Berdoa Dengan Penganut Agama Lain, Paus Fransiskus Dikritik

Jumat, 15 Mei 2020 11:35 WIB

Paus Fransiskus berpelukan dengan Imam Besar Al Azhar Ahmad el Tayebdi Cairo, Mesir pada April 2017. [EGYPT TODAY]

TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus memicu kritik dari kelompok ultra konservatif ketika dirinya mengikuti doa bersama yang melibatkan penganut agama lain. Menurut mereka, Paus beribadah dengan kafir walaupun konteksnya kala itu adalah mendoakan para korban virus Corona (COVID-19).

Paus Fransiskus sendiri sudah menduga bahwa akan ada pihak yang tidak senang dengan langkahnya. Meski begitu, ia memutuskan untuk tetap lanjut mengikuti doa bersama yang berlangsung pada hari Kamis kemarin. Ia mengatakan, tidak sepantasnya dengan siapa ia berdoa dipermasalahkan.

"Kenapa kami semua tidak boleh berdoa kepada Tuhan? Masing-masing dari kami memiliki cara berdoanya sendiri. Lagipula, kami berdoa untuk semua orang, bukan untuk memusuhi satu sama lain," ujar Paus Fransiskus sebagaimana dikutip dari Reuters pada hari ini, Jumat, 15 Mei 2020.

Doa bersama yang diikuti Paus adalah kegiatan yang diinisiasi oleh Dewan Persaudaraan Kemanusiaan (Committee of Human Fraternity) yang berbasis di Abu Dhabi. Dewan yang memiliki fungsi untuk menciptakan dialog antar umat beragama tersebut terdiri atas pemuka agama Islam, Yahudi, Protestan, Katolik, dan sebagainya. Kardinal dari Vatikan pun ada di dalamnya.

Pada hari Kamis kemarin, Dewan tersebut menggelar doa bersama untuk mendukung mereka yang berjuang selama masa pandemi virus Corona. Hal itu berlaku untuk pasien, petugas medis, keluarga korban, dan tak terkecuali mereka yang berjuang menemukan vaksin. Selain itu, mereka juga menggelar puasa dan melakukan kegiatan amal.

Sayangnya, kegiatan tersebut ditentang oleh kelompok ultra konservatif Katolik. Salah satunya adalah Rorate Caeli yang terkenal sangat tradisionalis. Lewat tweet-tweetnya, mereka menyebut Paus tidak seharusnya beribadah dengan kafir.

Mereka juga mengejek puasa yang diikuti oleh Paus Fransiskus. Mereka berkata, Katolik tidak seharusnya puasa pada saat ini, namun makan. Mereka melampirkan gambar meja yang penuh dengan makanan, termasuk yang berbahan dasar babi, pada tweet tersebut. Sebagaimana kita ketahui, Muslim dan Yahudi tidak memakan babi.

Ejekan tersebut bukan yang pertama diterima Paus Fransiskus dari kelompok ultra konservatif. Ketika Jorge Mario Bergoglio diangkat menjadi Paus Fransiskus, mereka terus menyerangnya karena pemikirannya yang progressif. Paus Fransiskus sendiri memang terkenal akan sikapnya yang menekankan kasih di atas doktrin yang kaku.

Karena sudah terbiasa diejek, Paus Fransiskus tidak membalas ejekan dan kritik yang ada. Lewat tweetnya sendiri, ia berkata, "Semoga Tuhan mengampuni kita semua dan mengakhiri tragedi ini, pandemi ini, termasuk pandemi berupa kelaparan, perang, dan minimnya akses ke pendidikan. Mari kita memohon sebagai sebuah persaudaraan, bersama-sama."

ISTMAN MP | REUTERS




Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

9 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

16 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

18 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Kuburan Massal di Gaza, Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah

10 hari lalu

Top 3 Dunia: Kuburan Massal di Gaza, Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah

Top 3 Dunia dibuka dengan kabar tentang temuan kuburan massal di Gaza oleh badan layanan Palestina berisi 210 jasad.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

11 hari lalu

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.

Baca Selengkapnya