Amerika Ancam Bekukan Dana WHO, Cina Siap Beri Bantuan

Selasa, 19 Mei 2020 15:59 WIB

Direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus. Christopher Black/WHO/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemik virus corona yang terjadi di lebih dari 100 negara di dunia telah membuat Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menjadi sorotan. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengkritik WHO, sebaliknya Presiden Cina Xi Jinping tampak memberi dukungan dengan berjanji memberikan dana bantuan agar bisa digunakan WHO dalam menangani Covid-19.

Presiden Trump mencela atas sebuah upaya menutup-nutupi wabah ini oleh setidaknya satu negara anggota PBB. Trump juga menyebut hasil kerja WHO sangat menyedihkan dalam penanganan virus corona. Walhasil, Trump meyakinkan akan membuat sebuah keputusan soal pendanaan Amerika Serikat kepada lembaga PBB itu secepatnya.

“Amerika Serikat membayar mereka (WHO) US$ 450 juta per tahun (Rp 6,6 triliun). Sedangkan Cina membayar mereka US$ 38 juta per tahun (Rp 563 miliar). Mereka itu Cina-sentris yang akan membuatnya lebih bagus, namun mereka boneka Cina,” kata Trump di Gedung Putih.

Petugas menggunakan masker saat melayani pengunjung yang memesan makanan di food court sebuah mall setelah meredanya pandemi virus corona atau COVID-19 di Beijing, Cina, 15 Mei 2020. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

Trump sebelumnya telah menangguhkan pendanaan Amerika Serikat ke WHO setelah menuding lembaga itu terlalu Cina-sentris. Pada saat yang sama, Trump juga mengkritik Beijing yang dianggap kurang transparan ketika virus corona masih ditahap-tahap awal.

Advertising
Advertising

Wabah virus corona menyebar pertama kali di Kota Wuhan Cina, pada Desember 2019. Situs reuters.com menulis, sampai Mei 2020, diperkirakan ada lebih dari 4,71 juta orang terinfeksi virus corona dan 312.826 pasien virus corona meninggal.

Menteri Kesehatan Amerika Serikat Alex Azar tidak menyebut Cina secara langsung, namun jelas Washington menilai WHO ikut bertanggung jawab.

“Kita harus jujur untuk satu alasan utama atas wabah ini menyebar di luar kendali. Ada sebuah kegagalan oleh organisasi ini untuk memberikan informasi yang dibutuhkan dunia, kegagalan yang merugikan banyak korban jiwa,” kata Azar.

Membalas tuduhan Amerika Serikat, Menteri Kesehatan Cina, Ma Xiaowei, mengatakan Beijing sudah bersifat terbuka dalam mengumumkan wabah ini dan membagikan informasi gen virus ini. Ma pun mendesak negara-negara di dunia agar menentang rumor, stigmatisasi dan diskriminasi.

Ketika Amerika Serikat mempertimbangkan kembali pendanaannya pada WHO, Presiden Xi berjanji menggelontorkan dana lebih dari US$ 2 miliar atau Rp 29 triliun agar bisa digunakan WHO dalam menghadapi Covid-19, khususnya di negara-negara berkembang. Uang itu akan diserahkan secara bertahap dalam tempo dua tahun.

Jumlah uang bantuan Beijing persis dengan anggaran pengeluaran tahunan WHO tahun lalu. Uang bantuan itu, bisa juga untuk mengkompensasi dana dari Amerika Serikat yang dibekukan oleh Trump.

Tak mau dipojokkan, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan lembaga pimpinannya sudah memberi peringatan sejak awal soal bahaya virus corona, bahkan mengingatkannya berulang-ulang. Ketika WHO mengumumkan darurat global pada 30 Januari 2020, ada kurang dari 100 kasus virus corona di luar Cina dan saat itu belum ada kematian akibat virus ini.

WHO menggunakan sistem pendanaan yang sama dengan badan-badan PBB lainnya. Diantaranya kontribusi (uang) dari negara-negara anggota yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan populasi.

WHO bebas menggunakan uang diterima lembaga itu. Artinya, bisa digunakan untuk program atau aktivitas apapun dari lembaga tersebut. Namun ada dana sukarela yang diberikan kepada WHO, yang penggunaannya untuk tujuan spesifik dan hanya boleh digunakan pada program khusus atau aktivitas yang diputuskan oleh si negara pendonor.

Keputusan Presiden Trump baru-baru ini yang akan membekukan sementara pendanaannya ke WHO di tengah pandemik virus corona, memancing kontroversi. Amerika Serikat adalah salah satu negara pendonor terbesar WHO, yang berkonstribusi hampir US$ 90 juta atau Rp 1,3 triliun atau 16 persen dari total anggaran pengeluaran lembaga itu pada 2018 – 2019.

reuters.com | theconversation.com

Berita terkait

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

17 menit lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

4 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

5 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

5 jam lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

6 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

7 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

8 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

9 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

9 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya