Mengenal UU Keamanan Nasional Hong Kong yang Dibuat Cina

Sabtu, 23 Mei 2020 13:45 WIB

Ketua Eksekutif Hong Kong Carrie Lam tiba untuk menyampaikan pidato kebijakan tahunannya, sebagai protes anggota parlemen pro-demokrasi, di Dewan Legislatif di Hong Kong, Cina, 16 Oktober 2019. REUTERS/Tyrone Siu

TEMPO.CO, Jakarta - Cina mendapat reaksi keras ketika merencanakan pembuatan Undang-undang Keamanan Nasional untuk Hong Kong. Beberapa yang mengkritik keras adalah Amerika serta penggiat demokrasi di Hong Kong itu sendiri. Apa sebenarnya UU Keamanan Nasional Hong Kong? Kenapa aturan itu menimbulkan reaksi keras? Berikut beberapa detil soal UU Keamanan Nasional Hong Kong yang dikutip dari Channel News Asia, Sabtu, 23 Mei 2020.

1. Dipicu Unjuk Rasa Hong Kong
Unjuk rasa anti-pemerintah yang telah berlangsung berbulan-bulan di Hong Kong adalah pemicu utama diusulkannya UU Keamanan Nasional Hong Kong. Unjuk rasa itu sendiri, pada intinya, mempermasalahkan regulasi ekstradisi ke Cina yang dikhawatirkan akan memperkuat pengaruh Cina ke Hong Kong. Di sisi lain, ada ketakutan hal itu akan membuka kemungkinan terjadinya pengadilan yang timpang.

Bulan lalu, Perwakilan Cina di Hong Kong, Luo Huining, mengatakan bahwa pemerintahnya tidak bisa menunggu lebih lama perihal pengendalian unjuk rasa itu. Kepada Pemerintah Hong Kong, mereka menegaskan bahwa UU Keamanan Nasional dibutuhkan agar unjuk rasa tak berlarut-larut. Adapun hal yang akan diatur meliputi pengkhianatan, kudeta, subversi, serta hasutan.

2.Dianggap Mengancam Kebebasan Berpendapat
Mengacu pada Peraturan Pemerintah tentang Konstitusi Hongkong, pemerintah setempat diwajibkan untuk membuat aturan yang pada intinya mencegah pengkhianatan, kudeta, hasutan, dan subversi kepada Pemerintah Cina. Pada tahun 2003, Pemerintah Hong Kong sempat mencoba merumuskan aturan tersebut, namun gagal karena ditentang warga.

Setelah 17 tahun berlalu, Cina memutuskan untuk turun tangan sendiri membuat aturan tersebut. Merasa Hong Kong merupakan bagian dari Cina, negeri tirai bambu tersebut merasa berhak untuk mengambil alih pembuatan regulasi. Dari situ, muncul rencana pembuatan UU Keamanan Nasional Hong Kong.

Sulitnya kebebasan berpendapat di Cina membuat publik khawatir perihal apa yang akan terjadi jika Cina yang mengatur langsung unsur-unsur "pengkhianatan, kudeta, subversi, dan hasutan" tersebut. Penggiat demokrasi memprediksi Cina akan menekan segala bentuk pendapat atau gerakan yang mendorong demokrasi untuk Hong Kong.

3.Ditargetkan Beres Bulan Juni
Parlemen Cina dijadwalkan menyelesaikan rancangan UU Keamanan Nasional Hong Kong pada Kamis pekan depan, hari terakhir dari sidang tahunan parlemen. Setelah itu, rancangan akan difinalisasi pada bulan Juni untuk menegaskan kendali Cina atas keamanan nasional Hong Kong.

Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam bersumpah untuk sepenuhnya kooperatif terhadap aturan baru tersebut. Ia berkata, Hong Kong akan membantu agar legislasi itu bisa segera diselesaikan untuk melepas tanggung jawab atas keamanan Hong Kong ke Cina.

Penggiat demokrasi dan hak asasi manusia berencana menggagalkan finalisasi UU Keamanan Nasional itu. Mereka tidak ingin sistem "Satu Negara, Dua Sistem" yang berlaku untuk Hong Kong pada akhirnya berubah menjadi "Satu Negara, Satu Sistem".

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

5 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

6 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

7 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

11 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

14 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

1 hari lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

1 hari lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya