Trump Pertimbangkan Amerika Keluar dari Keanggotaan WHO

Selasa, 19 Mei 2020 15:42 WIB

Presiden AS Donald Trump berbicara tentang upaya pemerintah untuk mengembangkan vaksin ketika Dr. Debbie Birx, koordinator respons virus corona Gedung Putih, dan Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS Dr. Anthony Fauci mendengarkan selama konferensi pers terkait virus corona di Rose Garden di Gedung Putih di Washington, AS, 15 Mei 2020. [REUTERS / Kevin Lamarque]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika, Donald Trump, memberikan ancaman ke WHO di acara World Health Assembly. Kepada organisasi kesehatan dunia itu, Trump mengatakan bahwa Amerika akan menahan donasi secara permanen dan keluar dari keanggotaan jika WHO tidak berbenah. Jangka waktu yang diberikan, 30 hari.

"Jika WHO tidak berkomitmen untuk membenahi diri dalam 30 hari ke depan, maka penahanan donasi akan saya buat menjadi permanen dan Amerika keluar dari keanggotaan," ujar Trump kepada Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 19 Mei 2020.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Amerika menahan donasi ke WHO karena merasa organisasi kesehatan tersebut bekerja dengan buruk. Selain itu, Amerika memandang WHO terlalu Cina sentris, menuduhnya membantu Cina menutup-nutupi fakta soal penyebab wabah virus Corona. Nilai donasi yang ditahan, kurang lebih, US$600 juta.

Awalnya, penahanan donasi tersebut hanya bersikap temporer dan tidak disertai ancaman penahanan secara permanen. Namun, hal itu berubah ketika Amerika mengikuti acara World Health Assembly yang digelar secara virtual.

Sebelum memberikan ultimatum penahanan donasi secara permanen, Trump juga menyebut WHO menunjukkan performa yang menyedihkan selama pandemi virus Corona (COVID-19). Akibatnya, menurut pemerintahan Trump, banyak korban berjatuhan. Hingga berita ini ditulis, virus Corona sudah memakan 320 ribu korban jiwa di dunia.

Trump berpendapat, akan lebih mudah bagi WHO untuk memperbaiki diri apabila organisasi tersebut mencoba independen dari Cina. Di matanya, WHO terlalu dekat dengan Cina sehingga segala keputusan terkesan melindungi Cina, termasuk soal keputusan tidak mengikutkan Taiwan dalam keanggotaan.

"Administrasi saya sudah memulai pembicaraan dengan Tedros (Adhanom Ghebreyesus) untuk membicarakan reforma (WHO)," ujar Trump menambahkan.

Kemarin, WHO berjanji akan menggelar evaluasi respon global terhadap pandemi virus Corona (COVID-19). Hal tersebut menyusul adanya resolusi Uni Eropa yang didukung 194 negara anggota WHO. Adapaun WHO ikut dalam bagian yang harus dievaluasi.

Cina, yang kerap dituding terlalu dekat dengan WHO, termasuk yang menyetujui evaluasi itu. Namun, Cina hanya mau mendukungnya apabila WHO yang memimpin evaluasi.

ISTMAN MP | REUTERS

Advertising
Advertising

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

5 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

16 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

20 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

2 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

3 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

3 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

4 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya