Presiden Taiwan Menolak Usulan Satu Negara Dua Sistem Cina

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Rabu, 20 Mei 2020 14:34 WIB

Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen. REUTERS/Ann Wang

TEMPO.CO, Taipei – Pemerintah Taiwan menginginkan dialog dengan Cina tapi tidak bisa menerima proposal satu negara dua sistem.

Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, mengatakan kedua negara harus mencari cara untuk hidup berdampingan.

Tsai menyampaikan ini dalam pidato kepresidenan setelah menjalani sumpah jabatan untuk periode kedua atau terakhir sebagai Presiden Taiwan.

Menurut Tsai, hubungan Taiwan dan Cina telah mencapai titik balik bersejarah.

“Kedua pihak memiliki tugas untuk mencari cara untuk hidup berdampingan untuk jangka panjang dan berusaha mencegah sikap antagonisme dan perbedaan yang intensif,” kata Tsai seperti dilansir Reuters pada Rabu, 20 Mei 2020.

Advertising
Advertising

Tsai memenangkan pemilu Presiden Taiwan pada Januari dengan dukungan Partai Progresif Demokrat.

Dia menjanjikan sikap tegas terhadap Cina, yang mengklaim Taiwan sebagai bagian dari negara itu.

Pemerintah Cina juga telah menyatakan akan menggunakan kekuatan agar Taiwan tunduk kepada Beijing.

“Saya ingin mengulangi kata-kata perdamaian, demokrasi, dan dialog. Kami tidak akan menerima kata-kata dari otoritas Beijing satu negara dua sistem untuk melemahkan Taiwan an melemahkan hubungan lintas selat. Kami berkukuh pada prinsip ini,” kata Tsai.

Prinsip satu negara dua sistem adalah konsep Cina untuk memberikan hak otonomi kepada Taiwan seperti yang diberikan kepada Hong Kong. Hong Kong dikembalikan kepada Cina oleh Inggris pada 1997.

Cina menawarkan konsep ini kepada Taiwan meskipun mayoritas partai utama di Taipei menolaknya.

Saat ini, seperti dilansir Reuters, Hong Kong justru mengalami gejolak politik besar karena publik mendesak penerapan demokrasi penuh dan menolak intervensi asing yaitu Beijing.

Warga Hong Kong menggelar berbagai unjuk rasa untuk menolak legislasi ekstradisi, yang kerap berakhir bentrok dengan petugas polisi. Sebagian aktivis Hong Kong datang ke Taiwan untuk menggalang dukungan melawan Cina.

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

7 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

16 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

19 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

19 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

20 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

4 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya