TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Unifikasi Korea Selatan meluncurkan seksi baru di situs resminya untuk menangkal hoaks dan berita palsu setelah rumor tentang kondisi kesehatan Kim Jong Un berdampak pada stabilitas semenanjung Korea.
Fake News Response, yang telah beroperasi sejak awal bulan ini, dirancang untuk memberikan informasi yang benar tentang berita palsu dan penanggulangan kementerian, kata para pejabat, seperti dilaporkan oleh Yonhap, 20 Mei 2020.
Pejabat kementerian mengatakan seksi baru situs dibuat untuk mengarsipkan berita palsu. "Kami ingin orang-orang mengunjungi bagian itu, dan mencari tahu apa yang dibuat-buat dan apa yang tidak," katanya.
Dua item telah diunggah di sana memberikan informasi tentang konten YouTube yang ternyata rekayasa.
Salah satunya adalah tentang YouTuber yang mengklaim bahwa masker wajah berlimpah di Korea Utara, sementara mereka kehabisan di Korea Selatan di tengah pandemi virus corona. Yang lainnya adalah tentang YouTuber lain yang mengklaim bahwa pabrik membuat 1 juta masker setiap hari untuk menyediakannya ke Korea Utara.
Kementerian menjelaskan bahwa keduanya telah dihapus dari peredaran online setelah Komisi Komunikasi Korea, lembaga pengawas siaran Korsel, menetapkan mereka sebagai berita palsu.
Desakan tentang membendung penyebaran berita palsu semakin kencang setelah rumor dan berita palsu tentang kondisi pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, tersebar luas. Beberapa laporan bahkan mengklaim Kim Jong Un sudah wafat.
Memburuknya kondisi kesehatan Kim Jong Un dilaporkan pertama kali oleh NK Daily dan CNN yang mengutip sumber anonim. Dilaporkan kondisi Kim Jong Un kritis pasca-operasi kardiovaskular, dan juga berdasarkan ketidakhadiran Kim Jong Un pada acara penting 15 April untuk memperingati pendiri Korea Utara, Kim Il Sung. Dua spekulasi ini menyebar di media Barat.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri peresmian pabrik pupuk, di wilayah utara ibu kota, Pyongyang, dalam gambar ini dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara pada 2 Mei 2020. [KCNA / via REUTERS]
Para pejabat Korea Selatan, termasuk menteri unifikasi, berulang kali menolak desas-desus semacam itu dan menyebutnya berita palsu, tetapi spekulasi bertahan hingga Kim Jong Un muncul di depan umum 20 hari setelah absen, tersenyum lebar dan tidak menunjukkan tanda-tanda sakit.
Badan intelijen Korsel, National Intelligence Service (NIS), bahkan mengatakan mengatakan kepada anggota parlemen dalam rapat tertutup bahwa tidak ada tanda-tanda Kim Jong Un telah menjalani operasi jantung
Namun, rumor tentang Kim Jong Un berdampak pada pasar saham dan keuangan Korea Selatan. "Kami telah menyaksikan efek berita palsu terhadap pasar saham dan keuangan," kata Menteri Unifikasi Korea Selatan Kim Yeon-chul pada awal Mei.
Rumor kondisi kesehatan dan berita kematian Kim Jong Un, telah melemahkan nilai won Korea Selatan terhadap Dolar AS, menurut laporan Bloomberg pada 21 April.
Rumor kematian Kim Jong Un membuat investor tidak menunggu untuk bereaksi: aset Korea Selatan merosot dan langkah risk-off di pasar global langsung bergerak cepat.
CNBC melaporkan won Korea Selatan turun 0,74% diperdagangkan pada 1.229,59 per dolar pada 20 April. Sebelumnya, won telah jatuh ke level rendah 1,241.15 terhadap dolar AS.
Penyebaran berita palsu menunjukkan betapa mudahnya informasi yang tidak berdasar tentang Korea Utara dan para pemimpinnya dapat menimbulkan spekulasi liar dan menimbulkan kekacauan di wilayah tersebut, apalagi memasuki lingkaran Kim Jong Un sangat sukar sehingga media biasanya mengandalkan citra satelit dan rilis kantor berita Korea Utara.