Kim Jong Un Berkomitmen Perkuat Program Nuklir untuk Cegah Perang

Minggu, 24 Mei 2020 18:03 WIB

File Foto Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un saat berbicara dalam sebuah pertemuan Biro Politik Komite Sentral Partai Buruh Korea (WPK) pada 11 April, 2020. Korean Central News Agency (KCNA) menuturkan bahwa para pekerja bergembira melihat kehadiran Kim Jong Un dalam peremsian pabrik puuk tersebut. Aditya Jaya Iswara KCNA/via REUTERS/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Kim Jong Un, telah menggelar pertemuan dengan pimpinan militernya untuk membahas kelanjutan program senjata nuklir Korea Utara. Dalam keputusannya, pemimpin agung Korea Utara itu berjanji akan memperkuat program nuklir demi mencegah terjadinya perang nuklir.

"Diputuskan dalam pertemuan adalah kebijakan baru untuk terus meningkatkan program pencegahan perang nuklir," ujar media pemerintah Korea Utara, KCNA, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Ahad, 24 Mei 2020.

Sebagaimana diketahui, penguatan program nuklir adalah bagian dari strategi pencegahan yang disebut sebagai Nuclear Deterrence. Dalam strategi tersebut, negara yang berkonflik atau berpotensi berkonflik memperkuat program nuklir masing-masing untuk saling 'menakut-nakuti' agar tidak ada yang memulai perang. Pesan yang hendak disampaikan, jika perang nuklir dilakukan, maka semua yang terlibat pasti musnah.

Tahun lalu, Presiden Amerika Donald Trump sempat membujuk Kim Jong Un untuk menghentikan program senjata nuklirnya (denuklirisasi). Namun, pandemi virus Corona yang terjadi di akhir tahun 2019 membuat negosiasi Amerika - Korea Utara berhenti di tengah jalan dan belum ada kelanjutannya hingga sekarang.

Kabar baru yang berkembang, stagnannya diskusi denuklirisasi dengan Korea Utara membuat Amerika mempertimbangkan kembali program senjata nuklirnya. Bahkan, Amerika dikabarkan tengah mengkaji kemungkin uji coba senjata nuklir untuk menaikkan daya tawar dalam perjanjian nuklir dengan Rusia, Cina, dan juga Korea Utara.

KCNA melanjutkan laporannya dengan mengatakan bahwa program nuklir Korea Utara adalah bagian dari rencana Kim Jong Un untuk memperkuat kekuatan militernya. Dengan begitu, harapan Kim Jong Un, negaranya bisa lebih cepat merespon potensi ancaman dari asing.

"Dibahas dalam rapat adalah bagaimana meningkatkan daya serang dari persenjataan militer yang dimiliki Korea Utara," ujar KCNA yang dikutip dari Reuters.

Diplomat Cina, Wang Yi, berharap Amerika dan Korea Utara bisa segera melanjutkan pembahasan mereka soal denuklirisasi. "Kami berharap semua pihak yang terlibat, termasuk Amerika, menimbang kembali (kelanjutan denuklirisasi). Jangan menghindar dan menyia-nyiakan kerja kerasa selama ini," ujar Yi.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 menit lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

48 menit lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

5 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

8 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya