekukan sementara tarif spesial untuk ekspor barang-barang dari Hong Kong ke Amerika Serikat sebagai respon atas rencana Cina tersebut. Presiden Trump juga bisa mengincar pejabat di Pemerintah Cina dan pengusaha yang terlibat dalam upaya memberlakukan undang-undang baru itu.

Rancangan undang-undang keamanan yang disorongkan Cina diungkap ke publik pada akhir pekan lalu. Gagasan Beijing itu memicu lagi gelombang unjuk rasa di Hong Kong yang sebelumnya terjadi selama berbulan-bulan, namun sempat mereda karena wabah virus corona.

Pada Rabu, 27 Mei 2020, aparat kepolisian Hong Kong melepaskan tembakan gas air mata dan meriam air ke arah ribuan demonstran yang memprotes rancangan undang-undang itu. Sebanyak 360 orang ditahan dalam unjuk rasa tersebut.

Para pengunjuk rasa meneriakkan tuntutan agar Hong Kong mendapatkan demokrasi penuh dan keinginan merdeka dari Cina. Mereka meneriakkan hanya itu satu-satunya jalan keluar.

Berita terkait

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

2 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

Unjuk rasa mendukung Palestina terus melebar dari AS hingga ke kampus-kampus di Eropa.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

2 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

3 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

4 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

5 hari lalu

Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

Ribuan pengunjuk rasa ikut protes yang dimpimpin kelompok-kelompok Yahudi untuk perdamaian di Brooklyn, New York, mendesak AS berhenti kirim senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Kampus-kampus AS Diguncang Unjuk Rasa Pro - Palestina, Mahasiswa Ditangkapi

7 hari lalu

Kampus-kampus AS Diguncang Unjuk Rasa Pro - Palestina, Mahasiswa Ditangkapi

Polisi menangkapi mahasiswa di New York University yang berunjuk rasa mendukung Palestina.

Baca Selengkapnya

Tunggu Jawaban BRIN, Ratusan Warga Tangsel dan Kabupaten Bogor Kembali Gelar Unjuk Rasa

7 hari lalu

Tunggu Jawaban BRIN, Ratusan Warga Tangsel dan Kabupaten Bogor Kembali Gelar Unjuk Rasa

Warga berencana tetap menggelar unjuk rasa, bila BRIN tak memenuhi permintaan mereka.

Baca Selengkapnya

Penutupan Jalan BRIN, Ratusan Petugas Gabungan Dikerahkan Antisipasi Unjuk Rasa Warga

7 hari lalu

Penutupan Jalan BRIN, Ratusan Petugas Gabungan Dikerahkan Antisipasi Unjuk Rasa Warga

Perwakilan warga yang menolak penutupan jalan BRIN, Rojit mengatakan unjuk rasa ketiga kalinya ini akan digelar di depan kantor BRIN.

Baca Selengkapnya

Lokasi Patung Kuda Arjuna Wijaya Jakarta Kerap Jadi Pusat Unjuk Rasa, Begini Sejarah Pendiriannya

8 hari lalu

Lokasi Patung Kuda Arjuna Wijaya Jakarta Kerap Jadi Pusat Unjuk Rasa, Begini Sejarah Pendiriannya

Patung Kuda Arjuna Wijaya di Jalan Medan Merdeka Jakarta kerap jadi sentral unjuk rasa. Terakhir demo pendukung 01 dan 02 terhadap sengketa pilpres.

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

10 hari lalu

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni

Baca Selengkapnya